"Lain kali jangan deket deket sama mereka" ucap jayden kepada zia
"Iya" balas zia
"Iya-in aja dah lagian yang mau deket sama mereka juga siapa, orang gw kagak kenal" batin zia
"Good girl" ucap jayden
Saat jayden ingin mengelus rambut zia, rafael datang dan langsung menarik zia kepelukkannya
"Kenapa?" Tanya zia bingung karena ia tiba tiba di peluk oleh rafael
"Laper" bisik rafael
"Gw gak beli makanan tadi cuma beli minuman" ucap zia
Saat zia mencoba melepaskan pelukkan rafael, rafael malah mempererat pelukkannya tidak membiarkan zia melepaskan pelukkannya
"Lepas dulu, lu gak pegel nunduk gitu" ucap zia
"Enggak" balas rafael
Karena ia malas berdebat dengan masalah kecil ia pun membiarkan rafael me-meluknya
"Eh udah bel belum?" Tanya zia kepada daffa tanpa melepaskan pelukkan rafael
Bukannya membalas ucapan zia daffa malah menolehkan kepalanya kearah rio bermaksud bertanya, rio yang paham pun akhirnya menjawab pertanyaan zia
"Udah deh kayanya" balasnya ragu
"Yuk ke kantin, mau udah bel atau belum bel juga gas aja gw juga udah laper soalnya cuma beli es aja itupun es gw tadi jatoh" ucap zia
"Lepasin dulu katanya laper, kalo kaya gini gimana gw jalannya" ucap zia kepada rafael sambil mengelus rambut rafael
"Hm" Dengan tidak rela ia pun melepaskan pelukkannya
Jayden yang dari tadi sudah menahan kesal pun langsung menggenggam tangan zia dan menarik zia pergi dari rafael
Rafael yang melihat itu pun tidak mau kalah, ia menggenggam tangan sebelah kiri zia
Jayden yang melihat itu pun melemparkan tatapan tidak sukanya, Rafael pun membalas dengan tatapan tajam
Daffa dan rio yang melihat itu pun hanya melempar tatapan saja "kayanya seru nih" batin mereka berdua sambil tersenyum
"Ngapa kalian kaya orang gila senyum senyum gak jelas" ucap varel
"Gapapa kayanya bakal seru karena setiap hari kita bakal di suguhin drama cinta segitiga mereka, tapi setelah gw perhatiin gw liat zia belum peka atau enggak peka dengan mereka haha" balas daffa
"Dasar gila" batin varel, lalu ia pun memilih pergi menyusul devan
"Weh tungguin, main tinggal tinggal aja" ucap rio dan mereka berdua pun menyusul varel
Sesampainya mereka di kantin, para murid yang melihat kedatangan devano dkk ya seperti biasa histeris kek orang gila
"Ck berisik banget" ucap zia kesal
"Ngapa lu iri ya~" ucap daffa bermaksud bercanda
"Lah ngapain gw iri?" Balas zia
"Ya iri karena kami banyak fans, sedangkan elu malah di lempar tatapan benci tuh liat haha" ucap daffa bangga
"Dih yakali gw iri, sorry gw kagak punya riwayat penyakit hati" balas zia, lalu ia pun pergi tapi karena tangannya di genggam kanan kiri ia pun langsung menarik tangan jayden dan rafarel untuk segera duduk
Sesampainya di meja tempat biasa mereka duduk terlihat devano sudah duduk dengan tenang sambil memainkan hp
Jayden pun menarik zia untuk duduk berhadapan dengan devan, dengan posisi zia yang berada di tengah tengah karena kiri kanannya ada jayden dan rafael yang belum melepaskan genggaman tangan mereka dari tangannya
"Pesen sana" ucap varel menyuruh daffa
"Ck iya, mana uangnya?" Ucap daffa sambil menyodorkan tangannya bermaksud meminta uang
Jayden pun memberi daffa uang 100 ribu 2 lembar
"Sisanya gw ambil ya" ucap daffa
"Dih jangan kaya orang miskin lo" ucap rio jengah melihat tingkah daffa
"Suka suka gw dong, sisanya masih ada sekitar 50 ribu lumayan itu buat beli jajan nanti malem kalo tiba tiba laper" balas daffa
"Udah sana pesen, cepet gw udah laper" ucap varel
"Kaya biasa?" Tanya daffa memastikan
"Iya, terus pesen es jangan lupa" ucap varel
"Kalo lu zi, pesen apa?" Tanya rio
"Emm, apa ya" karena bingung zia pun melihat sekelilingnya ada makanan apa saja
"Gw pengen bakso tapi panas panas kaya gini masa makan bakso enggak cocok banget" ucap zia
"Gw ikut aja deh, bingung gw mau makan apa" lanjut zia
"Oke, lu juga ikut bantuin gw bawa pesenan" ucap daffa sambil menarik rio
"Yaudah gak usah tarik tarik ntar gw jatoh malu njir" ucap rio
Zia pun berdiri dari tempat duduknya untung saja tangannya sudah di lepas oleh mereka berdua jadi ia bisa pergi dari sana
Saat zia sudah jauh dari meja mereka, jayden pun langsung melemparkan tatapan tajamnya ke arah rafael lalu berucap "jauhin zia"
"Lu gak ada hak" balas rafael
"Dia hanya milik gw!" ucap jayden
Rafael pun melemparkan tatapan tajamnya, dan di balas tatapan tajam juga oleh jayden
"Bener kata mereka, menarik juga" batin varel melihat aura membunuh dan permusuhan antara rafael dan jayden
Devano hanya melirik sekilas lalu karena tidak tertarik ia pun melanjutkan main hp
TBC
Thank you for reading and voting my story
See you in the next story👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became An Extra Destroyer Of The Plot Novel
FantasyHai guys ini cerita pertama gw karena gabut hehe, jadi klo gaje mon maaf dah namanya juga baru pertama kali buat cerita Up gak nentu hehe (─.─||) Konflik standar, soalnya pribadi gw kgk suka konflik besar ntar repot sendiri gw bikinnya gimane🗿 IDE...