Sadar

425 37 15
                                    

Berbuat baiklah kepada semua orang, karena kita tidak tahu orang mana yang akan membantu kita ketika kita dalam kesulitan.

-Syahlaa Aliza-

Setelah acara makan-makan dan foto selesai. Semuanya berkumpul di depan rumah makan sunda tersebut untuk bersiap-siap pulang ke rumah masing-masing, yakali ke rumah tetangga. Apalagi ke rumah hantu yang ada di Ancol, itu kejauhan.

Mereka berkumpul untuk diberi jamuan terlebih dahulu oleh Pak Hendra yang duduk bertengger di atas kuda besinya.

"...Bapak harap kalian semua melanjutkan pendidikan kalian lagi, jangan berhenti sampai di sini..."

"AAMIIN!"

"Ya sudah sekarang boleh pulang, tetapi jangan lupa tanggal 23 kalian ke sekolah untuk perpisahan oke?"

"SIAAAP!"

Pak Hendra memakai helm dan sarung tangan. "Bapak duluan ya, yang bawa motor hati-hati bawa motornya! Jangan ngebut! Kalau bisa yang bawa motor tunggu temannya yang gak bawa motor sampai naik angkot ya! Solid dong solid! Biar pulangnya bareng!"

"Okeee Pakkk siaaap!" ucap Junaedi lantang.

"Ya sudah ya, Bapak pulang. Assalamu'alaikum!" Setelah berkata seperti itu Pak Hendra pergi melesat bersama dengan motornya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh!"

"Syahlaa mau kemana?!" teriak Lastri kepada Syahlaa yang perlahan melangkahkan kakinya, entah mau kemana. Rahman juga teman-teman yang lain sontak menengok nama ke arah Syahlaa.

"Sebentar dulu ya! Gue mau ke sana!" ucap Syahlaa kepada teman-temannya.

Ternyata Syahlaa berjalan ke arah nenek-nenek yang akan menyebrang jalan.

"Assalamu'alaikum Nek."

"Wa'alaikumussalam."

"Nenek mau nyebrang?"

"Iya Neng, Nenek takut mau nyebrang."

"Mari saya bantu Nek. Tasnya biar saya saja yang bawa." Syahlaa mengambil tas yang Nenek itu jinjing. Setelah itu, ia menyebrangkan nenek-nenek itu.

"Terima kasih Neng."

"Iya sama-sama Nek."

"Sudah Neng gak apa-apa, Nenek bisa sendiri."

"Gak apa-apa Nek, saya tunggu sampai Nenek dapet angkot aja ya Nek?"

"Ya sudah kalau Neng maunya begitu."

Tak lama angkot yang sesuai dengan jurusan yang dituju Nenek datang. Si Nenek segera melambaikan tangannya agar angkot itu berhenti.

"Sini Neng tasnya."

Nenek itu mengambil tasnya dari tangan Syahlaa. "Terima kasih banyak ya Neng," ucap Nenek dengan bahagia.

"Iya sama-sama Nek."

Syahlaa membantu Nenek itu untuk naik ke dalam angkot. Setelah perginya angkot Syahlaa tersenyum. Berbuat baik memang menyenangkan. Sebelum angkot itu benar-benar pergi, Nenek tersebut sempat melambaikan tangannya kepada Syahlaa. Syahlaa senang, jika orang lain senang karenanya.

Di sebrang sana Rahman tersentak dengan perubahan sifat Syahlaa. Syahlaa yang cuek tak peduli, kini ia berbuat baik kepada seorang nenek tua. Rahman tak menyadari kini bibirnya membentuk seutas senyuman yang mengembang.

Ketua Rohis Vs Cegil [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang