30.naren demam

1.1K 77 8
                                    

Happy reading
.
.
.

Semenjak kejadian itu renjun melarang dirinya menemui naren dan renjun,
Jaemin sama sekali tidak bisa diberi kesempatan untuk menjelaskan semuanya.

Renjun juga harus menerima konsekuensinya karna naren mendadak demam tinggi dan selalu menanyakan keberadaan jaemin.

Renjun menggendong tubuh anaknya
Sambil menepuk tubuhnya pelan untuk menenangkan anaknya karna sedari tadi menangis.

"Unda aman baik temana, atu au main cama aman baik hikss"

"Naren makan dulu ya abis itu minum obat"

"Atu ndak mau hiks atu au ketemu aman baik hiksss"

Renjun diam tak menjawab pertanyaan naren, renjun tak tega jika melihat anaknya seperti ini, renjun sungguh merasa bersalah akibat keegoisan nya.

"Maafin bunda sayang, sakitnya pindah ke bunda"

"Unda aman baik hikss"

Tangisan naren semakin kencang hingga wajahnyaa memerah, naren begitu merindukan jaemin jika seperti ini renjun harus menurunkan egonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangisan naren semakin kencang hingga wajahnyaa memerah, naren begitu merindukan jaemin jika seperti ini renjun harus menurunkan egonya.

Renjun melangkahkan kaki mengambil poselnya yang berada di meja,
Renjun menelpon jaemin untuk segera ke rumahnya.

"Renjun akhirnya kamu nelepon, ren tolong dengerin penje-"

"Segera kerumahku naren demam"

"Ya Tuhan anakku,baik ren aku kesana secepatnya"

"Iya"

Ketus renjun lalu mematikkan poselnya secara sepihak.

"Unda aman baik kecini hikss"

"Iya Naren tunggu bentar ya paman baik nya lagi dijalan"

"Sambil nunggu paman baiknya datang, naren makan dulu ya"

"atu au mantan dicuapin ama baik hikss"

Renjun hanya bisa menghela nafasnya dan berakhir renjun mendudukan dirinya di kursi sambil menunggu jaemin.

Tak butuh waktu lama jaemin datang ke rumah renjun dengan perasaan cemas lalu mengetuk pintunya.

"Ren buka pintunya ini aku"

Renjun mendengar suara ketukan pintu itu pun segera menghampiri nya untuk membukakan pintu rumahnya.

"Gimana kondisi naren"

"Demam nya masih tinggi, naren susah makan maunya di suapin sama kamu jaem"

"Baiklah kalo gitu Biar aku yang gendong naren, kamu siapin makanannya dulu. "

Renjun menyerahkan naren kepada jaemin lalu segera pergi kedapur untuk memasak sup.

"Naren ini paman sayang"

Naren pun yang sadar dirinya digendong oleh jaemin pun segera menatap wajah jaemin.

"Aman baik hikks temana aja atu tangen, jangan pelgi lagi hikss"

"Paman disini sayang, naren harus makan ya terus minum obat biar sembuh"

"Atu au dicuapin aman hikss"

"Iya paman suapin,tunggu bunda masak dulu ya"

Naren hanya menganggukan kepalanya lalu memejamkan matanya lagi sambil menyandarkan kepalanya dibahu jaemin.

Jaemin menyentuh kepala anaknya benar saja jika tubuh anaknya panas, tak lama renjun pun sudah selesai masak lalu memberikan mangkuk tersebut kepada jaemin.

"Naren makanan sudah siap sekarang makan dulu ya,ayo buka mulutnya. "

Naren membuka matanya kemudian membuka mulutnya lalu tangan jaemin menyuapi naren sampai secara perlahan,jaemin menyuapinya sampai naren merasa sudah kenyang walaupun masih tersisa.

"Naren Pinter banget makannya nanti minum obat ya biar cepet sembuh. "

"Iya aman baik"

Renjun yang melihat interaksi jaemin terhadap ananya entah kenapa hatinya sedikit tenang.

"Obat naren dimana ren? "

Renjun tersadar dari lamunan tersebut pun segera mengambil obat lalu memberikan nya kepada jaemin.

"Naren minum obat dulu ya setelah itu naren tidur"

Naren meminum obat tersebut dan menelannya,naren terbilang anak yang gak terlalu rewel ketika meminum obat.

"Aman halus tidul cama aku dan unda, aman jangan pelgi lagi"

Naren memeluk tubuh jaemin dengan erat seakan tidak ingin melepaskannya.

"Gak bisa paman har-"

"Turuti kemauan naren"
ucap renjun dengan tangan menyilang di dadanya

"Baik lah, ayo sekarang kita ke kamar"

Jaemin berdiri mengalahkan kakinya menuju kamar dan renjun pun ikut di belakang nya.

Jaemin membaringkwn tubuh anaknya lalu menyelimutinya.

"Aman cama unda juga dicini"

Jaemin dan renjun menuruti keinginan naren lalu keduanya memeluk tubuh anaknya.

Jaemin masih terus mengusap kepala anaknya walaupun naren sudah tidur, renjun sebenarnya hanya memejamkan matanya saja pura-pura tidur.

"Ren aku tau kamu belum tidur, izinkan aku untuk menjelaskan semuanya. "

"Apa Kamu gila?!?!naren di hadapan kita apa pantes kamu berbicara seperti itu"

"Naren sudah tidur dengan lelap ren,lagi pula aku bicaranya pelan"

"Memang gak waras kamu, aku gak mau"

"Ren kumohon"

"Aku bilang gak mau, lagipula haechan sudah menjelaskan semuanya"

"Percaya sama aku ren,ucapan haechan gak semua nya benar"

"Gak bener gimana, kamu memang menghacukan hidup aku dan emang dulu kamu bajingankan?!?! "

"Iya aku sadar dan tau itu tapi dengerin penjelasan aku dulu ren, aku mohon.

"Aku gak mau dengar alasan kamu lagi jangan mentang-mentang aku mengizinkan kamu ketemu naren jadi kamu bertindak seperti ini"

"Aku benci kamu jaem"

"Mulai sekarang Ayo kita hidup sebagai orang tua naren tanpa ada hubungan di antara kita"

"Aku gak mau ren"

"Terserah kalau kamu tidak mau aku tidak peduli, aku sangat muak sama kamu. "

Setelah mengucapkan itu Renjun langsung memejamkan matanya tanpa mendengar ucapan jaemin, renjun bener-benar sudah tidak mau mendengarkan penjelasan nya lagi.



Sorry guys baru bisa update segini dulu dan update nya lama karna belakangan ini mood gua bener-benar gak bagus klo gua maksa buat nulis bakal ngawur dan tulisannya bakal jelek.

Rekomendasi wp/au jaemren dong, gua kehabisan cerita jemron😁

Lacuna (Jaemren) endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang