EXTRA PART

468 36 4
                                    

Renjun makin hari di repotkan dengan dua kurcacinya apalagi anak keduanya yang tiap hari ada aja tingkahnya.

Ya renjun melahirkan anak keduanya yang baru berusia satu setengah tahun itu.

Renjun dibuat pusing ketika anaknya meminta susu namun permintaan anaknya membuat dia sedikit jengkel,bagaimana tidak kesal jika bocah itu meminta maenan monyetnya nenen bareng dia tapi monyetnya tidak kunjung mangap dan itu membuat nya tantrum.

"Astaga adek, ini bunda harus gimana "

Renjun memijit pelipisnya karna bingung harus bagaimana, emang kalo ngadepin toddler harus menguji kesabarannya.

"Unda nen ini, huwee~"

Bocah bertubuh gempal ini masih nangis kejer karna maenan tersebut tidak mau membuka mulutnya.

Renjun ingin menangis rasanya jika seperti ini apalagi dia nahan rasa nyeri di dadanya karna sedari tadi anaknya tidak mau meminum asinya.

renjun mendekatkan dirinya berusaha menggendong tubuh anaknya namun anaknya memberontak.

"No no unda nenen" Ucapnya sambil menunjuk-nunjuk tangannya kepada mainan monyet tersebut.

Biasanya kalo anaknya itu rewel pasti jaemin yang berusaha nenanginnya namun suaminya itu masih ada kerjaan di luar kota.

"Bunda video call ayah ya "
Renjun segera mengambil poselnya yang berada di nakas tersebut dan tak lama suaminya itu mengangkat panggilannya.

"Hallo sa-eh kok si adek belum tidur malah nangis gttu"

renjun menghela nafasnya panjang sekali untuk merileksasikan kepalanya.

"Mas kamu harus tau kelakuan anak kamu satu ini" Ujar renjun dengan serius

"Kenapa lagi si adek" Kata jaemin

"Masa mas adek suruh aku nenenin mainan monyetnya"

Jaemin yang mendengar itu hanya cekikikan karna terlihat sangat konyol.

"Mas kok ketawa gttu" ucap renjun dengan mendengus kasar, apa-apaan suaminya itu malah tertawa.

Jaemin yang mendengar itu segera mingkem dan berusaha menahan tawanga. "Ya maaf sayang abis kelakuan anak kita aneh banget"

"Udah tuh aku turutin kemauan adek tapi adek malah makin nangis karna tuh mulut monyetnya gak mau kebuka"

Sumpah jaemin rasanya ingin tertawa terbahak-bahak namun dirinya takut di amuk sama istrinya yang masih asik lampiasin kekesalan nya terhadap dirinya, dan dia gak mau mengambil resiko mati muda oleh amukan istrinya itu.

"Udah lah kamu kalo kamu ketawa aja terus, ketawa! "

Jaemin yang mendengar itu buru-buru dia menggelengkan kepalanya.

Nafas renjun naik turunkan,ada jeda beberapa detik lamanya, sebelum akhirnya kembali dia buka suara. "Terus nih liat, kelakuan anak kamu satu ini" Selanjutnya, renjun dia balikan kamera ke belakang untuk mengarah anaknya. Jaemin melihat buntelan itu yang masih nangis histeris dan yang bikin kagetnya anaknya dia anaknya menungging sambil tangannya menahan bobot tubuh nya untung saja tangan sebelah renjun menahannya kalo tidak anaknya sudah terjungkal.

"Adek kamu ngapain sih nak"Ujar jaemin karna sudah habis berkata-kata.

"Yaudah sayang kamu susuin tuh bayi monyet, anggap aja kamu berasa punya bayi kem-. "

"Aku lagi gak bercanda!" Suara oktaf renjun semakin tinggi membuat jaemin menciut

"Y-ya aku juga lagi gak bercanda kok yang" Cicit jaemin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lacuna (Jaemren) endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang