Ternyata

374 52 13
                                    

Rasa rindu yang paling menyakitkan bagiku adalah ketika aku sudah menemukan dirinya. Namun, ia lupa dengan segalanya.

-Syahlaa Aliza-

Syahlaa memerhatikan Rahman yang sudah memulai membuka kotak makan. Deru nafas Syahlaa bergemuruh hebat, bagi Syahlaa ini penentuan. Jika Rahman tidak memakannya berarti perkiraan Syahlaa selama ini itu benar bahwa Rahman itu adalah Reyshaka. Kekasihnya yang sudah menghilang kurang lebih 2 tahun dari hadapan Syahlaa.

"Huh-huh." Syahlaa mencoba mengatur deru nafasnya yang tak beraturan.

"Kenapa sih lo? Udah kaya kucing mau lahiran aja," ucap Lastri yang sedang berkaca---membenarkan kerudungnya dengan tatapan sinis kepada Syahlaa.

"Itu liat deh! Itu penentuan hidup dan mati gue!" ucap Syahlaa sembari menunjuk ke arah Rahman yang sedang makan berdua dengan Bambang.

"Lebay lo ah!" ujar Lastri sarkastik.

Rahman membuka kotak makan. Lalu, nampaklah tiga buah sandwich di dalam kotak makan tersebut. Rahman menutup kembali kotak makan itu ketika ia telah membuka lapisan dalam sandwich tersebut.

"Kok gak jadi dimakan?" tanya Bambang yang sedang asik memakan siomay.

"Eng-"

"Rahman!" Syahlaa menghampiri meja Rahman, dan menatap Rahman dengan tatapan tajam.

"Ada apa?" tanya Rahman dengan menyerngitkan dahinya heran.

"Kenapa bekalnya gak dimakan?" tanya Syahlaa seperti detektif yang sedang mengintrogasi maling ayam.

"Saya...."

"Cepat makan!" Syahlaa membuka kotak makan tersebut, lalu mengambil sandwich itu dan menyodorkannya tepat di hadapan Rahman.

"Jangan dipaksa kali Neng," ucap Bambang yang masih setia mengunyah siomaynya.

"Saya...."

"Cepet makan!" omel Syahlaa kesal.

Rahman mengambil sandwich tersebut dengan ragu dari tangan Syahlaa . Lalu secara perlahan ia menggigit sandwich tersebut dengan sangat hati-hati. Dan....

"Huwek! Uhuk... Uhuk...!" Rahman menutup mulutnya lalu berlari keluar kelas dengan menahan muntah.

Sedangkan Syahlaa yang melihat hal itu melongo. Matanya memerah, badannya berkeringat, tubuhnya bergetar, tangannya dikepal dengan sangat kuat, dan hidungnya kembang kempis.

"Reyshaka...." lirih Syahlaa dengan menatap nanar Rahman yang memuntahkan makanan tersebut di tempat sampah depan kelas.

💚💚💚

"Syahlaa Aliza, mana tugas pr kamu?" tanya Bu Nadia---guru mata pelajaran akidah akhlak kepada Syahlaa yang hanya menatap datar benda yang ada di hadapannya.

"Syahlaa Aliza!" ucap Bu Nadia sekali lagi.

"Sya, dipanggil Bu Nadia tuh," bisik Lastri sembari menyenggol bahu Syahlaa.

Syahlaa sejenak menengok ke arah Lastri dengan melemparkan tatapan malas. Lalu ia berjalan dengan langkah gontai ke depan, menghampiri meja Bu Nadia.

"Ada apa Bu?" tanya Syahlaa ketika ia sudah berada di hadapan Bu Nadia.

"Mana tugas pr kamu?"

'Mampus inget aja kaga gue ada PR!' batin Syahlaa.

Ketua Rohis Vs Cegil [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang