Bab 43

3.3K 302 42
                                    

Shani sudah sampai di bandara, dia sedikit terkejut dengan suasana bandara yang penuh dengan polisi yang berlalu lalang dengan police line  yang menghalangi beberapa bagian di bandara. Shani mencoba menghubungi Gio dan tidak ada jawaban darinya. Dia memilih mencari keberadaan Gio dengan menelusuri bandara

Saat Shani berada di dalam bandara dia berinisiatif bertanya kepada salah seorang petugas bandara yang berjaga di sana " maaf mas, disana ada apa ya kok kelihatannya ramai sekali " tanya Shani

" Disana tadi ada penyanderaan serta penembakan mbak, dan ada satu orang yang terkena tembakan dari salah satu pelakunya " ucap petugas bandara

Mendengar hal itu jantung Shani berdetak lebih cepat, ntah kenapa rasa khawatir datang menghampiri Shani, dia mencoba mencari tahu korban yang terluka akibat tembakan yang terjadi

Saat melihat ada kerumunan orang Shani mendekat menembus kerumunan sampai akhirnya dia melihat sosok yang sangat dia kenal sudah tergeletak dengan berlumur darah, langkahnya terhenti, matanya membulat dengan air mata yang tak tertahan

" Mas Gio! " Ucap Shani panik mendekat ke arah tubuh gio tetapi di hadang oleh polisi yang lagi menunggu ambulans

" Maaf mbak, ini kawasan yang dilarang untuk siapapun mendekati " ucap polisi yang berdiri di garis police  line

" Itu kakak ipar saya pak, kebetulan saya juga seorang dokter, jadi saya tau harus melakukan apa " ucap Shani

Polisi yang mendengar penuturan oleh Shani kemudian mengizinkan dirinya melewati garis polisi line. Shani mendekat dan melihat darah berlumuran di badan Gio. Dia mencoba memeriksa kondisi Gio dengan memegang nadi Gio
" Pak! Ambulannya udah dimana? kenapa lama sekali, detak jantung kakak saya sudah sangat lemah " ucap shani panik

" sebentar lagi datang mbak, tadi sudah dihubungi " ucap polisi

" Mas kamu harus bertahan demi anak-anak, jangan sampai mereka kehilangan untuk kedua kalinya " Shani menggenggam tangan Gio erat

Gio tersadar dari pingsannya dan menatap Shani dengan menahan rasa sakit " Sh..an " ucap Gio lemah

" Iya mas, kamu harus bertahan, sebentar lagi ambulan datang, aku mohon kamu kuat untuk anak-anak " ucap Shani menguatkan Gio

" Akuuuu.....udahhhh ngak kuat Shan, aku titip anak-anak, kamu jagain mereka, jadikan mereka anak-anak yang baik, aku percayakan ke empat anak aku pada kamu shan, titipkan salam aku untuk Cici ge, kakak Chika, kakak Zee, dan dedek Cristy katakan  bahwa aku sangat menyayangi mereka, sampaikan juga permintaan maaf aku karena tidak menepati janji untuk menemui anak-anak hari ini, aku sayang mereka Shan " Gio mengembuskan napas terakhirnya yang membuat Shani histeris

" Hiks....hiks mas aku mohon bertahan mas, mas Gio! " teriak Shani

Ambulans yang ditelfon polisi sudah sampai di bandara, polisi kemudian membawa Gio dengan Shani ikut ke dalam ambulans, perjalanan menuju rumah sakit sekitar 20 menit dan selama perjalanan Shani hanya menangis karena dia tau bahwa kondisi Gio tidak bisa untuk diselamatkan lagi sebab peluru yang bersarang di dadanya dapat dipastikan banyak dan membutuhkan waktu lama untuk proses operasi kalaupun Gio masih bertahan

Sesampai di rumah sakit jasad gio langsung dibawa ke IGD oleh perawat, Shani tidak bisa menangani kakak iparnya ini karena dia tidak akan sanggup untuk menerima takdir yang akan di hadapi ke empat ponakannya di kemudian hari

Dokter yang menangani Gio keluar menemui Shani, dan benar saja Gio tidak bisa diselamatkan karena peluru yang mengenai tubuh gio menembus jantung nya dan beberapa organ vital lain sehingga membuat organ tersebut berhenti bekerja dengan waktu yang cepat

After D-Mami [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang