Bab 23

4.6K 362 15
                                    

Mobil Shani sudah sampai di pekarangan rumah keluarga Giovano. Dia memarkirkan mobilnya di depan rumah dan mematikan mesin mobil perlahan keluar mobil dengan membantu Gracia yang sedikit kesulitan keluar dengan menggendong Zee

" Bisa ngak Ge, Tante bantuin ya gendong Zee " ucap Shani

" Bisa kok Tante, Tante tolongin buka pintunya aja " ucap Gracia. Saat Gracia menggendong Zee dia merasa terusik dengan gerakan Gracia

" Ahh jangan! jangan ganggu aku, lepasin aku " Zee bergumam dalam tidurnya, sehingga membuat Gracia sedikit kerepotan dengan pergerakan Zee

" Adek! Adek ini Cici, udah tenang sayang, ngak ada yang akan gangguin kamu lagi sayang " ucap Gracia menenangkan Zee yang kembali ketakutan. Zee membuka matanya napasnya memburu cepat seperti sedang dikejar penjahat

" Ahg....CICI! Aku takut, jangan tinggalin aku CI! " Zee memeluk leher Gracia erat seperti dia tidak akan melepaskan pelukannya kali ini

Chika yang melihat Zee seperti ini menghampiri Zee dan Gracia " adek, kamu tenang ya, kita masuk ke dalam dulu, Cici kita bawa Zee masuk aja sekarang, aku ngak tega ngelihat Zee ketakutan kaya gini ci " ucap Chika

" Sepertinya Zee trauma dengan apa yang dialaminya malam ini ge, saran Tante kita bawa Zee ke psikolog secepatnya " tutur Shani

" Iya Tante, aku juga setuju dengan saran Tante Shani, aku khawatir dengan kondisi Zee yang seperti ini " ucap Gracia

" Kita turun dulu ya dek supaya kamu bisa istirahat " Gracia menggendong Zee masuk ke dalam, Chika ingin menggantikan Cicinya untuk menggendong Zee tapi saat Chika ingin mengambil alih, Zee menggelengkan kepalanya pertanda dia tidak ingin digendong oleh Chika maupun Shani

" Udah Chika, Cici aja yang bawa Zee, kita masuk ke dalam dulu " ucap Gracia menggendong Zee masuk ke dalam rumah bersama Chika dan Shani

Gracia dan Chika masuk ke dalam kamar Zee sementara Shani melihat kondisi Cristy yang sudah cukup lama mereka tinggalkan sendirian, Gracia menurunkan Zee dari gendongannya
" Cici! Ngak mau " rengek Zee

" Disini ada Cici sama kak Chika sayang, Cici ngak akan ninggalin kamu, turun ya, istirahat dikasur, kalau tidur posisinya kaya gini ngak baik " ucap Gracia perlahan menurunkan Zee dari gendongannya

Zee yang masih ketakutan melihat kanan kiri, matanya seperti melihat sekeliling menandakan dirinya saat waspada saat ini, Chika mendekat ke arah Zee dan langsung menggenggam tangan Zee " disini ada kak Chika, Zee tenang ya " ucap Chika. Zee membalas genggaman Chika erat

Zee melamun untuk persekian detik yang membuat Chika dan Gracia saling menatap satu sama lain, Gracia berinisiatif mengambilkan Zee minum tapi dengan cepat Zee menahan cicinya " CICI! Jangan pergi, CICI NGAK BOLEH PERGI ! " Zee sedikit berteriak menandakan bahwa dia emang tidak ingin ditinggalkan oleh Gracia

" Udah Cici disini aja, aku aja yang ngambilin adek minum ci " ucap Chika beralih mengambilkan Zee minum

" Manja banget sih adek Cici, sini peluk cicinya dulu " ucap Gracia

Zee mendekat ke arah Gracia dan kembali memeluk Gracia erat, kali ini air mata Zee kembali jatuh " kenapa nangis lagi sayang? ya udah kalau mau nangis ngak papa nangis aja, keluarkan apa pun yang adek mau keluarin, setelah ini yang kuat ya, Cici ngak mau adek ketakutan kaya gini terus, disini ada Cici, ada kak Chika, dedek, Tante Shani, jadi adek harus kembali menjadi adek Cici keren " ucap gre

Zee mengeluarkan air matanya cukup lama, sampai Chika pun kembali ke kamar Zee tetap menangis " Ci, kenapa adek nangis lagi ?" Tanya Chika

" Udah Chik ngak papa, biarkan adek meluapkan emosinya, kalau hal ini membuatnya lega ngak ada salahnya untuk menangis " ucap Gracia

Zee masih terus menangis
" Hiks...hiks...hiks, Cici! Zee takut ci, jangan tinggalin aku ya Ci, kak Chika"
Ucap Zee sambil menangis, Chika mendekat ke arah Zee dan mengusap punggung Zee

" Iya sayang, Cici ngak akan meninggalkan adek kok " Gracia lebih mengeratkan pelukannya kepada Zee. Zee cukup lama menangis dalam pelukan Gracia. Air mata Zee sudah berhenti setelah sekian lama mengalir

" Udah, adek udah tenang, boleh Cici ngomong sayang ?" Tanya Gracia. Dibalas anggukan oleh Chika

" Mungkin malam ini sangat berat untuk adek, apapun yang sudah adek rasakan malam ini Cici tidak akan mempertanyakannya sekarang, tenangkan diri adek, semua yang terjadi malam ini akan bisa adek lewati bersama Cici, kak Chika dan dedek, adek paham kan apa yang ci ge omongin " ucap Gracia dibalas anggukan oleh Zee

" Cici dan kak Chika jangan tinggalin aku " ucap Zee lirih, perasaan Zee masih saja tidak karuan

" enggak Cici dan kak Chika akan disini terus, nih minum dulu, kak Chika udah bawain adek minum " Gracia memberikan Zee minum, air yang dibawakan Chika langsung habis seketika

" Haus banget ya sayang, cepat banget habis airnya " ucap Chika, diangguki oleh Zee

" Sekarang kita tidur ya, udah jam 2 malam ini, Cici dan kak Chika temenin Zee " ucap Gracia membantu Zee tidur, Zee tidak memberikan izin untuk Gracia beranjak darinya satu langkah pun, sehingga untuk mengganti baju saja Gracia tidak bisa

Gracia mengusap surai Zee sampai iya tertidur. Zee menggenggam tangan Gracia kuat. Setelah Gracia memastikan Zee tidur Gracia mengganti baju yang sudah dibawakan oleh Chika dari kamarnya, sementara Chika tidur di sebelah kanan Zee dan Gracia tidur di sebelah kiri Zee. Malam ini mereka lebih khawatir dengan Zee yang mungkin saja akan kembali ketakutan, akhirnya mereka memutuskan tidur dikamar Zee




*
*
*
*
*




Matahari pagi sudah memancarkan sinarnya. Sinar Surya perlahan masuk ke celah-celah ventilasi kamar anak-anak Giovano. Shani yang notabennya selalu bangun pagi kali bangun dengan melihat Cristy yang hampir saja terjatuh dari kasur
" Astaga posisi nya udah gini aja ya dedek, kok bisa sih setiap Mami lihat kamu tidur pasti jantung Mami syok, ini gimana bisa kepala dibawah kaki di atas sayang, kan tadi malam pas Mami kesini posisi kamu masih aman dedek " ucap Shani heran melihat posisi tidur Cristy dan kembali memperbaiki posisi Cristy

Shani kebawah menyiapkan sarapan untuk ponakannya, kali ini Shani menyiapkan roti bakar yang telah diberi selai coklat, Shani tahu bahwa mereka pasti sangat lelah dengan kejadian tadi malam, sehingga Shani berinisiatif untuk membawakan makanan ke kamar mereka masing-masing

Shani langsung masuk ke dalam kamar Zee dan terlihat tiga orang saudari tidur saling berpelukan, pemandangan yang sangat jarang Shani lihat terlebih Zee yang dipeluk kakak dan cicinya

Shani meletakkan roti dan susu yang telah dibuatnya di nakas, setelah itu Shani membangunkan Gracia dan Chika lembut. Gracia adalah tipe anak yang tidak sulit untuk dibangunkan karena dia sedikit sensitif dengan gerakan

" Ge bangun ini udah pagi " ucap Shani

" Eugh...Tante udah pagi ya, ya udah aku mandi dulu Tante, oh iya jangan bangunin Chika dan Zee dulu ya Tan kasihan mereka kecapean " ucap Gracia






❤️❤️❤️

Ini udah Double up ya manizz, jangan ada yang request triple up, khawatir otak aku ngebul mikirin alurnya jiahhh.

Jangan lupa komentar dan vote nya ya, ehh udah 23 bab aja nih, cepat juga ya guys, udah malam pada istirahat ya Sono, see you next chapter guys, byby🌸

Ya elah malam ini Cici Shani dan Adel ngak ada di theater karena kondisi kesehatan, padahal moodbooster banget lihat mereka berdua, cepat recovery Cici, emang boleh sesayonara itu ci, 5 tahun lagi Cici Shaneee❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya elah malam ini Cici Shani dan Adel ngak ada di theater karena kondisi kesehatan, padahal moodbooster banget lihat mereka berdua, cepat recovery Cici, emang boleh sesayonara itu ci, 5 tahun lagi Cici Shaneee❤️




After D-Mami [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang