Terungkap

416 35 23
                                    

Jagalah lidah dengan Sebaik-baiknya. Karena lidah dapat membunuh, tanpa menyentuh.

__________
@rinaireda

Syahlaa sudah benar-benar berubah. Ia tak lagi petakilan dan pecicilan mengejar-ngejar Rahman seperti anak kecil minta balon. Apalagi setelah tahu kebenarannya, Syahlaa malah menjadi canggung jika bertemu Rahman. Sudah dikatakan bahwa Syahlaa sebenarnya blak-blakan mengatakan cinta hanya untuk orang yang dicintainya saja, ia pikir Rahman itu Shaka---lelaki yang sangat ia cintai. Dan ternyata bukan, hal itulah membuat Syahlaa canggung sekaligus malu.

Seperti saat ini, Syahlaa yang mau masuk ke dalam lab-3 dikejutkan oleh kedatangan Rahman yang akan masuk ke lab-2. Lab 2 dan 3 itu menyatu, jadi pintu untuk masuk ke-lab 3 berada di bagian paling belakang lab-2.

Syahlaa pipinya memerah. Malu, karena selama ini ia memperjuangkan orang yang salah. Syahlaa jelas malu, bahkan sangat malu. Ia merutuki kebodohannya sendiri. Ternyata selama ini ia memperjuangkan seseorang yang tidak ia kenal. Selama ini dia SKSD---Sok Kenal Sok Dekat. Syahlaa jadi berpikir bagaimana perasaan Rahman ketika tiba-tiba saja ada orang yang mengejar-ngejarnya dan mengaku pacarnya, padahal Rahman tidak mengenalnya, pasti Rahman bingung sekaligus risih. Syahlaa semakin sadar bahwa perilaku Syahlaa terhadap Rahman selama ini sangat memalukan.

Setelah masuk ke dalam lab, Syahlaa langsung duduk di kursi yang terdapat kartu peserta yang di tempel di meja komputer tersebut.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Pak Hendra selaku pengawas untuk UNBK hari terakhir sudah berdiri tegap di depan.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Oke langsung saja ya." Pak Hendra mulai menulis huruf-huruf yang tak beraturan di papan tulis.

"Ini token-nya, silahkan masukan!"

Semuanya langsung memasukkan token tersebut supaya dapat mengakses soal.

"Bismillahirrahmanirrahim." Syahlaa membaca basmalah. Karena kata
Kirana sesuatu yang didahulukan dengan membaca basmalah akan berkah.

Selama ujian-ujian Syahlaa belajar dengan sungguh-sungguh. Apalagi setelah berbicara dengan papahnya, ia menjadi semangat untuk mendapatkan nilai yang memuaskan ketika ujian. Sebab, ia akan berkuliah di luar negeri. Nilainya tidak boleh memalukan, pikir Syahlaa.

Rahman juga sama, ia membaca basmalah sebelum mengerjakan soal yang terpampang di layar komputer tersebut. Ia berkeinginan mendapatkan nilai yang memuaskan. Ia ingin membanggakan kedua orang tuanya.

Dua jam setelah mengerjakan soal. Para murid diperbolehkan untuk pulang. Syahlaa segera menggendong tasnya, lalu keluar kelas. Ia ingin langsung pulang, ingin me-refresh otaknya yang selama sebulan ini dipakai untuk berpikir keras. Ia tidak bertemu Kirana, karena Kirana kebagian sesi ke-1 sedangkan Syahlaa sesi ke-2, jadi Kirana sudah pulang lebih dulu.

Suasana sekolah sepi, tidak seperti biasanya. Dikarenakan kelas 10 dan 11 diliburkan. Dan yang hanya ada kelas 12 saja.

"Al!"

"Apa sih Zal?!"

"Kamu harus minta maaf sama Syahlaa!"

"Minta maaf? Emangnya gue punya salah sama dia?"

"Salah besar Al! Karena kamu, kehidupan dia berantakan!"

"Karena dia, perasaan gue berantakan!"

Syahlaa samar-samar mendengar suara orang yang sedang bercek-cok. Ia mengendap-ngendap mengikuti sumber suara. Kalau saja tidak membawa-bawa nama Syahlaa. Syahlaa tidak akan mengendap-ngendap seperti ini.

Ketua Rohis Vs Cegil [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang