XX: Trapped

374 59 0
                                    

"To love is to destroy, but to be loved is to be the one destroyed"

Enjoy

Sudah pagi, hari sudah berganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah pagi, hari sudah berganti. Kejadian kemarin sore masih melekat di pikiran [name]. Namun, fokusnya tidak tertuju pada hal itu, ia sekarang sedang merawat Gimyung yang terbaring di kasurnya dengan suhu 40,6°. Entah mengapa, Gimyung sering sakit.

"Gimmy, makan dulu buburnya... Kamu belum makan dari kemarin. Aku mau berangkat sekolah sebentar lagi"

"Gak boleh, nanti kalau kamu kenapa-kenapa disana bagaimana? Kan aku lagi sakit" ucap Gimyung lemas sambil menatap [name] dengan sayu

"Ayolah, kan masih ada Jitae, Kyunghun, dan Gunwoo? Mereka anak baik kok.."

"Yasudah, tapi janji ya kau tidak akan jauh dari mereka? Supaya tidak kenapa-kenapa, kalau kamu ingkar janji, nanti aku makin parah sakitnya"

"Haish, gak boleh ngomong begitu!"

[Name] mencubit pipi Gimyung karena gemas dengan ucapannya dan tingkah lakunya yang manja. Gimyung memegang pipinya sambil mengelusnya.

"Sudah jam 6, aku berangkat dulu ya Gim. Jaga dirimu baik-baik oke? Titip salam pada bibi Choi, dia masih tertidur sekarang"

"Seharusnya aku yang bicara begitu, baiklah.. sampai jumpa nanti"

•••

Tidak ada yang aneh selama [name] meninggalkan rumah mama Gimyung untuk berangkat sekolah hingga saat ini. Ia berdiri di depan kelas, membawa tas ransel nya di punggung. Disebelahnya ada Jitae, tidak ada Kyunghun ataupun Gunwoo karena mereka sedang mengerjakan remedial.

"Jitae, bagaimana hari ini? Apakah lancar?"

"Lancar kak. Bagaimana dengan kakak?"

"Aku juga lancar kok, terimakasih ya sudah bertanya. Aku mau pulang sekarang, Gimyung masih sakit sepertinya.."

"Ayo Jitae antar pakai sepeda, kak. Tadi pagi Jitae sudah menerima pesan dari kak Gimyung untuk menjaga kakak"

[Name] terkekeh, "Tidak apa-apa Jitae, lagipula aku bisa pulang sendiri kok. Dia hanya terlalu protektif saja"

Jitae terdiam sebentar, memandang [name] yang lebih pendek darinya dengan tatapan bersalah, "Serius kak? Jitae tidak keberatan kok.. Jitae takut sesuatu buruk terjadi pada kakak"

"Santai saja, aku bisa pulang sendiri kok. Kalau begitu aku duluan ya!" ucap [name] sambil melambaikan tangannya, berjalan ke tangga

Jitae membalas lambaian tangan [name]. Menatap bayangannya yang perlahan mulai tidak terlihat.

[Name] berjalan meninggalkan sekolah, bergegas kembali kerumah untuk merawat Gimyung sambil terpikirkan Seongeun. Kemudian ia merasa bahwa ia sedang diikuti, [name] terus melangkah maju, tidak berbalik. Hingga akhirnya sampai di kediaman keluarga Gimyung, ia melepaskan sepatunya dan mengetuk pintu, kemudian menggesernya.

"Aku pulang.." ucap [name] sambil melangkahkan kakinya menuju kamar Gimyung

Ia membuka pintu kamar Gimyung perlahan, menampilkan mama Gimyung yang sedang mengompres dahi Gimyung, sedangkan pria bermarga Kim itu masih tertidur. Mama Gimyung menatap [name] dengan halus.

"Nak [name], akhirnya sudah pulang.. bibi boleh minta tolong tidak?"

"Tentu saja boleh bi, mau minta tolong apa?"

"Jaga dulu nak Gimyung ya? Bibi mau membeli obat Gimyung di apotek, tadi mau beli tapi takut Gimyung butuh bibi kalau ditinggal sendirian"

"Tidak usah bi, biar [name] saja yang belikan. Mumpung belum ganti baju juga"

"Tidak apa-apa, [name]? Takutnya merepotkan mu"

[Name] tertawa kecil, "Santai saja bi, aku bisa melakukannya sendiri kok, apotek yang dekat sebelum jalanan Big Deal itu ya?"

"Iya nak, resep obat dan uangnya ada di meja makan. Hati-hati ya, sudah mau gelap, takutnya ada preman"

[Name] mengangguk kemudian keluar dari kamar Gimyung, menuju meja makan dan mengambil uang serta resep obat yang dibutuhkan. Kemudian menggunakan sepatunya dan keluar, berjalan menuju apotek yang dituju.

Lagi-lagi, [name] merasa diikuti oleh seseorang. Ia berusaha berpikir positif bahwa itu hanya perasaannya saja, saat hendak berbelok, seseorang menutup mulut [name] dengan telapak tangannya.

"Hhmpph-"

[Name] dilempar ke pojokan gang kecil disana, ia meringis merasakan punggungnya yang sakit. Sekelompok laki-laki yang cukup tinggi, kira-kira ada 5 sampai 6 orang mengerumuninya. [Name] tidak bisa melihat mereka dengan fokus.

"Kak Seongeun hanya menyuruh kita mencarinya dan membawanya kan?"

"Iya, dia tidak menyebutkan hal lain"

"Berarti kita bebas jika membawanya mati, ataupun babak belur?"

"Bagaimana jika kita bermain sebentar terlebih dahulu? Kau cantik juga..."

WHICH ONE? - SEONGEUN & GIMYUNG X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang