38

5.4K 383 27
                                    

Tak lama kemudian bel tanda pulang sekolah berbunyi, para murid yang mendengar bel tersebut pun bersorak ria

"Yes, pulang cepet"

Zia yang sedang tertidur pun merasa terganggu karena suara teman sekelasnya

"Umm"

"Kenapa?" Tanya zia yang masih setengah sadar

Bukannya menjawab, jayden malah mencium pipi karena gemas dengan muka bantal zia

"Kok pada bawa tas?" Tanya zia sambil menutup mulut jayden yang ingin menggigit pipinya

Sebelum membalas perkataan zia, jayden pun mengecup dan menjilat telapak tangan zia

Zia pun di buat terkejut karena ulah jayden yang di luar nalar bikin bulu kunduknya berdiri, sampai sampai ia harus menjauhkan tangannya dari jangkauan mulut jayden

Jayden yang melihat reaksi yang di buat zia pun terkekeh geli, lalu ia pun membalas pertanyaan zia dengan santai dengan wajah tanpa dosanya "pulang"

Tanpa bicara apa apa zia pun langsung turun dari pangkuan jayden, lalu ia mengambil tasnya dan keluar dari kelas tanpa berpamitan

Diperjalan zia tampak menggerutu soal kelakuan jayden yang bikin sekujur tubuhnya merinding

Di sisi Jayden

"Ngapa lu senyum senyum gak jelas?" Tanya daffa saat melihat jayden senyum senyum gak jelas walaupun tipis tapi ia dapat melihatnya dengan jelas

Jayden yang mendengar pertanyaan daffa pun langsung merubah wajahnya menjadi datar kembali

"Buset dah cepet amat tuh muka berubah" ucap daffa

Rio yang kepo pun mendekat ke arah daffa dan bertanya "kenapa?"

"Tadi gw liat jay senyum senyum sendiri njir, merinding gw liatnya" balas daffa

"Yang bener lu?" Ucap rio tidak percaya

"Suer, gw kagak boong sumpah" balas daffa

"Tapi yang gw liat muka tembok seperti biasa" ucap rio

"Nah itu, elu enggak liat karena wajahnya berubah cepet banget gw aja kaget tadi" ucap daffa

"Coba tadi gw liat, langsung gw foto buat kenang kenangan jayden pertama kali senyum" ucap rio

"Stres, buat apa lu njir kurang kerjaan banget" ucap daffa

"Momen langka itu, jadi harus di abadikan" ucap rio

"Sesuka hati lu aja dah" ucap daffa

Jayden hanya memutarkan bola matanya malas saat mendengar sahabatnya membicarakan dirinya terang terangan, lalu ia pun pergi tanpa menghiraukan sahabat priknya

"Kalian mau minep?" Ucap varel yang sudah berada di depan pintu kelas bersama devan dan jayden

"Lah? Woy tunggu" ucap mereka berdua

•••••

WARNING!!! Terdapat adegan pembunuhan

Malam Hari, 12:25 

Zia yang sedang asik asiknya bermain game di ponselnya tiba tiba saja ia merasakan kepalanya sangat sakit seperti ingin pecah

"AAKHHH!!!" Teriak zia sambil memegang kepalanya

Sakit kepala yang di derita oleh zia berlangsung selama beberapa menit

Saat di rasa sudah agak mendingan, ia pun menghela napas lega

"Sial, gw harus cari mangsa sekarang" ucap zia

"Kenapa  tiba tiba hasrat membunuh gw muncul" lanjut zia dengan bingung

Di sebuah jalan yang sepi karena sudah tengah malam tidak akan ada orang yang melewati jalan tersebut, tepat di gang yang gelap dan sunyi terdengar teriakkan dan rintihan seseorang

Zia yang saat ini memang kebetulan lewat jalan tersebut karena mencari mangsa pun langsung mengintip apa yang sedang terjadi di dalam gang tersebut

"Woah, seru nih" batin zia, ia pun sembunyi di kegelapan sambil menonton seseorang yang memakai topi dan masker sedang membunuh seorang pria

"Dari tinggi badan dan postur tubuh, kayanya dia cowok" gumam zia

Dan terdengar suara rintihan minta tolong dari pria tersebut, zia yang mendengar suara itu bukannya menolong ia malah tampak menikmati suara tersebut

"Gak dapet mangsa, nonton live action langsung di tempat kejadian pun jadi, yang penting sedikit menekan hasrat membunuh dalam diri gw" gumam zia

Beberapa puluh menit kemudian...

"Ck, lama amat proses penyiksaannya" ucap zia

Tanpa di sadari zia ucapannya terdengar oleh orang yang sedang melakukan aksi pembunuhan tersebut

"Siapa?" Tanya orang tersebut

karena zia tidak mau menunjukkan dirinya dan masih stay di kegelapan, orang tersebut pun berucap lagi tapi dengan nada mengancam "keluar!"

"Yaelah, galak amat sih" ucap zia sambil keluar dari persembunyiannya

"T-tolong" ucap lirih seorang pria yang sepertinya sudah di ambang kematian

Belum sempat zia mendekat ia sudah di todong pisau oleh orang terdebut

"Jangan mendekat!" Ucapnya

"Ck, lu bunuhnya kelamaan sini pisaunya mending gw aja yang bunuh" ucap zia sambil mengambil alih pisau yang ada di genggaman orang tersebut

"Gereget gw liatnya, kelamaan nyiksa" lanjut zia, lalu ia pun mendekati seorang pria yang sedang sekarat tersebut

Pria itu bukannya merasa lega, ia justru di buat ketakutan karena zia datang bukan untuk menolong dirinya tapi datang untuk ikut membunuh dirinya

"J-jangan"

Tanpa belah kasihan zia pun membunuh pria tersebut tepat di jantungnya, di rasa belum puas ia pun mengeluarkan pisaunya untuk menebas leher pria tersebut

Lalu kepala pria tersebut ia buang dan menggelinding ke arah kaki seseorang yang tepat di belakang zia yang saat ini menyaksikan zia sedang memotong bagian tubuh pria yang sebelumnya adalah mangsanya tapi sudah di rebut oleh zia

Sambil tersenyum zia pun mengambil salah satu potongan tubuh manusia tersebut lalu ia bawa menuju tembok di dinding dan ia tempelkan lalu ia pun menggambar sebuah simbol

Yang di mana simbol tersebut menunjukkan jati dirinya sebelum bertrasmigrasi ke tubuh Kenzia

"C-caca?"

TBC

Thank you for reading and voting my story

See you in the next story👋🏻

Sorry guys klo adegan pembunuhannya kurang berkesan, soalnya enggk terlalu bisa gw🗿

I Became An Extra Destroyer Of The Plot NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang