Part|| 14

755 23 2
                                    

Nara membawa Gheisha ke rumahnya, lalu membawanya duduk dikursi ruang tamu. Nara memperhatikan wajah Gheisha, dari sorot matanya masih terlihat ketakutan yang kentara. Gheisha hanya duduk diam sambil menatap kosong ke depan dengan air mata yang masih terus mengalir membasahi pipinya, wajahnya yang pucat semakin terlihat. Rambutnya terlihat sedikit acak acakan, baju sekolahnya pun terlihat sama berantakannya. Hati Nara ikut sedih melihat penampilan kacau sahabat nya, ia semakin merasa bertambah bersalah.

Ini salahnya, karena dirinya Gheisha hampir kembali dilecehkan oleh kakak ipar gilanya itu. Karenanya Gheisha kembali merasakan ketakutan serta trauma yang selama ini coba dia sembuhkan.

"Ghe.." panggil Nara pelan.

"Aku takut Ra.." sahut Gheisha. "Gimana nasib aku di rumah nanti?" lanjutnya sambil menoleh menatap Nara.

Hati Nara terasa nyeri melihat sorot mata yang Gheisha tunjukkan saat menatapnya, terlihat begitu lelah seperti kehilangan arah hidup.

"Aku lelah sama keadaan hidup aku Ra. Bahkan menangis udah gak buat aku lebih baik, mau aku nangis ataupun enggak semuanya akan sama aja."

"G-Ghe.." suara Nara terdengar bergetar, bahkan untuk melanjutkan kalimatnya pun ia tidak sanggup.

"Kali ini aku beruntung masih ada yang bisa nolong aku. Tapi kalau di rumah nanti siapa yang bisa nolong aku? Di rumah aku bener bener sendirian Ra, mereka gak mungkin nolong aku. Aku gak sekuat itu untuk nahan semua ini sendiri, entah berapa kali aku mau nyerah sama hidup aku Ra. Aku capek, aku takut bahkan untuk tidur pun aku takut Ra. Semua kejadian itu masih terekam jelas dalam ingatan aku, kenangan buruk itu selalu berputar layaknya kaset rusak dalam kepala aku Ra, mereka selalu datang menghantui seakan akan enggak biarin aku lupain hal itu." keluh Gheisha.

Nara ikut menitihkan air matanya mendengar ungkapan perasaan yang selama ini Gheisha rasakan. Ia ikut merasakan sakitnya jika ada diposisi seperti yang Gheisha alami, ia belum tentu akan sekuat Gheisha. Nara langsung menarik tubuh Gheisha untuk di peluknya.

"Jangan ngerasa sendiri Ghe, Lo punya Gue." ucap Nara menenangkan. Mengelus punggung rapuh sahabatnya, ia ikut menangis mendengar kalimat yang Gheisha ucapkan rasanya ia ikut terluka walau hanya mendengar sebagian keluh kesah sahabatnya ini.

"Ghe l-lengan lo." panik Nara saat melihat seragam bagian lengan Gheisha terdapat bercak darah lalu segera melepaskan pelukannya.

Gheisha ikut mengalihkan pandangannya ke arah lengannya, dan benar terlihat ada sedikit noda darah di lengan seragamnya. Ah, pasti karena berontakannya saat melepaskan diri dari Rivan tadi apalagi ia baru memberi goresan itu tadi malam yang membuat darahnya kembali keluar.

Dengan cepat Nara mengangkat lengan seragam Gheisha. Matanya membulat kaget saat melihat beberapa goresan luka yang masih basah, bahkan yang terlihat sudah mengering pun ada. Nara menatap luka itu lekat lalu mengalihkan pandangannya ke arah Gheisha dengan tidak percaya.

"G-Ghe...L-lo gak nyakitin diri lo sendiri kan?" tanyanya mencoba menyangkal tentang apa yang ada di pikirannya saat melihat luka goresan itu.

Gheisha hanya diam dengan matanya yang masih menatap lengannya sendiri, ia enggan menjawab.

"Jawab Ghe." suaranya naik satu oktaf.

"Gak ada alasan aku gak nyakitin diri aku Ra, orang yang terlihat baik baik aja mungkin itu hanya di fisik, tapi batin dan mentalnya udah hancur tak tersisa. Aku, udah kalah sama trauma aku. Aku kalah dengan akal sehat aku sendiri Ra." jawab Gheisha dengan suara bergetar.

"Selama ini aku selalu mencoba untuk terlihat baik baik aja, tapi nyatanya malah buat aku makin terluka. Aku sendirian dengan semua luka dan trauma yang harus aku sembuhin sendiri. Bohong kalau aku bilang baik baik aja, bohong kalau aku gak kesepian." Gheisha berhenti sejenak mengambil nafas dalam dalam mencoba meredakan dadanya yang terasa sesak. "Sampai saat ini aku juga bingung dengan tujuan hidup aku, aku seakan akan cuma hidup tanpa adanya arah yang pasti hanya mengikuti kemana angin akan membawa aku. Bahkan aku juga gak tau alasan apa yang membuat aku masih bertahan sampai saat ini."

GheishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang