Gheisha berbalik dengan menunduk bahkan tangannya sudah saling meremas. Ia bukan bermaksud tidak ingin meminta maaf, namun ia tidak bersalah ia tidak melakukan itu semua. Kalau ia meminta maaf bukankah ia seperti membenarkan tuduhan mereka?"Tapi Ghe, gak salah kak. Ghe gak ngelakuin itu." ucapnya masih dengan menundukkan kepalanya.
Risa menatap Gheisha dengan marah. "Bahkan setelah dua tahun lo masih belum mau mengakui kesalahan lo?"
"Gheisha beneran gak ngelakuin itu kak. Tolong dengerin penjelasan Ghe dulu." Gheisha mengangkat kepalanya sambil mencoba meraih tangan kakaknya, namun langsung ditepis oleh Risa.
"Apalagi yang mau lo jelasin? Apa yang gue lihat udah jelasin semuanya."
"Kak," Gheisha menatap Risa dengan memohon. "Tolong dengerin Ghe dulu, beri waktu Gheisha buat jelasin semuanya kak. Gheisha gak salah."
Sungguh hatinya begitu sakit melihat kakaknya masih terus menuduhnya, bahkan sudah begitu lama mereka masih menghakiminya tanpa mau mendengar penjelasannya sedikitpun.
"Kak Rivan yang maksa aku kak, aku cuma korban." ucap Gheisha sedikit berteriak. Ia dapat melihat Rivan kakak iparnya menatapnya sambil tersenyum miring. Lihat! Sungguh ia benci melihat orang itu, dia adalah dalang dari munculnya permasalahan dalam keluarganya.
PLAKK
Gheisha memegang pipinya dengan mata yang mulai memanas. Risa tanpa belas kasihannya menampar Gheisha dengan keras. Masih sesakit ini ternyata, ditampar oleh kakaknya sendiri. Hatinya ikut nyeri melihat kakaknya tanpa ragu menamparnya untuk membela orang yang salah, bahkan tatapannya memberi tahukan seberapa benci ia kepadanya.
"Berhenti nyalahin suami gue bajingan." Risa berteriak sambil menunjuk Gheisha dengan jarinya.
"Lo emang jalang murahan."
Gheisha menatap tak percaya kakaknya itu, air matanya jatuh tanpa bisa ia cegah lagi. Bahkan orang tuanya hanya melihatnya tanpa mau menolong sedikitpun. Ia harus apa? Kalau ia saja tidak diberi waktu untuk menjelaskan semuanya. Dari awal sampai saat ini pun mereka sama sekali tidak ada yang memberi ia ruang untuk menceritakan hal yang sebenarnya terjadi. Lalu mau sampai kapan ia harus menerima kebencian atas tuduhan itu?
Ia lelah dengan semua ini. Mengapa keluarganya lebih percaya dengan orang jahat itu dibandingkan anaknya sendiri? Ahh iya ia lupa memangnya kapan ia pernah didengar oleh orang tuanya? Mereka hanya mau didengar tanpa mau mendengarkan. Bahkan sebelum masalah ini muncul pun mereka memang tidak pernah mau mengerti.
Anggun mamanya mendekat kearah Risa lalu memeluknya. "Udah sayang gak perlu ngurusin dia. Kau pergi ke kamar sekarang." Anggun berujar sambil menatap tajam Gheisha.
Gheisha menatap mereka sebentar lalu berbalik dan berlari kearah tangga menuju kamarnya. Selalu dan akan selalu begitu. Kapan ia akan mendapatkan keadilan?
***
Leon hanya mampu menatap Gheisha dalam diam. Lagi lagi ia tidak bisa melakukan apapun untuk menolong adiknya. Ia hanya bisa menatap adiknya dilukai oleh kelurganya tanpa bisa membelanya sedikitpun. Hatinya ikut terluka melihat adiknya menangis dengan sorot mata yang memancarkan luka yang mendalam.
Ya Tuhan, mengapa harus adiknya yang mengalami semua ini? Dan mengapa aku tidak bisa melakukan apapun untung menolongnya?
Leon menatap Gheisha yang berlari menuju kamarnya, "Aku ke kamar." ujarnya lalu melangkah menaiki tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gheisha
Teen Fiction"K-kak, kak Rivan mau apa?" Punggung Gheisha menubruk dinding dibelakangnya, sungguh tubuhnya sudah bergemetar ketakutan melihat kakak iparnya semakin mendekat kearah dirinya. Apalagi melihat tatapan kakak iparnya yang berbeda dari sebelumnya. Ia h...