XXII: Misunderstood

411 62 0
                                    

"To love is to destroy, but to be loved is to be the one destroyed"

Enjoy

Mereka berempat tiba di depan minimarket, duduk di kursi yang disediakan di depan minimarket itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka berempat tiba di depan minimarket, duduk di kursi yang disediakan di depan minimarket itu. Sinwoo masuk dan membeli sesuatu terlebih dahulu di minimarket itu. Kemudian kembali membawakan 3 botol air minum dan kapas.

"Ini, diminum ya.. maaf kakak lagi tidak ada uang, jadi air minum saja ya? Ini juga kapas, bersihkan luka kalian. Kalau mau beli cemilan beli sendiri saja"

"Terimakasih kak" ucap [name] sedangkan Gimyung dan Seongeun langsung meneguk air minum tanpa mengucapkan terimakasih

"Jadi, apa permasalahannya? Aku ingin mendengar dari Seongeun terlebih dahulu"

Gimyung terbingung, "Seongeun? Jadi, pria yang barusan ku lawan itu Seongeun?" gumamnya dalam hati

"Aku menyuruh anak-anak buah ku untuk mencari [name]. Saat aku melewati daerah ini, aku mendengar suara pukulan dari tempat tadi, aku menghampirinya dan melihat anak itu memegang [name]. Dia memukuli [name] sampai seperti ini dan anak buahku berusaha melawanny-"

"Apaansih, yang kau ucapkan itu omong kosong, bodoh!" marah Gimyung

Seongeun berdiri dan memukul meja, "Siapa yang kau panggil bodoh, b*ngs*t!?"

Han Sinwoo berdiri dan menenangkan mereka masing-masing. [Name] hanya terdiam, mengompres wajah lebamnya.

"Sudah-sudah. Jangan ribut, Seongeun.. apa yang tadi kamu bilang? [Name]? Maksudmu Park [Name] yang dulu itu?"

"Iya kak. Loh, kakak tidak tau yang disebelah kakak itu Park [Name]? Aku pikir kakak sudah tau"

Sinwoo lantas mengalihkan pandangannya pada [name], ia terkejut, benar-benar terkejut. Saking tidak percayanya, ia memegang wajah [name] dengan kencang, mencoba memperhatikan wajahnya.

"Hei, jangan menyentuhnya seperti itu!" tukas Gimyung kemudian menepis tangan Sinwoo

"Kamu... beneran Park [Name]? Jelaskan apa yang sebelumnya terjadi. Kamu korban disini."

"Aku... hendak membeli obat demam untuk Gimyung, namun saat ingin belok, salah satu anak buahnya Seongeun menutup mulutku dan aku dihajar. Gimyung datang dan memukuli mereka semua, saat Gimyung memegangku, Seongeun datang dan memukul Gimyung. Kemudian mereka bertengkar, kak."

Sinwoo mengangguk paham, "Sepertinya ada kesalahpahaman disini.."

Seongeun tercengang, tidak percaya akan ucapan [name], "Anak buahku memukulimu..? Aku menyuruh mereka untuk mencarimu, bukan memukulimu padahal.. maaf. [Name], maafkan aku karena sudah ingkar janji kita saat kecil, maaf aku merokok, bermain wanita, berkelahi dengan orang lain. Kumohon.. maafkan aku.."

Seongeun kemudian berlutut dihadapan [name], ia benar-benar menyesali perbuatannya. [Name] terkejut kemudian ikut berlutut dan memegang bahu Seongeun.

"B- berdirilah, jangan berlutut seperti ini.. aku memaafkanmu kok" ucap [name] sambil tersenyum

Seongeun mendongakkan kepalanya dan menunjukkan matanya yang mengeluarkan sedikit air mata, "Maafin Seongeun.."

[Name] memeluknya ketika Seongeun mendongakkan kepalanya. Memeluknya dengan erat. Seongeun memeluk balik, merasa lega dirinya dimaafkan [name]. Mereka saling melepas rindu. Seongeun bersumpah pada dirinya sendiri bahwa ia akan berhenti melakukannya.

Sinwoo menyaksikan itu dan tersenyum kearah mereka, sedangkan Gimyung hanya memutar bola matanya dengan malas. Dalam hatinya, ia merasa sangat cemburu terhadap Seongeun. Kemudian ia memiliki ide.

"[Name].. aku pusing.." lirih Gimyung

"Eh iya, kamu lagi sakit ya. Maaf lupa.. tunggu, aku beli dulu obatnya ya?"

Seongeun berdiri kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu [name], "Biar aku belikan, sebagai ucapan maaf untuk kalian karena diserang anak buahku."

Gimyung dalam hatinya benar-benar menolaknya. Ia tidak ingin waktunya bersama [name] terganggu. Namun ia akan mengikuti keputusan [name].

"Ah tidak usah, nanti merepotkanmu" ucap [name] sambil memegang bagian belakang lehernya dengan tangan kanannya

"Kumohon.. aku merasa tidak enak jika begini, boleh ya [name]? Mmm, sekalian bertukar nomor telepon"

[Name] sibuk bertukar nomor dengan Seongeun, namun tentu ia tidak melupakan Gimyung. Ia segera melakukannya dengan cepat agar Gimyung tidak harus menunggu lama.

[Name] menyelesaikannya dan hendak pergi bersama Gimyung menuju apotek kemudian pulang. Sebelum melakukannya, Seongeun kembali memanggil mereka.

"Aku.. belum mengenalimu. Aku Seo Seongeun."

Gimyung menolehkan kepalanya ke belakang, "Gimyung, Kim Gimyung."

"... Dilain hari, kita akan bertemu lagi. Sebagai rival, Seo Seongeun."

WHICH ONE? - SEONGEUN & GIMYUNG X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang