Prinsip orang sok kuat adalah tidak menangis di depan orang lain, karena tidak mau di cap lemah. Kaya aku misalnya.
-Syahlaa Aliza-
Syahlaa berjalan sambil bersenandung ria, sesekali kepalanya ikut manggut-manggut menikmati irama musik yang bersumber dari earphone yang dipakainya. Syahlaa memerhatikan sekeliling, ternyata tidak ada orang. Kemarin Syahlaa datang paling akhir, dan ternyata sekarang ia datang paling awal. Syahlaa bergidik ngeri, konon katanya sekolah ini bekas kuburan. Entah itu benar atau tidak. Syahlaa tetap saja merasa takut, karena ia sekarang sedang seorang diri.
Syahlaa mempercepat langkahnya untuk pergi ke kelasnya, mungkin jika sudah diam di kelas, Syahlaa tidak terlalu takut. Karena kan berada di ruangan tertutup, jadi setan tidak bisa masuk. Dasar Syahlaa, pemikiran yang sangat aneh. Padahal jika ia di kelas seorang diri, itu jauh lebih menyeramkan. Syahlaa melepas earphone-nya, jaga-jaga jika ada suatu hantu ia bisa langsung lari.
Namun, ketika ia sudah berada di depan kelasnya, ia menghentikan langkahnya karena mendengar sesuatu yang membuat telinganya sejuk, yaitu lantunan ayat suci Al-Qur'an yang keluar dari mulut seseorang. Syahlaa menikmati suara lantunan Al-Qur'an tersebut, sampai-sampai ia tidak sadar, bibirnya telah membentuk seutas senyuman.
"Ngapain di situ?"
Syahlaa tersadar dari lamunannya. Ia membelalakam matanya sempurna ketika mengetahui siapa orang yang berbicara dengannya. Syahlaa nyengir kuda, yang memperlihatkan dua lesung pipinya.
"Pacaaarku?!" Mata Syahlaa berbinar, pagi-pagi buta begini, sudah disuguhkan manusia yang ia cinta. Syahlaa bersyukur.
"Saya bukan pacarmu."
"Shaaakk! Jangan bercanda ah!"
"Saya Rahman, Muhammad Rahman Ar-Rasyid," ucap Rahman dengan diakhiri helaan nafas gusar.
"Kamu beneran gak ingat sama aku?" tanya Syahlaa dengan suara lirih.
"Kita tidak saling kenal."
Tanpa pamit, Rahman pergi begitu saja dari hadapan Syahlaa. Entah ia mau kemana, Syahlaa pun tidak tahu. Syahlaa segera masuk ke dalam kelas, masih sepi tak berpenghuni. Ternyata perkiraannya tentang ia yang pertama datang awal ke sekolah itu salah, karena Rahmanlah yang ternyata datang lebih awal.
Syahlaa duduk di kursinya, sebenarnya ia takut. Cuma, mau bagaimana lagi. Syahlaa menatap kosong lurus ke depan, dengan menopang dagu menggunakan tangannya.
"Kenapa Shaka berubah ya? Apa dia benar-benar gak kenal gue? Kenapa secepat itu dia ngelupain gue? Oke mulai sekarang gue ikutin aja apa maunya dia, gue bakal panggil dia Rahman. Walaupun gue yakin kalau dia itu Shaka," ucap Syahlaa bermonolog.
Syahlaa membuka lockscreen pada handphone-nya, kemudian mengklik ikon musik. Lalu ia kembali memasang earphone-nya. Saat ini atau entah sampai kapan, Syahlaa malas membuka sosial media. Karena ia tahu, topik hangat apa yang sedang jadi perbincangan di sosial media, Syahlaa sangat enggan melihat itu. Lebih baik sekarang ia tidur dengan menggunakan tangannya sebagai tumpuan untuk kepalanya di atas meja. Tidak butuh waktu lama, Syahlaa sudah terhanyut dalam mimpinya.
💚💚💚
"WOOOY! TAYO!"
Tidak ada respon dari Syahlaa. Ia masih menikmati mimpinya yang tidak akan menjadi nyata itu.
"OI!"
"OI TAYO! OI TAYO! DIA BIS KECIL RAHMAN!"
BRAK
![](https://img.wattpad.com/cover/350590619-288-k303774.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Rohis Vs Cegil [END]✔️
Humor"Aku mencintaimu!" "Jangan cintai saya! Cintai Allah!" "Kalau aku mencintaimu karena Allah?!" "..." Keputusan Papahnya untuk menyekolahkan Syahlaa di Madrasah, ternyata membawa pengaruh baik untuk Syahlaa. Ia bertemu dengan seseorang yang ia cintai...