Bagaikan menjilat ludah sendiri. Dulu saling berjanji sehidup semati, namun diingkari.
-Syahlaa Aliza-
"Syahlaa... Orang tua kamu akan bercerai. Mamah kamu yang menggugat cerai Papah." Meski berat hati, Omah tetap saja harus menyampaikan kabar ini kepada cucunya---Syahlaa.
Syahlaa yang sedang asik maskeran di ruang tamu, tepatnya duduk di sofa bersebelahan dengan Omah, dikejutkan oleh ucapan Omah.
"APA?! Baru sepekan Papah resmi di penjara! Mamah udah gugat cerai Papah?! KETERLALUAN!"
Syahlaa langsung pergi ke kamarnya dengan perasaan kesal, deru nafasnya tak beraturan, masker di wajahnya menjadi retak, karena Syahlaa berteriak.
BRAK
Syahlaa membanting pintu dengan sangat kencang.
Pecah.
Tangis Syahlaa pecah sejadi-jadinya.
"KENAPA SEMUANYA JADI SEPERTI INIII!" Syahlaa mengacak tempat tidurnya karena emosinya yang tidak dapat terkendali.
"POKOKNYA GUE GAK BAKAL DATENG DI SIDANG PENCERAIAN MEREKA! GAK SUDIIIII!"
Syahlaa mengacak rambutnya kesal. Ia berteriak histeris. Perlahan tubuhnya beringsut ke bawah. Ia menekuk kedua lututnya, menenggelamkan wajahnya yang berantakan karena maskernya yang tak beraturan itu di atas lipatan kedua lengannya. Tangisnya tak dapat dihentikan. Ia menangis senggugukan.
"Semua jahat! Semua ninggalin gue! Semua gak ada yang peduli! Pers*tan!"
Tangisnya semakin menjadi-jadi.
Sejak saat itu, bahkan sampai orang tua Syahlaa resmi bercerai, Syahlaa tidak pernah ingin menemui kedua orang tuanya. Di sisi lain ia benci, di sisi lain Syahlaa tidak mau media tahu keberadaan Syahlaa sebagai anak mereka.
Itulah kenapa Syahlaa enggan menonton televisi dan melihat sosial media. Karena topik yang sedang menjadi trending. Yakni, kasus korupsi Papahnya, kasus selingkuh Mamahnya, juga... Kasus penceraian kedua orang tuanya. Syahlaa muak dengan semua itu.
Syahlaa tersadar dari lamunan masa lalunya. Yaitu, kejadian beberapa bulan silam. Tak terasa cairan bening jatuh di pelupuk matanya.
Syahlaa merasa sangat lelah, lelah karena hukuman dari Pak Hendra yang telah selesai ia laksanakan, juga lelah akan masalah yang datang menghampirinya.
Syahlaa menatap nanar tali sepatunya yang ia biarkan terlepas, kini ia sedang duduk di halte seorang diri. Sekolah sudah sepi, karena murid-murid sudah pulang, kecuali yang mengikuti ekstrakulikuler.
"Syahlaa...."
Mendengar ada yang memanggil namanya, kepala Syahlaa refleks mendongak.
Syahlaa langsung beranjak dari duduknya ketika tahu siapa orang yang berada di hadapannya. Ia ingin pergi, namun pergelangan tangannya langsung dicekal oleh orang itu. Orang tersebut memakai selendang di kepalanya, kacamata hitam dengan ukuran besar, juga memakai masker berwarna hijau muda.
"Saya gak kenal anda! Saya mau pergi!" ujar Syahlaa sembari berusaha melepas pegangan tangan orang itu.
"Mamah tahu kamu kecewa, tapi Mamah ingin menyampaikan hal yang penting," ucap Rita---Mamah Syahlaa.
"LEPASIN GUE!" Syahlaa menghempaskan tangan Mamahnya dengan kasar.
"Syahlaa mau kemana?! Mamah pengen ngobrol sama kamu sebentar!" Rita, mencekal tangan Syahlaa lagi ketika Syahlaa hendak pergi, enggan berbicara dengan Mamahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/350590619-288-k303774.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Rohis Vs Cegil [END]✔️
Humor"Aku mencintaimu!" "Jangan cintai saya! Cintai Allah!" "Kalau aku mencintaimu karena Allah?!" "..." Keputusan Papahnya untuk menyekolahkan Syahlaa di Madrasah, ternyata membawa pengaruh baik untuk Syahlaa. Ia bertemu dengan seseorang yang ia cintai...