Part|| 12

809 19 0
                                    

"Kenapa pada diem?"

Gheisha serta Nara masih terdiam dengan raut terkejutnya, mereka harus menjawab apa? Semoga saja dia tidak mendengar semua obrolan mereka berdua. Bisa jadi masalah kalau sampai dia mendengarnya.

"K-kak Gemma baru dateng ya?" gugup Gheisha bertanya.

"Iya barusan. Siapa yang tadi kalian maksud?" ujar Gemma masih dengan pertanyaannya tadi.

"Kakak adik ciuman? Siapa?" lanjut Gemma.

Nara semakin menampilkan raut terkejutnya serta raut gelisah yang kentara, apalagi Gheisha yang sudah panas dingin dengan tubuh yang menegang seketika. Bagaimana ini? Mereka harus memberi jawaban apa? Huh seketika otaknya sulit untuk di ajak kerjasama. Pikirannya mendadak buntu untuk mencari alasan.

"O-ohh itu, t-tadi pas waktu jalan ke kelas denger ada yang lagi ngobrol tentang kayak gitu, jadi kita ikutan ngomongin hal ini. Ikut gak habis pikir aja gitu, kok bisa ya kakaknya ngelakuin kayak gitu ke adiknya sendiri. I-iya kan Ghe?" Nara menjawab dengan terbata bata sambil melirik Gheisha.

"H-heem iya bener. Jahat banget kakaknya."

Terlihat Gemma menakutkan alisnya bingung mendengar jawaban dari ke duanya, namun tak ayal juga dia tetap menganggukkan kepalanya percaya. Yang mana hal itu membuat Gheisha serta Nara bernafas dengan lega.

"Kamu keliatan pucet Ghe, kamu sakit?" mata Gemma menelisik wajah Gheisha.

Hufhh, sudah berapa kali saja ia mendapatkan pertanyaan yang sama dalam pagi ini. Memangnya wajahnya sepucat itu ya? Tapi memang ia merasa sangat pusing dan lemas sekali.

Gheisha tersenyum kecil menatap Gemma, "Pusing sedikit kok kak, mungkin karena aku telat makan aja. Tadi malem aku ketiduran jadi gak ikut makan malam, tadi pagi juga gak sempet buat sarapan jadinya sekarang lumayan lemes."

"Kenapa juga gak sarapan dulu sih Ghe? Jangan sampai telat makan lagi." Gemma berujar dengan raut khawatirnya sambil mengelus rambut Gheisha.

Gheisha hanya menyengir pelan, "Niatnya tadi mau sarapan di sekolah."

"Ya udah yuk ke kantin mumpung masih ada waktu." ucap Nara semangat yang mendapat anggukan dari keduanya.

***

Bara dan Geo menatap Leon dengan serius, tadi malam memang sahabatnya itu meminta saran serta bantuan mereka berdua untuk memperbaiki hubungannya dengan adiknya. Namun sepertinya Leon belum melakukan saran dari mereka, terlihat dari cara Gheisha tadi masih menatap kakaknya itu dengan raut takut.

"Lo udah lakuin saran dari gue sama Bara belum sih Yon?" tanya Geo menuntut jawaban dari sahabatnya itu.

Leon menggeleng pelan, "Gue takut kalau Ghe malah gak mau maafin gue. Apa lagi malam itu gue buat kesalahan fatal."

"Terus menurut lo, dengan cara lo diem gini adek lo bakalan maafin lo? Yang ada dia bakal makin benci sama lo." sarkas Bara dengan raut datarnya menatap Leon.

"Sikap lo ini buat dia semakin terluka." lanjutnya.

Ucapan Bara membuat Leon tak berkutik sama sekali. Bara benar tapi ia belum berani, ia belum siap menerima kenyataan jika nanti adiknya akan membenci dirinya. Padahal sikapnya selama ini sudah tentu membuat Gheisha terluka dan Gheisha pantas untuk benci kepadanya.

"Bara bener Yon. Dengan lo kayak gini buat adek lo semakin bingung, paling enggak lo minta maaf ke dia dan jelasin kenapa lo bisa sampai ngelakuin kesalahan itu. Gue yakin Gheisha perlahan akan ngerti, dia cewek baik gak mungkin akan nyimpan dendam apalagi lo kakaknya dia." ujar Geo menyetujui ucapan Bara.

Leon memilih bungkam tanpa ingin menyahut, mencerna dengan baik setiap kata yang sahabatnya ucapkan. Di pikir pikir lagi seharusnya ia memang harus terima kalau nanti permintaan maafnya ditolak oleh adiknya, bahkan kalau pun nanti adiknya akan berakhir membenci dirinya itu memang kesalahan yang ia perbuat sendiri. Ia sudah terlalu sering menyakiti adiknya dan ia memang pantas menerima kebencian dari adiknya.

Bara menggeram marah melihat Leon yang malah terdiam, ia tau ini memang tidak mudah buat sahabatnya. Tapi ia juga marah dengan sikap yang Leon tunjukkan, kesal juga melihat dia ketakutan sendiri dengan apa yang diperbuat nya. Masalah ini tidak akan pernah selesai kalau dia sendiri memilih untuk diam hanya karena takut di benci adiknya. Kalaupun Gheisha tidak memaafkan Leon setidaknya dia sudah berusaha untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan nya. Tidak menutup kemungkinan juga Gheisha bisa memaafkan Leon seiring berjalannya waktu kan?

"Gue harap lo gak akan nyesel dengan keputusan lo sendiri." ucap Bara lalu berlalu meninggalkan Leon serta Geo yang masih berada diparkiran.

"Ungkapan maaf lo udah lebih dari cukup untuk Gheisha Yon. Jangan sampai karena ketakutan lo, buat lo nyesel nanti." Geo menepuk pelan bahu sahabatnya itu lalu ikut meninggalkan Leon yang masih terdiam dengan kepala yang tertunduk.

***

Bel pulang sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, namun Gheisha dan Nara masih berada didalam kelas alasannya karena Nara harus menyalin materi pembelajaran yang gurunya tadi tuliskan dipapan tulis.

"Makanya Ra kamu kalau disuruh nulis ya nulis, bukannya malah tidur." ceramah Gheisha menatap Nara yang sedang memasukkan bukunya kedalam tas.

"Iya iya, lagian juga kenapa mata pelajarannya bu sejarah harus di jam terakhir sih. Gurunya juga lemes banget kalau nerangin pelajaran, gue kan jadi ngantuk dengernya." sahut Nara tidak mau di salahkan.

"Kamu aja yang kebo."

"Enak aja lo kalau ngomong." mata Nara melotot garang mendengar ejekan yang Gheisha lontarkan. Tapi itu memang benar adanya, ia penyuka tidur dan bisa dengan mudah tertidur dimana saja.

Gheisha terkekeh melihat wajah kesal Nara, "Udah ah ayo nanti aku pulangnya kesorean." ucapnya lalu menarik tangan Nara keluar kelas.

Niatnya hari ini Gheisha akan bermain ke rumah Nara, sudah lama mereka berdua tidak meluangkan waktu untuk kumpul entah untuk mengobrol atau hanya sekedar menonton film bersama. Nara memang sering di rumah sendiri, orang tuanya sering mengurus kerjaannya keluar kota bahkan keluar negeri juga. Jadi kalau orang tua Nara harus bekerja keluar, ia selalu main ke rumahnya agar Nara tidak kesepian.

Saat sudah hampir sampai digerbang sekolah, Nara bilang kalau ada barang yang tertinggal di laci meja alhasil dia harus berbalik ke kelas untuk mengambilnya.

"Sorry ya gue ngambil bentar, lo tunggu didepan gerbang aja." ucap Nara sedikit berteriak sambil berlari menuju kelas.

Gheisha hanya mengangguk saja, sudah terbiasa dengan sifat pelupa sahabatnya itu. Ia memilih memainkan handphonenya sembari menunggu Nara kembali. Hari ini Gemma sedang kumpul untuk membahas perlombaan bola basket minggu depan, kakaknya pun juga ikut sepertinya. Kalau dipikir pikir Gemma dan kakaknya kenapa seperti tidak saling kenal? Padahal mereka selalu bertemu saat latihan basket, mereka juga satu angkatan. Enggak mungkin kan kalau dalam satu kelompok atau perkumpulan mereka tidak saling mengenal? Masa iya juga udah selama itu gak saling kenal? Entahlah ia jadi bingung sendiri.

"Hai sayang."

Gheisha yang masih larut dalam pikirannya pun terlonjak kaget mendengar suara seseorang yang sudah berdiri tak jauh darinya. Gheisha mendongak melihat siapa orang tersebut, matanya melotot kaget dengan tubuh yang sontak membeku melihat seorang pria sedang tersenyum manis ke arahnya.

"K-kak..."

****


Hai hai
Selamat malam semuanya

Gheisha update lagi nih
Malam malam lagi, hehe.😁😁



Jangan lupa Share, komen dan tekan bintangnya ya buat dukung cerita Gheisha❤️❤️

✨✨

GheishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang