Berjuang sendiri memang seru. Tetapi, berjuang bersama-sama jauh lebih seru.
-Syahlaa Aliza-
Syahlaa memasukkan barang-barang yang tercatat di kertas. Setelah keranjang terisi penuh, dan setelah diperiksa barang yang akan dibeli sudah semua. Syahlaa berjalan ke kasir. Ia menaruh keranjang tersebut di meja kasir. Ketika semua barang sudah di total harganya, Mbak kasir berkata, "Maaf Mba, bawa tas sendiri?"
"Ah iya?!" Syahlaa menepuk keningnya pelan.
Syahlaa lupa bahwa sekarang itu sudah mulai 'go green'. Mengurangi pemakaian plastik. Syahlaa merogoh kantung roknya. Karena Syahlaa sebenarnya memang sudah membawa kentung kresek dari rumah. Syahlaa segera membayar belanjaanya tersebut, lalu menentengnya keluar.
Setelah pulang dari minimarket, Syahlaa memutuskan untuk pergi mencari makanan. Perutnya sedang meminta diisi sekarang. Entah itu, pakai bakso, bakmie, siomay, batagor, atau lain-lain.
Syahlaa keluar dari minimarket dengan dua jinjingan kantung kresek di setiap genggaman tangannya. Padahal Syahlaa sudah memperingati Omah untuk tidak berjualan kue lagi, tetapi Omah bilang ini pesanan terakhir. Jadi, Syahlaa menurut saja.
BRAK
"Lastriiiiiiiiii?!" Syahlaa memekik, ketika Lastri menabrak tubuhnya. Syahlaa yakin Lastri tidak sengaja menabraknya, karena Lastri sedang berlari tergopoh-gopoh. Sudut bibir Lastri terlihat berdarah, pipi Lastri juga merah. Membuat Syahlaa sedikit meringis melihatnya.
"Sya, tolong gue Sya pleasee!" Lastri nampak ketakutan. Ia meminta pertolongan kepada Syahlaa.
Syahlaa terdiam. Ia masih shock dengan sikap Lastri waktu itu. Sikap Lastri yang mendorong Syahlaa dan berbicara yang buruk tentang Syahlaa di depan banyak orang.
"Kenapa?" tanya Syahlaa dingin. Sejujurnya, Syahlaa belum bisa memaafkan Lastri. Ucapan Lastri terlalu menyakitkan.
"LASTRIIIIIIIIII! SINI LOH?!"
Syahlaa membelalakan matanya sempurna, ketika melihat preman muda yang akan berjalan ke arahnya. Tetapi, sepertinya bukan preman. Hanya saja, penampilannya saja yang brandalan.
"SYA AYO SYA LARIII!" Lastri menarik tangan Syahlaa dengan kencang. Syahlaa yang tadinya terdiam memikirkan siapa preman tersebut, jadi sontak terkejut.
"Huh-huh!" Syahlaa dan Lastri mengatur deru nafas yang tak beraturan. Mereka berhenti ketika preman tersebut tak lagi mengejar. Karena sekarang mereka sedang bersembunyi di rumah kosong.
"Dia siapa?" tanya Syahlaa dengan lirih, masih penasaran siapa preman tersebut, dan ada urusan apa Lastri dengan preman tersebut.
"Sst!" Lastri menaruh jari telunjuknya di depan bibirnya.
"Nanti gue ceritain kalau udah aman."
"Hm." Syahlaa hanya menjawabnya dengan dehaman.
💚💚💚
"YAAMPUN SYAHLAA?! TEMANNYA KENAPA?!" Omah berteriak heboh ketika melihat Syahlaa membawa Lastri yang sedikit babak belur.
"SURUH DUDUK! SURUH DUDUK! TEMENNYA!" teriak Omah dengan rempong. Ia menggiring Lastri untuk membawanya ke sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Rohis Vs Cegil [END]✔️
Comédie"Ingat satu hal! Sampai kapanpun saya gak mau jadi pacar kamu!" "Kenapa? Pacaran seru loh. Lo gak mau kah dicintai ugal-ugalan sama gue?" "Enggak!" "Ayo, gue ajarin pacaran!" "Gak perlu." "Kenapa?" "Gak minat." "Kenapa gak minat?" "Pacaran itu haram...