Cung tangan yang masih gak ngerti setelah baca part ini...
•••
Halaman rumah sakit jiwa....
Wanita yang tadi menemui Sofia kini berjalan keluar dari rumah sakit dan menuju ke arah parkiran.
Di parkiran, mobil dengan harga mahal telah menunggunya. Di sana seorang wanita muda juga berdiri sambil memainkan ponselnya.
"Mama..." Senyum wanita muda tersebut merekah.
"Marsha kenapa di luar? Cuacanya panas"
Wanita muda yang dipanggil Marsha berjalan kearahnya dan mengapit lengannya. Wajah keduanya hampir mirip, hanya senyum gummy smilenya yang berbeda.
"Nyonya Chika terlalu memperhatikan kecantikan" Ejek Marsha.
Chika menjitak putrinya itu.
"Kamu akan menikah, sangat tidak lucu jika pengantinnya hitam"
Marsha memajukan bibirnya.
"Ma, bagaimana? Apa katanya?" Tanya Marsha.
Mendengar pertanyaan putrinya, Chika meremas jarinya sendiri kemudian menggeleng.
"Wanita jahat itu tetap diam"
Mendengar jawaban Chika, Marsha ikut murung. Dia dengan manja memeluk tubuh Chika dari samping.
"Ma, jangan putus asa. Kita pasti akan menemukan kakak..."
Chika mengangguk, dia menepuk lengan putrinya penuh sayang.
"Semuanya terlalu rumit, wanita itu sangat licik. Mama bahkan tidak bisa tahu siapa saja orang yang pernah menemuinya"
Marsha ikut frustasi mendengar ucapan Chika. Dengan hati-hati dia membuka pintu mobil dan membiarkan Chika masuk lebih dulu sebelum akhirnya dia ikut masuk dan duduk di samping Chika.
Setelah beberapa saat kemudian, mobil yang membawa mereka melaju di atas jalanan aspal yang panas. Sepanjang perjalanan, baik Chika ataupun Marsha keduanya sama-sama larut dalam pikiran masing-masing.
"Marsha..."
"Ma..."
Keduanya tertawa.
"Mama lebih dulu"
Chika tersenyum.
"Hari ini mama menemui keluarga dari mantan suami, kamu akan memberitahu papamu?"
Marsha menggeleng cepat, jika dia memberitahu papanya tentang ini itu sama saja dia ingin mengirim mamanya ke peti mati dengan cepat. Dia menyayangi mamanya, bagaimana mungkin dia tega melakukannya.
"Terima kasih..." Chika tersenyum lembut, dia meraih tangan Marsha dan meremasnya.
"Tapi aku penasaran"
"Penasaran tentang apa?"
"Putri mama dan mantan suami mama" Cicit Marsha, takut menyinggung wanita paruh baya di sampingnya.
Chika tidak marah sama sekali ataupun tersinggung, netranya yang semula menatap Marsha kini beralih ke lampu-lampu jalanan di luar.
"Itu di mulai dari mertua mama yang di bunuh dan semua hartanya di ambil oleh temannya sendiri..."
Mata Chika menerawang jauh, kembali mengingat kejadian di masa lalu.
•••
~Flashback On~
"Usir mereka semua!" Seorang pria tua dengan wajah tenang mengeluarkan suara, pakaian hitam yang dipakainya membuat suasananya suram.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession (Chika×Ara)
Romance"Sekarang ada aku, kamu tidak akan kesepian lagi ditengah hujan" (Ara Natio Harlan) "Dulu saat aku kehujanan dan sendiri kamu datang membawa kehangatan, tapi saat kamu kehujanan dan sendiri aku hanya bisa menatapmu dari jauh. Aku minta maaf Ara...."...