Part|| 7

1K 28 8
                                    


Gheisha tersenyum melihat pesan yang dikirim Gemma, lalu dengan cepat membalas pesan itu. Ia menoleh menatap Nara kembali saat gadis itu masih asik bercerita.

"Masa ya Ghe, kemarin gue dikasih cincin sama Hendra." Nara bercerita dengan semangat sambil menunjukkan tangannya yang memakai cincin pemberian pacarnya itu dengan senyuman yang tidak luntur sejak ia mulai bercerita.

"Dia mau melamar kamu gitu maksudnya?" tanya Gheisha sambil melihat cincin ditangan Nara.

"Gak tau Hendra cuma bilang. Aku akan secepatnya ke rumah kamu buat ketemu orang tua kamu. Gitu." ucap Nara masih dengan tersenyum lebar.

Gheisha hanya menggeleng melihat tingkah sahabatnya ini, "Kalau dilihat dari bentuk cincinnya emang kayak cincin lamaran sih Ra," ucapnya.

Ia juga tidak heran kalaupun Hendra benar benar ingin melamar Nara. Mereka memang sudah lama berpacaran, dan Hendra pun sudah cukup dewasa, sudah menghasilkan uang sendiri juga walaupun masih kuliah.

"Yahh aku bentar lagi ditinggal nikah dong sama kamu." lanjut Gheisha menggoda Nara.

Nara yang mendengarnya pun tersenyum malu dengan semburat merah di pipinya.

"Ghe, jangan gitu gue jadi malu tau." ucap Nara sambil menutupi wajahnya dengan tangan.

"Jangan lupa ngundang aku ya Ra." Ucap Gheisha yang mana membuat Nara semakin malu. Gheisha hanya tertawa geli melihat Nara yang salah tingkah sendiri.

Mereka terus asik bercerita sambil menunggu pesanan mereka diantar. Saat keduanya masih serius dengan obrolan mereka, tiba tiba ada yang menyeret kursi tepat di samping kiri Gheisha dan didepan mereka berdua. Dengan spontan mereka menoleh ke sumber suara decitan kursi tersebut.

Mereka berdua terkejut bukan main melihat Leon, Bara serta Geo sudah duduk di tempat yang sama dengan mereka. Bara yang duduk di samping kiri Gheisha dan Leon duduk berhadapan dengannya dan Geo disebelah cowok itu.

"Gapapa kan kita duduk disini? Tempat lain udah penuh." Geo berucap sambil menatap Gheisha dan Nara bergantian.

Spontan mereka berdua menatap sekeliling dan benar semua meja sudah terisi penuh. Nara hanya mengangguk menanggapi, sedangkan Gheisha menunduk takut melihat Leon yang sedari tadi menatapnya dengan datar.

Bara menatap Gheisha disampingnya, "Udah pesen?"

"Udah." jawab Gheisha bersamaan dengan pesanannya sampai. Tak lama pesanan mereka bertiga pun sampai.

"Kenapa cuma pesen roti?" tanya Bara.

"Ujung bibir Ghe masih sakit." bukan Gheisha yang menjawab melainkan Nara, dengan melirik Leon didepannya.

"Gara gara tuh nenek lampir Ghe?" tanya Geo.

"Ee ini.."

"Minggir," ucapan Gheisha terpotong saat Gemma datang serta langsung menyuruh Bara menyingkir dengan menatap tajam cowok itu.

"Gue duluan yang duduk disini." Bara berucap dengan datar.

"Gue yang pacarnya Gheisha dan gue lebih berhak duduk di samping cewek gue." Gemma semakin menatap Bara dengan marah.

Mereka berdua beradu tatapan tajam cukup lama, masih dengan pendirian masing masing tanpa ada yang ingin mengalah. Gheisha sendiri sudah bingung mencari cara agar melerai perdebatan kecil ini. Sampai suara intrupsi seseorang membuat dua orang yang sedang beradu tatapan tajam itu menoleh.

"Pindah." ucap Leon sambil melirik kursi disampingnya.

Bara yang mengerti pun dengan tidak rela bangkit dan pindah ke sisi Leon, masih dengan tatapannya yang mengarah ke Gemma dengan sengit.

GheishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang