35. kebahagiaan

909 71 1
                                    


Happy reading
.
.
.

1 minggu kemudian

Sekarang renjun dan jaemin berada di dalam toilet rumah sakit pasalnyajaemin ingin membuang air kecil karna jaemin sama sekali tidak mau di bantu oleh perawat.

"Pelan- pelan jalannya kaki kamu masih
Belum sembuh"

"Kata siapa belum sembuh? Aku udah kuat kok sayang"

"Gak usah bohong kamu"

"Aku gak bohong, lihat saja nih kakiku bisa berjalan."
Jaemin menghentakan kakinya secara perlahan, ucapan jaemin memang benar jika kakinya sudah membaik.

Jaemin mencoba melepaskan celananya akan tetapi dirinya sangat sulit untuk membukanya karna tangannya di infus dengan reflek tangan renjun pun membantu menurunkan celana jaemin, jika ditanya apa renjun tidak terkejut dengan tingkahnya? Tentu saja terkejut tapi tidak ada cara lain.

"Aku udah selasai sayang"

Jaemin sudah membersihkan kotoran tadi  renjun kembali membantu jaemin namun bukannya jaemin berdiri malah dirinya duduk di closet.

"Jaemin berdiri kok kamu malah duduk sih"

Jaemin tersenyum membuat renjun sangat jengkel dan malah menarik renjun agar duduk di pangkuannya.

"Akhh jaeminhh kamuhh apa-apan sih "

Renjun berteriak gelisah bagaimana tidak jika posisinya duduk di pangkuannya dan saling berhadapan

"Biar seperti ini dulu"

"Kamu lagi sakit jaemin, jangan melakukan hal gila seperti ini"

Tanpa peduli ucapannya jaemin malah mengecup bibir manis renjun.

"Aku udah sembuh karna obatnya sudah ada yaitu kamu"

"Heh Mana ada?!?! "

"Kamu gak percaya? Mau kutunjukkan sama kamu"

Renjun meneguk ludahnya karna merasa dirinya gugup

"Ren ayo menikah denganku dan memulai hubungan dari awal, aku janji akan menjaga kamu dan naren. Ayo buat keluarga yang bahagia.menjadi orang tua naren seutuhnya dan menjadi pendamping hidup ku selamnya."

Jaemin mengenggam kuat tangan lentik renjun lalu menatap ke arah si cantik.

"Kamu gak romantis masa ngajak aku nikah di tempat seperti ini"

Renjun mengpout bibirnya membuat jaemin tersenyum ke gemasan.

"Jangan cemberut gitu aku gak bisa lihat kamu semenggemaskan ini, sekarang coba liat jari manis tangan mu. "

Renjun melirik ke arah tangannya karna jaemin memasangkan cincin tersebut tanpa renjun sadari.

"tempatnya memang tidak romantis tapi aku bersungguh-sungguh dengan ucapan aku ren jadi mau kah kamu menjadi istriku"

Bukannya menjawab renjun malah mencium pipi jaemin lalu mengganggukan kepalanya yang artinya dirinya setuju untuk menikah dengan jaemin.

"Aku mau menjadi istri kamu"

Jaemin tersenyum haru tak bisa menahan air matanya lalu memeluk tubuh si mungil dengar erat.

"Terimakasih sayang sudah menerima aku, I love you. "

"I love you too ayahnya naren"

Lama berpelukan jaemin melepaskan pelukan tersebut lalu mencium bibir plum dengan lembut, mereka saling melumat dan saling betukar saliva.

Lacuna (Jaemren) endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang