Bukannya kembali ke kelas, zia malah berjalan ke arah rooftop untuk menenangkan pikirannya
Sesampainya di rooftop, ia pun menduduki dirinya di sofa yang memang sudah ada disana
"Hufft"
"Apa kabar si nyebelin ya, tiba tiba gw kangen sama dia" ucap zia sambil melihat langit
"Yo!"
"ANJING!!!"
Sistem yang mendengar teriakan zia pun di buat terkejut sampai melompat dari sofa
"Saya hanya menyapa, kenapa anda teriak?" Ucap mochi
"Kaget gw cok, lu muncul tiba tiba" balas zia kesal karena ia hampir di buat jantungan untung saja ia tidak punya riwayat penyakit jantung
"Hehe, saya merasakan suasana hati anda tidak bagus jadi saya berinisiatif kesini untuk menghibur anda" ucap mochi sambil menjilati bulunya
"Lu bisa teleport?" Tanya zia
"Iya, keren kan?" Ucap mochi bangga
"Enggak b aja, lagian di dunia ini di luar nalar jadi bisa aja terjadi apa pun itu yang enggak masuk akal" balas zia
"Cih, anda tidak asik" ucap mochi, lalu iya pun duduk di paha zia
"Sepertinya anda sedang memikirkan seseorang" ucap mochi
"Tau dari mana lu?" Tanya zia
"Saya kan sistem jadi saya bisa melihat isi hati seseorang lagian kita terhubung jadi saya bisa merasakannya, anda merindukan dia?" Ucap moch
"Ya... sedikit" ucap zia ragu
Mochi yang melihat itu pun hanya tersenyum
"Saya selalu mengawasi anda lewat monitor khusus, jadi kalau anda dalam bahaya saya tau" ucap mochi tiba tiba
"Dih, lu kek orang mesum yang terobsesi pake acara ngawasin gw segala" ucap zia
"Ck, ini demi anda" balas mochi
"Kalau anda dalam bahaya dan tidak bisa menanganinya panggil saja saya" lanjutnya
"Dan sepertinya ada karakter yang menggantikan peran antagonis pria" ucap mochi
"Really? Who's he?" Tanya zia
"Anda baru saja bertemu, dia karakter yang terbentuk secara tidak sengaja karena antagonis pria sifatnya sudah melenceng dan dia yang menggantikan peran antagonis pria" ucap mochi
"Karena kehidupan selalu ada seseorang yang berperan menjadi antagonis kalau tidak ada antagonis rasanya kurang lengkap" lanjutnya
"Jangan jangan anak yang gw tabrak di kantin?" Tanya zia
Mochi hanya membalas ucapan zia dengan senyuman
"Oke itu saja yang ingin saya sampainya, saya ijin pergi ke sistem pusat karena ada panggilan darurat" ucap mochi
"Sebenarnya sudah beberapa hari yang lalu saya di panggil tapi saya mengabaikannya karena malas kembali ke sana pasti saya di suruh kerja rodi" lanjutnya
"Berapa hari?" Tanya zia
"Tidak tahu, kemarin saya baru saja di beri peringatan karena saya mengabaikan perintah kembali" ucap mochi
"Mungkin saya akan di marahi tujuh hari tujuh malam?" Lanjutnya
"Ya lagian lu berani beraninya ngabaiin perintah" ucap zia
"Saya hanya ingin bermalas malasan terlebih dahulu, karena kalau saya sudah di panggil artinya banyak yang akan saya kerjakan" balas mochi
"Karena mungkin saya membutuhkan beberapa hari di sana, saya ngambil beberapa makanan" ucap mochi
"Dan jaga diri anda, karena saya bakal sibuk jadi saya tidak bisa memperhatikan anda tapi tenang saja kalau anda dalam bahaya panggil saya" lanjutnya
"Iyaa, selamat berkerja" ucap zia sambil melambaikan tangan dan tertawa
"Ck, senang sekali melihat saya menderita" batin sistem kesal karena sebelum dirinya menghilang ia sempat melihat senyum menyebalkan zia
•••••
Di sisi devan dkk (setelah kejadian di kantin)
"Ikutin guys" ucap daffa
"Yok gw juga kepo" ucap rio
Mereka pun mau tak mau hanya diam mengikuti mereka berdua atas paksaan, kecuali jayden dan rafael yang memang ingin ikut karena mereka ingin melihat keadaan zia
Tetapi saat di perjalan mereka malah bertemu guru kiler dan di suruh kembali ke kelas, mau tak mau mereka pun terpaksa kembali ke kelas karena memang sudah bel masuk dan guru tersebut terkenal kiler, karena setiap murid yang bermasalah dengan dirinya pasti nilai murid tersebut langsung turun
"Sialan, mana bu nana lagi yang ngajar" gumam daffa
"Iya, gagal bolos kita" ucap rio
"Kalo mau kalian berdua aja yang bolos jangan ngajak gw, gw sih gak mau nilai gw jelek kalian juga tau sendiri kosenkuensi kalo berurusan sama bu nana" ucap varel
"Gak mau gw emang nilai gw jelek kalo gw bolos di mapel dia tambah anjlok nilai gw" ucap daffa
"Sama aja njir, yaudah yok ke kelas aja batalin niat kita buat bolos" ucap rio
Skip~
Bel tanda istirahat kedua pun berbunyi, devan yang mendengar bunyi bel tanpa bicara meninggalkan kelas
Daffa yang melihat devan pergi, belum sempat ia bertanya devan sudah meninggalkan mereka tanpa bicara
"Lah tuh anak mau kemana?" Tanya daffa
"Entah, mana gw tau" balas rio
"Kamar mandi mungkin?" Ucap varel ragu
"Yok susul" ucap daffa
"Ngapain? Gak mungkin ilang pake acara susul susul segala" ucap rio
"Lu lupa? Nanti ada kejadian cewek yang gak sayang nyawa lagi" ucap daffa
"Iya juga, hadeh cewek jaman sekarang nyusahin aja dah" ucap rio
"Yaudah yok susul" lanjut rio
Tanpa babibu mereka pun segera menyusul, berjaga jaga supaya bisa meringankan angka kematian
Saat mereka menyusul, mereka sudah telat karena mereka melihat ada perempuan dengan berani mencium devan yang notabenya anti dengan perempuan karena alerginya
"Sial, kita terlambat" ucap daffa
"Hadeh, calon mayat" ucap rio
"Mereka udah pada gak sayang nyawa kah? Suka banget nyerahin diri buat di bunuh" ucap varel miris
"Bentar kok gw kek kenal postur tubuhnya ya?" Ucap daffa
"Lah iya dipikir pikir kek mirip siapa gitu" ucap rio
"Zia?" Gumam varel, tapi masih bisa mereka dengar
"Nah mirip zia" ucap daffa
"Kayanya bukan mirip, tapi itu emang zia deh" ucap rio
Jayden yang mendengar nama zia di sebut sebut pun segera menghampiri zia dan devan yang sedang berciuman
Mereka bertiga yang melihat jayden berjalan ke arah devan pun langsung mengikuti di belakang
TBC
Thank you for reading and voting my story
See you in the next story👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became An Extra Destroyer Of The Plot Novel
FantasyHai guys ini cerita pertama gw karena gabut hehe, jadi klo gaje mon maaf dah namanya juga baru pertama kali buat cerita Up gak nentu hehe (─.─||) Konflik standar, soalnya pribadi gw kgk suka konflik besar ntar repot sendiri gw bikinnya gimane🗿 IDE...