22. permohoanan kedua

1.3K 80 2
                                    

Happy reading
.
.
.

"Naren jangan lari lari nak, nanti jatuh sayang"

Sedari tadi renjun mengejar naren karna anak itu begitu sangat aktif membuat renjun sedikit kewalahan.

"Unda cepatan jalannya atu mau liat aktlasi lumba-lumba"

Jaemin yang melihat itu hanya menggelengkan Kepala karna melihat kehebohan ibu dan anak itu, sungguh sangat menggemaskan mereka berdua
Jaemin tidak sabar untuk selalu bersama mereka berdua.

Langkah kaki jaemin mengikuti mereka berdua yang kini sudah duduk diantara barisan orang-orang yang sedang menonton aktrasi tersebut.

Jaemin melirik kearah naren betapa bahagianya anaknya melihat hewan mamalia itu.

"Aman cini duduk"

Tangan mungil naren menlambaikan tangan nya untuk mengajak jaemin  duduk di sebelah nya.

Jaemin yang melihat itu tersenyum dan langsung duduk  dengan posisi dirinya duduk disamping renjun sedangkan naren duduk disamping renjun.

"lumba-lumba nya lutu banget"

"Naren suka liat lumba-lumba nya? "

"Iya aman atu cuka kalna meleka lutu"

Jaemin hanya membalas nya dengan senyuman lalu tangannya merangkul pinggang ramping renjun.

Renjun yang menyadari itu langsung saja  berusaha melepaskan tangan jaemin akan tetapi tangan tersebut tidak bisa lepas dari pinggang nya.

"Lepas"

Tubuh renjun bergerak tak nyaman dan tangannya mencoba untuk melepaskan rangkulan tersebut.

"Kumohon Biarkan seperti ini dulu" Ucap jaemin dengan tersenyum

Renjun yang melihat itu hanya bisa menghela napas.
Apa bisa dirinya marah dihadapan semua orang?apalagi disamping nya ada anaknya.

Renjun memejamkan matanya mencoba menahan rasa kekesalan terhadap jaemin.

Setelah pertunjukan tersebut naren segera berkeliling melihat hewan lain dengan tubuhnya digendong oleh jaemin karena capek seharian lari-lari.

"Naren sekarang kita pulang ya,naren sudah puaskan liat binatang nya? " Tanya jaemin

Naren menganggukan kepalanya  lalu menenggelamkan kepalanya ke pundak jaemin dengan mata ngantuknya.

"Ayo ren kita pulang biar aku antar sampe rumah"

"Gak perlu,biar aku saja pulang berdua dengan naren . "

"Jangan keras kepala,kamu gak liat sekarang sudah malam? Emangnya jam segini taxi ada yang lewat?"

Tanpa babibu jaemin mengenggam tangan sebelah renjun lalu berjalan kearah mobil.

Jaemin membukakan pintu mobil lalu menyuruh renjun untuk duduk.

"Naren biar tidur dipangkuan ku saja"

Tak lama jaemin meletakkan tubuh naren di pangkuan renjun dengan perlahan agar tidak mengganggu tidur anaknya lalu Jaemin memasuki mobil tersebut dan melajukannya.

Suasana hening diantara mereka berdua tidak ada interaksi antar keduanya karna sedari tadi jaemin fokus menyetir dan renjun hanya diam sambil mengusap tubuh anaknya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya mereka sudah sampai dirumah renjun.

Jaemin yang melihat setiap sudut ruangan tersebut begitu sangat takjub sungguh renjun sangat pintar mendesain rumahnya.

Lacuna (Jaemren) endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang