Bambang

394 37 13
                                    

Aku memang pantang menyerah, tetapi jika aku sudah terlanjur lelah. Aku pun bisa menyerah.

-Syahlaa Aliza-

Syahlaa sudah rapih menggunakan seragam sekolah pada pukul 05.30. Hal ini membuat Omah yang sedang menonton acara ceramah di televisi menyerngitkan dahinya heran. Karena setau Omah, Syahlaa selalu saja bangun siang.

"Pagiii Omaaahhhkuuu!" sapa Syahlaa tanpa menghiraukan tatapan bingung dari sang Omah.

"Kok tumben pagi-pagi gini sudah rapih?" tanya Omah.

"Aku mau buat makanan untuk dibawa ke sekolah Omah," ucap Syahlaa lalu nyengir.

"Memangnya kamu bisa masak? Masak air saja kamu gosong!" ucap Omah yang membuat Syahlaa memanyunkan bibirnya.

"Ih Omah! Makanya itu aku mau belajar, Omah bantu ya?" pinta Syahlaa dengan menampilkan puppy eyes-nya.

"Mau buat apa memangnya?"

"Hmmm keripik timun? Pepes obeng? Atau rebus gergaji?" Syahlaa mencoba menimang-nimang pilihan itu, ia mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di dagunya.

"Gak sekalian goreng cangkul!" decak Omah kesal.

"Hehe Syahlaa bercanda kok Omah viss," kata Syahlaa dengan dua jarinya yang membentuk huruf 'V'.

Omah hanya diam, malas meladeni tingkah aneh cucu satu-satunya itu.

"Ajarin Syahlaa buat nasi goreng Omaaah!" Syahlaa bermohon kepada Omah.

"Okeeee! Yuk!"

"Aaaahhh cintaaaaa Omah!"

Walaupun kemarin bekalnya itu tidak dimakan oleh Rahman. Hal itu tidak membuat Syahlaa putus asa. Syahlaa akan tetap berjuang sampai Rahman megingat bahwa dirinya adalah Shaka---Kekasih Syahlaa.

💚💚💚

Seperti biasa Syahlaa berjalan dengan semangat empat lima di lorong sekolah, kali ini ia tidak bernyanyi. Karena, kapok atas kejadian kemarin. Syahlaa tidak mau hal itu terjadi lagi. Memalukan sekali.

Sesampainya di depan kelas, benar saja di dalam ruangan tersebut sudah ada Rahman yang sedang membaca Al-Qur'an. Membuat Syahlaa merinding mendengarnya, karena saking merdunya. Hal yang membuat Syahlaa aneh adalah, kenapa Rahman selalu datang lebih awal dibandingkan murid lainnya?

Melihat Syahlaa sudah berdiri di ambang pintu, membuat Rahman menghentikan kegiatan mengajinya.

"Assalamu'alaikum!" salam Syahlaa dengan cengiran malu-malu dugong.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Rahman sembari menutup Al-Qur'annya.

"Mau masuk?" tanya Rahman.

"I-iya," jawab Syahlaa terbata-bata.

"Oke saya keluar." Rahman beranjak dari posisi duduknya lalu hendak pergi dari kelas tersebut. Sedangkan Syahlaa bingung sendiri, kenapa setiap Syahlaa mau masuk Rahman malah keluar?

"Sebentar," ujar Syahlaa yang membuat Rahman menghentikan langkahnya.

"Ada apa?"

"Kenapa setiap aku mau masuk kamu keluar?"

"Gak baik berduaan dalam suatu ruangan tertutup dengan yang bukan mahrom. Takut terjadi fitnah. Apalagi ini masih sepi."

Ya Allah. Syahlaa semakin kagum. Ada ya manusia yang berpikiran seperti Rahman? Ia baru menemuinya di dunia ini.

Ketua Rohis Vs Cegil [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang