Gheisha tersenyum miris, ya dia memang memiliki keluarga yang utuh. Tapi itu semua gak menjamin dia hidup penuh dengan kasih sayang kan?
Seperti saat ini, dia sedang makan bersama dengan keluarganya. Namun dia seperti tidak terlihat di sana, mereka sibuk mengobrol tanpa melirik ke arahnya sama sekali.
Sakit? Ya, tentu saja. Sakit banget malah.
Leon kakak laki-lakinya terlihat antusias bercerita tentang sekolahnya. Dengan dibalas sahutan tak kalah antusiasnya dari papa dan mamanya, mereka tampak terlihat bahagia.
'Jangan cengeng Ghe, jangan nangis ini bukan pertama kalinya kamu gak dianggap disini.' seru Ghe dalam hati.
Bohong kalau dia gak iri. Bohong kalau dia gak pengen diperlakukan juga seperti itu. Tapi dia bisa apa selain diam dan menahan semua rasa itu?.
"Ma, Ghe selesai. Ghe ke kamar dulu ya." ucap Gheisha.
Tak ada yang menyahut. Haha, Ghe tersenyum dengan miris. Dia masih ngarepin apa? Mereka mau merespon? Suatu keajaiban yang mustahil.
Gheisha menutup pintu kamarnya, lalu merebahkan dirinya ke kasur. "Tuhan kenapa masih sesakit ini? Bahkan perlakuan mereka ke aku selama ini, gak membuat aku terbiasa akan rasa sakitnya." gumam Gheisha pelan.
Gheisha mengambil ponsel nya setelah mendengar ada notif masuk. Dia tersenyum melihat siapa yang mengirimnya pesan. Gemma, seorang yang paling berharga dalam hidupnya.
Gemma❤️🩹
Lagi ngapain, sayang?
Udah makan?Gheisha tersenyum, lalu membalas pesan dari Gemma. Gemma selalu memperlakukan Gheisha dengan baik, bahkan melebihi keluarga Gheisha. Dan Gheisha sungguh sangat bersyukur.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, dan Gheisha sama sekali belum merasa mengantuk. Dia memang memiliki gangguan tidur, namun biasanya dia akan cepat mengantuk jika mendengan alunan musik hujan.
Tapi entah kenapa dari tadi dia tidak bisa terlelap. Dia merasa tidak tenang dan merasa tidak nyaman, seperti ada yang memperhatikannya.
Entahlah mungkin hanya perasaannya saja, atau memang benar?
Gheisha berbalik, tanpa dia duga, ada kakaknya disamping tempat tidur. Leon sedang memperhatikannya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"K-kak," Gugup Gheisha.
"Ohh, ku kira kau sudah tidur" leon berucap dengan nada sinis.
"K-kakak ngapain di kamar Ghe?" ucap Gheisha sambil berusaha bangun dari tidurannya.
Tanpa Gheisha duga kakaknya langsung menciumnya dengan kasar, lalu mendorong Gheisha agar berbaring kembali. Mata Ghe membulat dengan tubuh yang menegang.
"Mppph," Gheisha mencoba mendorong dada kakaknya. Dia sungguh ketakutan sekarang, air matanya menetes dengan rasa sakit yang ada di hatinya.
'Nggak, Hiksss kenapa harus terulang lagi. Hiksss' ucap Ghe dalam hati. Sial, dia lupa mengunci pintu.
Dengan sekuat tenaga Gheisha mendorong Leon agar melepas ciumannya. Dan berhasil, Leon terdorong hingga jatuh dari atas kasur.
Leon menatap Gheisha dengan tajam, lalu bangkit dan berjalan kearah Gheisha yang sedang meringkuk ketakutan. Dengan kasar Leon mencengkram dagu Gheisha sampai kuku Leon menancap di pipi Gheisha.
"Lo, berani banget lo dorong gue." Geram Leon.
"L-lepas kak, sakit." Ucap Gheisha sambil menahan sakit.
****
Haiii
Aku kembali lagi
Maaf ya dikit,
Besok aku usahain lebih banyak lagi.
Jangan lupa dukung aku ya, jangan lupa komen juga😘❤️❤️
Bye guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gheisha
Teen Fiction"K-kak, kak Rivan mau apa?" Punggung Gheisha menubruk dinding dibelakangnya, sungguh tubuhnya sudah bergemetar ketakutan melihat kakak iparnya semakin mendekat kearah dirinya. Apalagi melihat tatapan kakak iparnya yang berbeda dari sebelumnya. Ia h...