Maaf, satu kata empat huruf. Namun sulit untuk diucapkan.
-Muhammad Rahman Ar-Rasyid
"Rahman?!" Pekik Syahlaa ketika melihat sosok Rahman dengan helm berwarna cokelat di kepalanya, tengah berdiri di dekat Syahlaa.
Sontak Syahlaa dan Arshaka, menghentikan kegiatan tarik-menarik kantung belanjaan tersebut. Hasil akhir, kantung belanjaan tersebut tetap berada di tangan Arshaka. Hal itu membuat Arshaka tersenyum puas.
"Kenapa ribut-ribut?" tanya Rahman tanpa merespon ucapan Syahlaa.
"Dia ngambil belanjaan gue!" ujar Syahlaa sembari menunjuk ke arah Arshaka.
"Aku?" tanya Arshaka menunjuk dirinya sendiri.
"Iya!"
"Jadi... duta shampo kuda? HAHAHAHHA ups!"
Karena Syahlaa kesal dengan sikap Arshaka, Syahlaa memukul bahu Arshaka dengan kekuatan kekesalan berlipat ganda. Kekuatan super dede pun kalah dengan kekuatan milik Syahlaa.
"Aws!" pekik Arshaka sembari memegang bahunya. "Gak sakit! Wle!" lanjut Arshaka dengan disertai juluran lidah di mulutnya. Membuat Syahlaa semakin jengkel dibuatnya.
"Tuhkan! Liat Rahman! Dia ngeselin banget!" rengek Syahlaa seperti anak kecil yang dijahili oleh temannya.
"Kenapa sih ribut mulu? Nanti jodoh loh," ejek Rahman dengan diakhiri tawa.
"Jodoh gue itu lo!" ucap Syahlaa kepada Rahman. Yang membuat Rahman langsung diam, malas menanggapinya.
"Gaskeun Bu!" ujar Arshaka dengan tertawa mengejek.
"Jadi begini, Rahman. Tadi pagi gue bangun tidur terus gue mandi, sikat gigi, cuci muka-"
Rahman menghela nafas gusar. "Langsung ke inti permasalahannya saja," ucap Rahman diakhiri senyuman, senyuman menahan sabar menghadapi makhluk seperti Arshaka. Ternyata selain Syahlaa, Arshaka juga makhluk yang aneh.
"Gini Rahman. Pertama dia udah bersikap jutek ke gue, ke dua dia udah nginjek kaki gue, ke tiga dia udah nonjok gue, ke empat dia udah ngelemparin kepala gue pake kaleng. So, dia harus minta maaf ke gue sekarang!"
"Ya sudah, Syahlaa kamu minta maaf sama Arshaka," titah Rahman kepada Syahlaa yang sedaritadi hanya menampilkan wajah malas.
"Maaf!" Syahlaa langsung merebut kantung belanjaan tersebut dari genggaman Arshaka.
"Yang ikhlas dong," ucap Arshaka dengan tersenyum.
"Ikhlas!"
"Kalau ikhlas mah jangan bilang-bilang kali."
"Serba salah banget sih gue?! Lama-lama gue nikahin lu sama kambing tetangga gue!" geram Syahlaa kesal.
"Kalau kambingnya cantik sih oke-oke aja," jawab Arshaka sembari mengedipkan sebelah matanya.
"Stres!" maki Syahlaa kesal.
"Masalahnya sudah selesai 'kan? Arshaka sebaiknya kamu jangan menggangu Syahlaa, dan Syahlaa silahkan kamu pulang," ucap Rahman kepada kedua temannya yang sedaritadi ribut.
"Ya udah gue balik! Daah nenek lampiiirrr! Jangan lupa salamin gue ke Kiranaaa! Oke? Oke doong! Dan Rahman, thank youuu!" Arshaka pergi melangkahkan kakinya meninggalkan Syahlaa dan Rahman, sesakali Arshaka melambaikan tangannya.
"Kok lo kenal dia? Lo 'kan beda kelas?"
"Siapa sih yang enggak tahu dia," jawab Rahman dengan menyunggingkan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Rohis Vs Cegil [END]✔️
Humor"Ingat satu hal! Sampai kapanpun saya gak mau jadi pacar kamu!" "Kenapa? Pacaran seru loh. Lo gak mau kah dicintai ugal-ugalan sama gue?" "Enggak!" "Ayo, gue ajarin pacaran!" "Gak perlu." "Kenapa?" "Gak minat." "Kenapa gak minat?" "Pacaran itu haram...