XXI: Bloody Afternoon

355 60 0
                                    

"To love is to destroy, but to be loved is to be the one destroyed"

Enjoy

Kejadian di sore hari itu benar-benar membuat [name] harus pulang lebih larut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejadian di sore hari itu benar-benar membuat [name] harus pulang lebih larut. Sudah 15 menit berlangsung sejak [name] dipukuli oleh mereka. Tidak ada yang bisa diharapkan selain menunggu adanya bantuan, [name] memohon dalam hati kecilnya supaya ada yang menolongnya.

Suara langkah kaki yang sedang berlarian terdengar, [name] berharap orang tersebut adalah orang yang akan membantu [name] terbebas dari masalah ini. Semakin lama semakin terdengar, maka semakin dekat orang itu. [Name] samar-samar melihat bayangan orang itu sambil terbaring lemah di tanah. Begitu menyadari sosok orang itu, [name] tersenyum.

Kim Gimyung.

"Kalian... Kalian berbuat apa pada [name]?!" tegas Gimyung menatap mereka dengan ekspresi benar-benar marah

Setelah mengucapkan kalimat singkat itu, belum sempat mereka membalas, Gimyung sudah memukul mereka dengan keras. Emosinya yang membara mengatur setiap pukulan yang akan dia lepaskan.

Bugh! Bugh! Bugh!

Tidak ada balasan. Mereka hanya terdiam dan mencoba melarikan diri, lantaran orang didepan mereka, alias Gimyung, bukan seperti manusia, melainkan monster.

Bugh! Bugh! Bugh!

Tak bisa diam begitu saja, dua diantara mereka mencoba membalas pukulan Gimyung. Namun mereka salah, belum menyentuh Gimyung pun mereka sudah terlempar dan dipukul lagi.

"A- ampuni.. kami.."

Bugh! Bugh! Bugh!

"Gimyung..." lirih [name] dengan lemas

Gimyung kembali sadar dan terlepas dari emosi yang mengendalikannya, ia segera berlari kearah [name] dan memeluknya. Yang lain tidak kabur, mereka sudah terlalu lemas dan hampir pingsan karena perbuatan Gimyung.

"Kau terluka parah, maafkan aku, seharusnya aku beli sendiri saja obatnya"

"Bukan salahmu, lagipula aku memang ingin membelikannya.. bagaimana kamu tau aku ada disini?"

"Mama bilang kau tidak kian kembali setelah 20 menit pergi membeli obat. Aku berlari dan menyusuri daerah ini, da-"

"!"

Satu pukulan diarahkan menuju Gimyung, sosok yang [name] sangat kenal datang dengan amarah. Seo Seongeun, datang setelah melihat anak buahnya serta [name] yang babak belur, ia berpikir bahwa Gimyung melukai [name] kemudian anak buahnya berusaha melindunginya.

"Kau.. melukai [name]..." ucap Seongeun sambil tersenyum aneh kearah Gimyung

"Kau siapa? Aku tidak melukai [name]! Ak-"

Bugh! Bugh!

Seongeun melemparkan dua pukulan secara langsung ke wajah Gimyung, hingga membuat tuan muda Kim itu terhempas lumayan jauh. Seongeun berjalan menuju [name] dan memegangi wajahnya yang terluka.

"[Name]... Maafkan aku, seharusnya aku menolongmu dari b*jingan itu"

Brak! Bugh! Bugh!

Gimyung tak sudi wajah [name] dipegang oleh Seongeun. Mereka berdua saling tidak kenal yang membuat mereka salah paham sendiri. Gimyung berpikir Seongeun yang menyuruh sekelompok anak-anak tadi untuk melukai [name], sedangkan Seongeun berpikir Gimyung yang melukai [name] dan anak buahnya justru mencoba melindungi [name]. Gadis itu perlahan berdiri dan membuka mulutnya, berusaha berbicara, namun sayangnya suara pukulan mereka lebih kencang dibandingkan suara [name].

"Hei.. hentikan, ternyata anak SMP sekarang lebih brutal dibanding saat dulu ya?" seseorang tidak dikenal berjalan menuju mereka

Seongeun terkejut, "Kak Sinwoo?"

[Name] terkejut dengan ucapan Seongeun, Kak Sinwoo? Orang yang pernah menyelamatkannya dan Seongeun saat kecil dari papanya? Kebetulan sekali!

"Tidak semua masalah harus diselesaikan dengan bertengkar... Kemari, ayo kita musyawarahkan permasalahan ini dan redakan emosi kalian, gadis disana kebingungan tuh"

Sinwoo menunjuk kearah [name], ia tersenyum ke arah [name] selagi Gimyung dan Seongeun mulai terdiam. Mereka berdua menghampiri [name] dan mengulurkan tangannya.

"Ayo, [name]. Ikut aku." ucap mereka bersamaan

Bukannya ikut dengan salah satu dari mereka, Sinwoo justru menarik tangan [name] dan membawanya, kali ini Gimyung dan Seongeun tidak berbuat apa-apa. Seongeun percaya akan Sinwoo, sedangkan Gimyung entah kenapa berpikir bahwa Sinwoo adalah orang yang benar sehingga membiarkan [name] ikut bersamanya.

WHICH ONE? - SEONGEUN & GIMYUNG X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang