Gheisha tersenyum canggung saat baru memasuki kelas ia sudah mendapati banyak tatapan bermacam macam dari teman teman sekelasnya. Ada yang menatapnya sambil mencibir dengan tatapan sinis, ada yang menatapnya tak suka juga yang menatapnya acuh tak acuh merasa tak peduli dengan keberadaan Gheisha.
Gheisha menggigit bibirnya sambil menundukkan kepalanya tak mau menatap mereka. Nara yang sadar pun membalas tatapan mereka dengan garang, mereka yang sadar pun langsung mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Ck, gak usah peduliin mereka! Ayo duduk." ajak Nara masih menatap teman sekelasnya dengan mata melotot.
Huhh
Memang Gheisha pantas mendapatkan itu, sedari ia kelas 10 ia selalu banyak ijin dan masuk lagi sesuka hati. Gheisha tau ini memang bukan kesalahannya tetapi ia tetap merasa bersalah, ia pun tak ingin banyak bolos dan ijin untuk tidak berangkat sekolah seenaknya seperti ini, jika di tanya pun ia tak mau seperti itu.
Mereka yang tak tau pasti selalu berfikir yang buruk tentangnya, apalagi saat ia kembali masuk sekolah setelah ijin ataupun absen Gheisha selalu datang dengan keadaan yang buruk. Entah ia berpakaian tertutup dan memakai masker sepanjang jam sekolah, atau berjalan dengan keadaan pincang. Tak ada alasan lain sebenarnya yang membuat ia tak berangkat sekolah, hanya satu alasan yaitu kemarahan Papa Mamanya.
"Ghe!! Gheisha!.." panggil Nara.
"Hah, o-ohh kenapa?" kaget Gheisha, ternyata mereka sudah sampai di tempat duduk mereka.
"Lo yang kenapa? Gue dari tadi manggil lo gak di jawab." Gheisha meringis kecil merasa tak enak karena melamun ia sama sekali tak mendengar suara Nara yang memanggilnya.
"Maaf aku gak denger, tadi kamu ngomong apa?" ucap Gheisha sambil meletakkan tasnya di kursi.
"Gue butuh penjelasan lo!" ucap Nara serius.
"Aaa soal itu? Emm..." bingung Gheisha sambil menggulirkan bola matanya kesana kesini tak ingin bersitatap dengan Nara.
"Apa? Lo kenapa?" desak Nara tak sabar mendengar alasan kenapa Gheisha absen selama itu.
"Huh aku.." belum sempat Gheisha melanjutkan ucapannya dobrakan pintu yang didorong keras dari luar mengalihkan ia dan yang lainnya ke arah pintu.
Brakkk
Terlihat Gemma berdiri memegang gagang pintu sedang menatap seisi kelas dengan nafas memburu, saat pandangan ia dan Gheisha bertemu Gemma langsung berlari menuju tempat Gheisha duduk.
"GHEISHA!!" seru Gemma sambil berlari mendekat.
"Huh huh, Ghe!" baru saja Gheisha berdiri Gemma langsung memeluknya dengan erat.
"Ka-kak! Banyak orang lepas dulu." gugup Gheisha apalagi sekarang mereka sudah menjadi pusat perhatian.
"Biarin seperti ini dulu Ghe, aku kangen." lirih Gemma, ia benar benar merindukan gadisnya ini. Tak hanya rindu ia juga benar benar khawatir, melihat gadisnya sudah berangkat sekolah lagi membuat ia senang dan lega.
Gheisha pun akhirnya hanya menurut dan membalas pelukan Gemma, ia juga merindukan lelaki di depannya ini. Sampai beberapa saat akhirnya Gemma melepaskan pelukannya, Gemma menahan kedua bahu Gheisha menatap dengan rinci setiap wajah tangan sampai kakinya memastikan jika gadisnya tak apa apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gheisha
Teen Fiction"K-kak, kak Rivan mau apa?" Punggung Gheisha menubruk dinding dibelakangnya, sungguh tubuhnya sudah bergemetar ketakutan melihat kakak iparnya semakin mendekat kearah dirinya. Apalagi melihat tatapan kakak iparnya yang berbeda dari sebelumnya. Ia h...