XXXVIII: Our little deeptalk

175 21 0
                                    

"A comfort zone is beautiful place but nothing ever grow there"

Enjoy

"Tidak bisa," jawab keduanya bersamaan

"Kenapa? Kenapa tidak bisa?"

"Tidak tau."

[Name] menatap keduanya dengan kebingungan. "Setiap pilihan pasti ada alasannya. Kali ini, mengapa?"

"Karena tidak bisa." Jawab Seongeun

Gimyung menyeringai, "Kau bisa menyebalkan juga ya, Seongeun."

"Kau tau, kalau kak Sinwoo menjual dirinya?"

"Aku tau itu. Maka dari itu aku berharap kita bisa kembali seperti kita pada awalnya, bersama-sama mengembalikan kak Sinwoo!"

"Itu rencana yang mustahil." Seongeun menjawab

"Mustahil? Bukannya kau yang tidak mau membantu Big Deal lagi, Seongeun? Sudah bebas di Ilhae?"

Seongeun menundukkan kepalanya dan berpikir keras tentang ucapan Kim Gimyung. Walaupun ekonominya berkembang pesat saat bekerja di Ilhae, tetap saja Big Deal adalah awal dari segalanya. Toh juga dia masih dibawah Yoojin. Kapan dia bisa menjadi raja?

"Intinya tidak bisa, [name]. Jika kau tetap memaksakan, aku akan tetap pergi."

"Apa salah ku padamu, Seongeun? Kau terlihat jelas ingin menghindari Big Deal."

Gimyung menatap Seongeun dengan tatapan tajamnya. Ia benar-benar bingung dengan apa yang terjadi pada Seongeun.

"Aku benci dirimu, Kim Gimyung."

"Seharusnya aku yang bilang itu pada diriku sendiri." Gimyung tersenyum

[Name] menatap senyum tipis milik tuan muda Kim itu. Merasakan ada yang tidak beres dengan keduanya. Tidak biasanya Gimyung seperti ini.

"Aku juga benci diriku sendiri." Seongeun tersenyum balik pada Gimyung

".. dan seharusnya kau juga benci aku, karena bekerja di perusahaan yang membeli kak Sinwoo."

"Maksudmu?" Gimyung menatap Seongeun dengan raut wajah terkejutnya

"Ilhae yang membeli Sinwoo."

PLAK!

Gimyung menampar Seongeun sambil menarik kerahnya. [Name] tau jika Seongeun masih bisa menghindarinya, namun kali ini dia menyerahkan dirinya pada Gimyung.

"Kim Gimyung!" Marah [name]

"Aku benar-benar kecewa padamu, Seo Seongeun. Kau adalah teman sepadan satu-satunya bagiku. Meskipun Jitae dan yang lainnya juga merupakan temanku, mereka tetap terasa sebagai adik-adik ku."

"Sudah seharusnya begitu. Mulai hari ini, bencilah pada diriku, Kim Gimyung."

"Beritahu aku, informasi lainnya tentang kak Sinwoo!"

[Name] menarik tangan Gimyung yang masih menarik kerah Seongeun. Mencoba menenangkan keduanya dari ketegangan yang berlangsung diantara mereka.

Anggota Big Deal yang tadinya sedang merayakan kebebasan Gimyung perlahan-lahan menjauh dari ketiganya. Atas instruksi [name].

"Ini belum saatnya, Kim Gimyung."

"Apa maksudmu? Belum saatnya? Sampai kapan lagi kami harus menunggu?"

"Tunggu waktunya tiba, Gimyung. Aku benar-benar tidak bisa mengatakannya padamu."

Gimyung terkekeh, "Bilang saja kalau kau memang tidak mau. Kau sudah tidak peduli dengan Kak Sinwoo juga, kan? Sudahlah.."

Ketiganya terdiam sejenak. [Name] bingung harus berkata apalagi. Hanya bisa memisahkan keduanya dari keributan yang akan mereka mulai.

"Kau memang tidak peduli pada kami sejak awal kan?" Gimyung membalikkan tubuhnya, beralih pada anggota Big Deal yang menunggu dirinya

"Lucu sekali kalimatmu yang barusan.." Seongeun menundukkan kepalanya, menatap tanah yang kering itu

"Gimyung, tunggu sebentar.." [name] menatap Gimyung yang hendak pergi

"Apa? Kau juga berpihak dengannya?"

"Apa kita benar-benar tidak bisa kembali seperti dulu? Aku serius. Jika mau, aku akan segera pindah kemari.."

"Tidak bisa, [name]. Orang itu sudah kehilangan kewarasannya." Gimyung menatap kembali Seongeun

Ketiganya, dari jarak yang memisahkan mereka, berdiri diambang ketegangan situasi mereka. Yang satu marah, ada juga yang menyesal, dan ada yang menahan egonya sendiri.

"Ketahuilah, Kim Gimyung. Kau memang sudah memiliki segalanya sejak kecil." Seongeun berbalik, kembali pada mobilnya

WHICH ONE? - SEONGEUN & GIMYUNG X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang