VI: Last Day

544 81 12
                                    

"Under the dazzling celestial azure, i'm falling for her."

Enjoy

Satu minggu setelah kejadian menimbulkan trauma itu terjadi, mama [name] akhirnya pulang dari trip pekerjaannya di Jepang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu setelah kejadian menimbulkan trauma itu terjadi, mama [name] akhirnya pulang dari trip pekerjaannya di Jepang. Setelah sampai di Korea pada malam itu, mama Seongeun menceritakan semua yang terjadi pada hari itu kepada mama [name].

•••

Sore hari, Seongeun baru saja kembali dari sekolah. Beberapa hari ini [name] tidak diperbolehkan menjemputnya, maka ia hanya bisa menunggu dirumah Seongeun.

Seongeun membuka pintu rumahnya, "Aku pulang."

"Sabar ya Seongeun, aku masih mandi!"

[Name] menyelesaikan mandinya dalam 15 menit, ia memakai pakaiannya dan segera keluar kamar mandi untuk menghampiri sosok yang ia sangat rindukan sejak pagi hari, Seongeun.

Ia menjemur handuknya, kemudian berlari menuju ruang tamu untuk memeluk Seongeun. Ketika hampir sampai, terdengar suara barang yang terjatuh.

"Seongeu-"

Ekspresi Seongeun terlihat sangat kecewa, tas nya ia jatuhkan tanpa sadar, air mata mulai membasahi pipinya. Terlihat Seongeun yang baru saja pulang sedang berbicara dengan mama nya. [Name] tentu terkejut. Ia ingin menghampiri Seongeun, namun Seongeun berlari menuju kamarnya, menutup pintunya dengan kencang. [Name] mencoba mengejar Seongeun.

"Seongeun, ada apa? Kenapa kamu menangis?"

Tidak ada jawaban, hanya terdengar isak tangis cari pria kecil bermarga Seo itu. [Name] bertanya berkali-kali, namun Seongeun tidak menjawabnya. Ia membuka pintu kamar itu dengan perlahan, terlihat Seongeun menutupi dirinya sendiri menggunakan selimut.

"Seongeun..? Kamu kenapa? Ada masalah?"

"[Name] sudah berjanji tidak akan meninggalkan Seongeun." sebut Seongeun sambil terisak

"Aku kan memang tidak akan meninggalkan kamu? Siapa bilang aku akan pergi darimu?"

"[Name].."

".. dua hari lagi kita akan pindah rumah.", Mama [name] tiba-tiba muncul dari belakang

[Name] terkejut, "Mama sudah pulang..? Sejak kapan..? Kenapa kita harus pindah? Apa maksudnya, ma?"

"Mama sudah kembali sejak tadi malam, [name]. Mama tidak menemukanmu kemarin dirumah, hanya ada bercak darah dan tidak ada siapapun disana. Mama semalam langsung kemari, rupanya kamu ada disini, kamu sudah tertidur semalam, makanya kamu tidak tau."

".. mama sudah mengajukan perceraian dengan papa kamu. Papa kamu berselingkuh dan menganiaya kamu, serta membahayakan Seongeun. Secara diam-diam, papa mu mengambil saham milik mama, sekarang uang yang mama punya hanyalah sisa tabungan setelah dari Jepang. Kita harus segera pindah, papamu sangat mengancam keberlangsungan hidup kita."

"T- tapi ma.. Seongeun bagaimana? Aku tidak mau meninggalkan Seongeun! Kenapa tidak ajak Seongeun dan bibi Seo juga!"

"Bibi tidak mau merepotkan kalian, nak [name]"

"Habiskan waktumu seharian dengan Seongeun besok ya sayang? Besok mama akan menyiapkan barang-barang untuk pind-"

"Gak mau! Gak mau pergi dari Seongeun! Aku gak mau!", potong [name]

[Name] menangis sekencang-kencangnya, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Jauh dari orang yang sangat disayangi memang berat, namun [name] harus melakukannya. Seongeun menghampiri [name], memeluknya dari belakang.

•••

Our last day together.

Sejak pagi, [name] dan Seongeun menghabiskan waktu berdua saja, berkeliling Gangseo menggunakan sepeda milik Seongeun, tentu [name] diberi tumpangan. Seongeun izin tidak masuk sekolah hari itu, supaya bisa menghabiskan waktu berdua saja dengan [name]. Dirumah, mama [name] menyiapkan barang-barang untuk pindah dibantu oleh mama Seongeun.

Matahari mulai terbenam, Seongeun dan [name] duduk berdua di taman, memandangi matahari terbenam. Sambil memegang tangan satu sama lain, dan [name] memeluk Astaroth. Tidak mungkin kucing kesayangannya itu tidak diajak.

"[Name], apakah kita tidak akan bisa bertemu lagi?" ucap Seongeun dengan nada sendu

"Aku tidak tau, Seongeun. Aku berjanji akan kembali, 4 tahun lagi."

"4 tahun? Itu terlalu lama, [name].."

Seongeun mengeratkan genggamannya, ".. meski begitu, aku akan menunggumu."

Hari semakin gelap, Seongeun dan [name] memutuskan untuk pulang saat itu juga. Seongeun mengayuh sepedanya menuju rumahnya, bersama [name] yang duduk di bagian belakang sambil memeluk Astaroth yang kemudian tertidur sepanjang perjalanan pulang.

Seongeun memasukkan sepedanya, [name] menggendong Astaroth yang tertidur diperlukannya, menaruhnya di kamar Seongeun. Seongeun dan [name] membersihkan dirinya masing-masing.

Setelah selesai membersihkan dirinya masing-masing, mereka kemudian masuk ke kamar Seongeun untuk beristirahat. Seongeun menatap [name] dengan tatapan tidak ikhlas, bahwa gadis kesayangannya akan pergi besok.

"Seongeun.."

Seongeun memeluk pinggang [name], "Ya? Ada apa?"

"Aku benci rokok. Aku benci kekerasan. Aku benci laki-laki yang suka bermain wanita. Aku benci alkohol. Berjanjilah padaku, kamu tidak akan mencoba hal-hal tersebut.."

"Iya, aku berjanji." ucap Seongeun kemudian mengencangkan pelukannya dan membenamkan wajahnya pada leher [name]. Gadis itu menjadi tenang, kemudian tertidur. Berbeda hal-nya dengan Seongeun, ia masih ingin bersama [name], tidak ingin menyia-nyiakan detik untuk bersama gadis kesayangannya.

•••

Tes.. tes..

Lantai mengkilap itu, kini terkena air mata yang berjatuhan dari dua insan muda yang menangis, tidak ingin berpisah. [Name] dan mamanya mengucapkan salam perpisahan dengan Seongeun serta mama Seongeun di stasiun kereta itu.

[Name] memeluk Seongeun dengan erat, "Seongeun, aku akan merindukanmu."

"Aku juga, [name]. Jaga dirimu baik-baik disana ya? Aku akan jaga Astaroth dengan baik disini. Aku berjanji akan berhenti mengganggunya dan merawatnya dengan baik." ucap Seongeun sembari membalas pelukan [name], mengelus punggungnya dengan lembut

"Iya, tepati janjimu yang semalam ya? Dan jangan berantem lagi.. aku tidak mau kamu terkena masalah."

Seongeun mengeratkan pelukannya, membenamkan wajahnya ke leher [name], menangis sejadi-jadinya. Pertama kalinya Seongeun menangis kencang di hadapan [name].

"Iya, aku berjanji. Aku mencintaimu [name]. Aku menyukaimu. Aku sangat menyukaimu. Kumohon kembalilah secepatnya, aku jatuh cinta padamu [name]."


WHICH ONE? - SEONGEUN & GIMYUNG X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang