"Gheisha... Sayang..." mata Gheisha terbuka ketika mendengar suara yang memanggil namanya. Suara yang amat ia kenali, suara yang selalu memanggilnya dengan lembut dan sorot mata yang senantiasa memandangnya dengan sayang.
"Nak... Gheisha... Sini.." lagi suara yang amat ia rindukan kembali terdengar, dengan segera ia mencari asal suara itu kepalanya tertoleh ke kanan ke kiri. Kakinya semakin melangkah dengan cepat kala suara yang memanggilnya tak lagi terdengar matanya masih terus mencari dimana orang tersebut berada. Namun kosong ia tak menemukan apapun kecuali hamparan padang rumput yang luas dengan ilalang yang menjuntai tinggi.
"Sayang... Sini..." panggil seseorang itu lagi. Gheisha melihat setiap arah dengan seksama.
"N-Nenek?..." panggil Gheisha lirih saat melihat ke arah dimana seseorang tengah berdiri menghalangi sorot cahaya yang begitu cerah dibelakangnya, itu membuat Gheisha kesulitan melihat wajah orang itu. Tapi ia begitu yakin orang itu adalah neneknya.
"Sayang sini.."
Tak salah lagi itu neneknya, ia sangat hafal dengan suara lembut itu. Tanpa kata lagi Gheisha langsung berlari dengan cepat menuju neneknya yang sedang melambai kearahnya dengan terus memanggil namanya lembut. Jangan lupakan senyuman indah yang neneknya pancarkan.
"Nenek...hiks Gheisha kangen..." ucap Gheisha sambil berhamburan ke pelukan hangat neneknya. Ia menangis dengan memeluk erat neneknya menumpahkan segala rasa rindunya selama beberapa tahun ini sejak ia kehilangan orang tersayangnya ini untuk selamanya.
"Nenek juga kangen sayang." balas Karlina, nenek Gheisha ia tak kalah erat membalas pelukan dari cucu kesayangannya itu. Cucunya ini sudah melewati banyak hal berat selama ini.
"Gheisha mau ikut Nenek.. Hiks hiks.. Mereka jahat nek Gheisha capek." adu Gheisha dengan sesenggukan, ia masih memeluk erat tubuh Karlina tanpa ingin melepaskannya sedikitpun.
Selain dengan Risa dan Leon, Gheisha juga punya Karlina ibu dari Daren papanya itu sungguh sangat sayang kepadanya. Neneknya itu bahkan yang memberikannya kasih sayang yang begitu besar sama seperti kedua kakaknya, namun neneknya dipanggil Tuhan terlebih dulu saat ia berumur 10 tahun.
Hubungan Gheishia dan Karlina begitu dekat, walaupun Karlina tak tinggal seatap dengannya namun dia selalu datang ke rumah bahkan hampir setiap minggu Karlina selalu datang. Alasan Karlina tak tinggal di rumah yang sama dengan Gheisha ya karena Daren yang melarangnya, papanya tak suka melihat ibunya begitu dekat dengan Gheisha alhasil Karlina tak bisa selalu berada didekat Gheisha.
Karlina melepaskan pelukan Gheisha dengan pelan, ia menatap Gheisha lembut lalu menggeleng pelan dengan tangan yang terangkat mengelus rambut Gheisha sayang.
"Kenapa?" tanya Gheisha dengan raut muka yang tampak sedih. Ia ingin ikut neneknya saja.
"Belum saatnya sayang." jawab Karlina dengan tangan yang mengelus pipi berair Gheisha. Ia juga sedih dengan keadaan cucunya ini, setelah ia pergi ternyata hal buruk menimpa sang cucu. Ia sungguh kecewa dengan anak satu dagunya itu yang tak bisa menjaga cucunya dengan baik.
"Nenek tau Gheisha kan anak yang kuat, gak boleh nyerah." ucap Karlina lagi.
"Gheisha enggak sekuat itu nek, Ghe capek sama semuanya hiks.." tangis Gheisha masih terdengar dengan jelas bahkan suaranya pun ikut terdengar bergetar. Gheisha tak bohong saat mengatakan dirinya lelah, ia benar benar lelah dengan itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gheisha
Teen Fiction"K-kak, kak Rivan mau apa?" Punggung Gheisha menubruk dinding dibelakangnya, sungguh tubuhnya sudah bergemetar ketakutan melihat kakak iparnya semakin mendekat kearah dirinya. Apalagi melihat tatapan kakak iparnya yang berbeda dari sebelumnya. Ia h...