41. Marah

797 51 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Beberapa bulan telah berlalu kini kandungan renjun sudah memasuki
Usia 5 bulan selama itulah jaemin dibuat pusing karna ngidam nya selalu aneh pernah sesekali jaemin tengah malam ingin mengambil buah mangga yang ada di pohon tetangga nya namun tidak mudah mengambilnya karna tetangga tersebut terkenal dengan pelitnya sehingga dirinya di kejar- kejar oleh tetangganya itu.

Renjun rencananya ingin menghabiskan malem hanya berdua mumpung naren tertidur dengan pulas di kamar sebelahnya.

Penampilan renjun terbilang begitu sangat terbuka membuat jaemin hilang akal melihatnya apalagi perut buncitnya yang begitu sangat seksi namun hingga beberapa detik kemudian dirinya tepis pikiran kotor tersebut sehingga dirinya mencoba fokus kearah lain untuk menghindari renjun.

Berbeda dengan jaemin yang berusaha menghindari nya namun renjun mendekati suaminya dengan kemeja acak-acakan  karna sehabis pulang dari kantor.

Renjun dengan beraninya mengalungkan tangannya di bahu suaminya itu kemudian tangan nakalnya mengelus dada bidang jaemin.

"Kamu begitu sangat tampan" Bisik renjun di telinga jaemin membuat suaminya itu menggeram.

"Ren hentikan"

Renju tidak mendengarkan jaemin namun dirinya tak segan membawa tangan jaemin di pinganggnya

"Jaem malam ini -"

"Kamu tidur aja ren" Ucap jaemin dengan menghela nafas pelan

"Kamu masih marah sama aku ya? Maafin aku karna keinginan aneh aku yang membuat kamu kesel tapi hari ini izinkan aku untuk memenuhi hak sebagai istrimu. "

"... "

dirinya seberusaha mungkin untuk menahan hawa nafsu dan amarahnya.

"Aku tau kamu daritadi diam karna marah sama aku kan? "

Sejujurnya jaemin masih marah terhadap istrinya itu .
Bagaimana jaemin tidak marah jika ngidam nya bisa membahayakan dirinya
Contohnya tadi renjun nekat memanjat pohon untuk mengambil kupu- kupu yang hinggap di pohon namun jaemin mengetahui aksinya jaemin meneriaki istrinya sehingga membuat renjun hampir terjatuh jika saja jaemin tidak menangkap tubuh renjun secepatnya.

Semenjak kejadian itu jaemin mendiami istrinya tanpa memperdulikan afeksi renjun.

"Tuhkan kamu marah hikss yaudah kalo kamu marah mungkin kamu udah gak sayang sama aku lagi karna aku udah jelek terus nyebelin mending kamu cari istri lagi yang gak nyebelin kayak aku"

Jaemin yang mendengar itu terheran apa katanya 'cari istri lagi' yang bener aja padahal dirinya begitu sangat mencintai renjun.

"Kamu kalo ngomong gak usah ngelantur bisa gak sih."Ucap jaemin.

"Jujur aja kamu udah muak kan sama aku makanya kamu udah gak mau nyentuh aku lagi semenjak aku hamil mungkin kamu jijik sama aku sekarang. "

"Gila ya kamu?!?! Kenapa bisa berpikir seperti itu hah?!?! "

Renjun di buat terkejut dengan nada tinggi sepertinya jaemin begitu sangat marah dengannya.

"Kamu udah gak mau kan sama aku lagi,kalo misalnya udah gak mau sama aku udah sana kamu nikah lagi dan aku Terima kalo misalnya kita pisah"

"Kamu ngomong apa tadi, pisah?
Sadar gak sama ucapan kamu tadi,na renjun?!?! " Jaemin sudah tersulut emosi nya, jaemin menggeram sambil mengepalkan tangannya.

"Kamu seenaknya ngomong gitu gak mikiran naren ?!?! "

"Asal kamu tahu ren, Aku gak nyentuh kamu bukan berarti aku udah gak cinta sama kamu tapi aku takut nyakiti bayi kita, kamu berpikir bahwa aku sama sekali udah gak sayang sama kamu karna penampilanmu sekarang? Aku sama sekali gak pernah untuk berpikir seperti itu, hilangkan pikiran buruk kamu."
Ucap jaemin seberusaha mungkin untuk tidak tersulut emosi nya.

Lacuna (Jaemren) endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang