Bab 45

3.8K 382 43
                                    

Setelah Shani dan Gracia berbicara dengan Zee ditaman kemudian Zee di bawa kembali ke kamar dengan keadaan yang lebih tenang, walaupun sudah tidak menangis tapi tak dapat dipungkiri raut wajah Zee sangat terpukul, Gracia melihat Cristy yang sudah menangis sementara Chika tidak menghiraukan Cristy dan tetap fokus dengan hpnya di sofa, Gracia mendekati Cristy yang sedang menangis " dedek kenapa nangis sayang? " ucap Chika mengelus rambut Cristy dan menghapus air mata Cristy yang terus menetes. Cristy tidak menjawab dan tetap saja menangis

Gracia melihat Chika yang bodo amat dengan Cristy, dia fokus dengan hpnya " Chika dedek kenapa ?" Tanya Gracia

Chika memutar bola matanya malas
" Mana aku tau Ci, anaknya aja cengeng, dikit-dikit nangis, dasar lemah segala penyakitan lagi " ucap Chika pelan

Gracia kaget mendengar ucapan Chika " CHIKA! Kamu ngomong apaan sih, Cristy kan adek kamu, Cici ngak pernah ya ngajarin bicara kaya gitu " ucap Gracia tegas

" Terus kalau dia adek aku kenapa? aku harus apa? yang aku tau sekarang dia adalah benalu dikeluarga ini, harusnya dia emang udah ngak ada dari awal, kenapa harus ada dia dihidup aku Cici, AKU BENCI DIA " ucap Chika marah

Zee tidak mau merespon apapun yang terjadi di sekitarnya, dirinya sekarang lagi kacau, Gracia berjalan mendekati Chika dan membawanya keluar ruangan, sementara Shani berjalan mendekati Cristy untuk menenangkan Cristy

" Dedek jangan nangis lagi, udah kak Chika lagi emosi, maafin kak Chika ya " ucap Shani lembut

" Hiks... Mami emangnya aku benalu ya, kenapa kak Chika semarah itu sama Cristy, apa Cristy melakukan kesalahan Mami " tangis Cristy

" Enggak anak Mami ngak ngelakuin kesalahan kok, kak Chika lagi capek sayang, kebetulan moodnya lagi ngak bagus, dedek jangan sedih ya, ntar juga kak Chika baik lagi ke dedek " ucap Shani

Cristy menyentuh lengan Zee yang masih berada di kursi roda
" Kak Zee kenapa bengong ?" Ucap Cristy

Zee kaget atas sentuhan dari Cristy
" Lepas! Lo jangan sentuh gue, gue mau istirahat, Tante bantuin aku ke kasur dong, dan lo jangan ngajak ngobrol gue sekarang " ucap Zee ketus

" K-ak Zee kenapa ? Mami semua orang kenapa ?" Tanya Cristy tak paham

" Tunggu ya sayang Mami bantuin kak Zee dulu, setelah ini Mami ke adek " ucap Shani

Shani tak bisa menyalakan siapapun untuk saat ini, karena ponakannya lagi berusaha mengelola emosi untuk menerima takdir atas kepergian Papa mereka, setelah Shani membantu Zee ke atas kasur, Zee memutuskan untuk langsung tidur karena Zee merasa kepalanya pusing setelah mendapat kabar tersebut dari Gracia, ingin dia berlari ke makam papanya tapi dengan kondisi seperti ini rasanya tak mungkin

*
*
*
*
*

Gracia membawa Chika ke taman rumah sakit untuk menghindari keributan yang akan terjadi kalau mereka berbicara di depan ruangan Zee dan Cristy " Cici mau bawa aku kemana? Aku bisa jalan sendiri jangan ditarik gini dong " ucap Chika tak suka

" Kamu kenapa Chika? Kenapa bicara yang ngak baik sama dedek, kasihan kan dedek sedih mendengar kata-kata kamu seperti itu, harusnya sekarang kita sebagai kakak Cristy menguatkan adek-adek, bukan malah menyalahkan satu sama lain " ucap Gracia

Chika melepas paksa genggaman tangan Gracia kasar " kasihan apa sih ci! Apa yang harus aku kasihani dari anak itu, Cici ngak kasihan sama aku dan Zee, cukup ya Mama yang pergi karena dia, kenapa papa juga harus pergi! " Marah Chika membulatkan matanya

" Chika kamu ngak boleh kaya gini dek" ucap Gracia

" Cici belain aja anak pembunuh itu, Cici harusnya sadar anak itu emang Mala petaka dikehidupan kita, seharusnya dari awal aku ngak pernah memperlakukan Cristy spesial, harusnya anak itu mati! " ucap Chika berteriak

After D-Mami [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang