X: Sick

437 72 1
                                    

"If God heard my prayers tonight, convey this sense of love to her."

Enjoy

Sehari setelah pertarungan antara Gimyung dan juga Taejin, kondisi Gimyung tidak berkunjung baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehari setelah pertarungan antara Gimyung dan juga Taejin, kondisi Gimyung tidak berkunjung baik. Ia justru mengalami demam, tubuhnya sangat hangat. [Name] bingung apakah ia harus pergi ke sekolah atau menjaga Gimyung.

"Gim, kamu mau dibuatkan sup hangat atau bubur?"

"Gak tau.." balas Gimyung dengan nada lemas

"Gim, ayolah jangan seperti ini. Nanti kamu tidak masuk sekolah."

Gimyung tersenyum miring, "Hehehe. Bagus begitu."

[Name] mendecih, ia kemudian berjalan menuju dapur meninggalkan Gimyung sendirian di kamarnya.

"[Name], jangan tinggalin.."

Gadis bermarga Park itu melangkahkan kakinya menuju dapur, menyiapkan bahan masakan untuk sarapan Gimyung, kemudian menyiapkan dirinya sendiri untuk pergi ke sekolah. Suara langkah kaki terdengar menuju dapur, namun itu bukanlah [name].

[Name] merasakan sesuatu menempel pada bahu nya, ia menoleh ke sebelah kiri. Benar saja, Gimyung membenamkan wajahnya pada ceruk leher [name].

"Gim, istirahat di kamar sana"

"Gak mau, jangan tinggalin Gimmy di kamar sendirian.."

Entah sejak kapan Gimyung mulai manja terhadap [name]. Ia sangat menempel pada [name] hingga tak mau ditinggalkan. Sedangkan [name], ia semakin repot dengan kondisi Gimyung yang seperti ini.

"Gim, aku lagi siapin sarapan.. kalau kayak begini kamu ganggu aku. Nanti kalo om Gyu lihat bagaimana?"

"Nah loh, kalian ngapain kayak begitu di dapur?"

Benar saja ucapan [name], Dogyu keluar dari kamarnya langsung melihat pemandangan Gimyung yang bermanja-manja dengan [name].

"Om.. Agim sakit, tidak mau sekolah"

"Kenapa bisa sakit? Kenapa di dahi mu ada lebam? Kau bertengkar lagi di sekolah? Tidak kapok ya dipindahkan kemari. Nanti om sita semua fasilitas game mu baru tau. Sudah, jangan ganggu [name]."

"Tapi om.. [name] wangi.. Agim suka." ucap Gimyung kemudian membenamkan wajahnya kembali pada ceruk leher [name], mencium wangi yang keluar dari gadis itu

Dogyu langsung menarik kerah baju Gimyung dan mendudukkannya pada kursi di meja makan. Ia menaruh telapak tangannya pada dahi Gimyung, merasakan tubuh Gimyung yang sangat panas, bukan seperti demam biasa.

"Agim, berapa suhu tubuhmu?"

"Tadi saya cek pakai termometer, 41,3° om. Selain itu, Gimyung juga radang tenggorokan."

"Ah begitu.. baiklah. Agim hari ini tidak usah masuk dulu, om nanti bicarakan sama wali kelasmu."

"Agim mau ikut sama [name].. gak mau sendirian.."

Dogyu menggelengkan kepalanya heran, ia heran sejak kapan Gimyung menjadi seperti ini. Gimyung berdiri kemudian kembali menyenderkan kepalanya ke ceruk leher [name], padahal gadis itu sedang sibuk memasak.

"Om.. Agim sekolah saja, tapi nanti kalau makin parah aku pulang."

"Baiklah. [Name], bisa urus Gimyung kan nanti?"

"Bisa om. Nanti langsung saya pulangkan jika ia semakin parah."

•••

Akhirnya, Gimyung benar-benar pergi ke sekolah. Jalannya sangat sempoyongan seperti orang mabuk dan kehilangan kesadaran.

"Gim, kamu gapapa? Cara mu berjalan tidak jelas"

Gimyung tersenyum kepada [name], "Tidak apa-apa."

Ketika mereka tiba di kelas, di depan pintu sudah terdapat Taejin dengan anak buahnya yang kemarin ikut bersamanya. Keadaan kelas sangat hening akibat Taejin yang menunjukkan emosi nya.

Taejin mengangkat kepalanya sedikit, "Kemari kau, Kim Gimyung."

[Name] mengabaikan mereka dan mendorong Taejin sedikit kesamping agar tidak menghalangi jalannya. Ia kemudian menarik tangan Gimyung dan mereka duduk bersama, dengan posisi Gimyung menidurkan kepalanya di meja.

"Keparat, berani kau denganku?"

Taejin memukul meja yang sedang ditempati oleh Gimyung dan [name]. Kemudian gadis itu berdiri, tak kuasa menahan emosi nya. Ia menarik kerah Taejin dan menamparnya dengan keras. Satu kelas melihat peristiwa tersebut semakin takut dan menundukkan kepalanya.

"Gimyung sedang demam, jangan ganggu dia. Pergi."

Mau tidak mau, Taejin meninggalkan kelas itu. Tidak mungkin ia tidak menurut pada ucapan [name], dia tidak ingin dibenci oleh gadis itu, walaupun memang sudah dibenci.

Bel berbunyi, pembelajaran di kelas pun dimulai dengan keadaan tenang. Sedangkan Gimyung merasa kepalanya semakin sakit dan sangat mual.

"[Name].. elus kepalaku, aku pusing." ucap Gimyung manja

"Gim, pulang saja ya? Nanti aku bilang ke wali kelas. Sudah ku bilang jangan paksakan. Nanti aku pesankan taxi."

WHICH ONE? - SEONGEUN & GIMYUNG X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang