"Ck sialan."
Decakan serta hembusan nafas kasar sedari tadi terus Leon lakukan, masih di tempat yang sama Leon sama sekali belum pulang bahkan sudah lebih dari satu minggu dia masih betah di tempat tongkrongannya.
Pikiran nya masih berpusat pada pertengkarannya dengan Bara beberapa hari lalu, ia akui dirinya tak sampai memikirkan gimana perasaan Gheisha kalau memang adiknya yang menjadi korban waktu itu. Ck, memikirkan itu membuat rasa bersalah dalam hatinya, kenapa ia tak berfikir sampai situ.
"Huh... Bahkan Bara lebih kenal Gheisha dari pada gue. Ck si bodoh ini harus gimana Ghe? Gue bodoh banget argghhh..."
Teriak Leon frustasi bahkan melempar vas bunga di meja yang berada di depannya, ruangan santai yang sekarang Leon tempati sungguh sudah tak terlihat rapi sedikitpun, banyak barang yang berserakan serta benda benda kaca yang sudah pecah bertebaran di lantai.
Jangan tanya gimana reaksi Geo dan Bara mereka berdua sudah duduk disudut ruangan itu sambil menatap malas Leon. Geo yang menatap Leon dengan muka cengo 'gila beneran tuh bocah' batin nya bingung melihat sahabatnya mengamuk.
Bara sendiri hanya duduk bersandar dengan melipatkan tangannya di dada, 'mampus' muka yang Bara tunjukkan terkesan biasa saja bahkan tampak tak minat menatap Leon yang sekarang sudah seperti orang kesurupan.
Bara dan Leon masih bertengkar namun tak adu jotos mungkin bertengkar ala mereka itu hanya tak saling berbicara dan bercanda, kalau kumpul bareng mah masih lanjut.
"Akhhh Bara anjing.."
"Lo yang goblok monyet."
Tak terima dengan teriakan Leon yang mengumpat dirinya, Bara lantas ikut berseru balik mengumpat dengan mata yang menatap Leon sinis.
"Ck, gak anjing gak monyet sama sama babi emang."
Teriak Geo kesel sendiri dengan perdebatan tak jelas mereka, mereka berantem atau pun tidak sama sama ngeselin memeng. "Berantem tuh adu jotos bukan malah saling ngumpat."
Plak
"Akhh si anjing, sakit bego main tampol aja lo." ringis Geo saat Bara memukul belakang kepalanya.
"Gak usah kebanyakan bacot makanya lo, tuh urusin temen tantrum lo."
"Temen lo juga ngab."
Bara melirik Geo sekilas sebelum menatap Leon yang masih teriak teriak tak jelas sambil membuang apapun yang ada di dekatnya. 'Cih, orang gak jelas' batin Bara dengan berdecih menatap kearah yang lain.
"Gue gak punya temen goblok."
Geo memijat pelipis nya merasa pening dengan kelakuan kedua sahabatnya yang kalau bertengkar semakin kelihatan goblok natural nya. Bosan juga dirinya melihat Leon yang seperti orang gila beberapa hari ini, rasanya ia yang akan gila beneran karna dua orang menyebalkan ini yang sialnya adalah sahabatnya.
Belum juga mikirin nasib ruangan santai mereka yang berantakan karena si tantrum Leon, ah jika begini dirinya yang akan darah tinggi. Segera ia bangkit menghampiri Leon yang sedang melempar bantal sofa, lihat bahkan muka Leon terlihat mengerikan dengan kantung mata menghitam rambut lepek dan acak acakan, entah kapan terakhir kali Leon mandi.
"Ck, lo mau buat tempat ini roboh apa? Tantrum dari kemarin gak selesai selesai." omel Geo dengan berkacak pinggang sudah terlihat seperti emak emak yang sedang memarahi anaknya.
"Udah kayak kucing birahi aja lo teriak teriak gak jelas, mandi sono."
"Sialan lo."
Umpat Leon tak terima di samakan dengan kucing, tidak tau saja mereka kalau dirinya benar benar sedang stres memikirkan bagaimana permasalahan dengan adiknya yang belum selesai. Belum lagi ia sedang khawatir tentang keadaan Gheisha yang masih belum ada kabar sama sekali, bi Ima yang ia yakini selalu menjaga Gheisha pun hanya diam saat di tanya, ia yakin papanya yang menyuruh untuk bi Ima agar tak membicarakan keadaan Gheisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gheisha
Teen Fiction"K-kak, kak Rivan mau apa?" Punggung Gheisha menubruk dinding dibelakangnya, sungguh tubuhnya sudah bergemetar ketakutan melihat kakak iparnya semakin mendekat kearah dirinya. Apalagi melihat tatapan kakak iparnya yang berbeda dari sebelumnya. Ia h...