Chapter 09 : Gaun malam

4.9K 440 43
                                    

Ara tidak tahu setan mana yang merasukinya dan membuatnya dengan cepat berkendara menuju apartemen Yessica bahkan di tengah hujan lebat sekalipun.

Dia bahkan tidak peduli dengan jalanan licin yang mungkin bisa saja membuat ban mobilnya tergelincir.

Di tempat yang berbeda Yessica terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya sadar. Karena Ara akan datang dia dengan singkat menata barang-barang di apartemennya agar terlihat sedikit rapi, setelah semuanya selesai dia berjalan masuk kedalam kamarnya.

5 menit kemudian....

Yessica berjalan keluar, baju piyama panjang yang tadi dia pakai kini berubah menjadi gaun malam berwarna merah. Itu terlihat persis dengan gaun yang dia kenakan di dalam gambar.

Ting! Tong!

Suara bel yang ditekan lama dan berskala mengalihkan fokus Yessica. Dia kemudian berjalan kearah pintu dan membukanya.

Yessica menahan nafas sejenak ketika Ara dengan rambutnya yang basah dan hanya mengenakan baju kaos serta celana piyama sudah berdiri di depannya.

"Lukamu bagaimana?" Tanya Ara, tangannya terangkat ingin menyentuh perban di kepala Yessica akan tetapi dia mengurungkan niatnya tersebut. Takut jika gerakannya membuat luka Yessica sakit.

Hati Yessica menghangat karena perlakuan Ara yang seperti sekarang, tanpa mengucapkan apapun dia segera menarik Ara masuk kedalam dan mengunci pintu.

Ara yang baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat Yessica berjalan santai menjelajahi setiap sudut ruangan.

Yessica yang melihat itu sama sekali tidak marah, dia meninggalkan Ara sejenak dan kemudian kembali lagi dengan sebuah handuk bersih di tangannya.

"Rambutmu basah, kemari" Yessica bersuara.

Ara yang bingung berjalan kearahnya.

"Duduk, aku akan mengeringkan rambutmu dulu" Yessica menekan bahu Ara dan mendudukkannya di sofa empuk.

Ara ingin menolak akan tetapi aroma vanilla yang kuat serta gerakan lembut Yessica membuatnya terdiam.

Dengan penuh telaten Yessica menyeka air yang ada pada wajah dan rambut Ara, gerakannya begitu lembut. Dan Ara yang duduk di depannya hanya bisa diam mematung, matanya yang hitam jernih menatap kedepan tepat di dada Yessica.

Benda kenyal yang sedikit menyembul keluar itu sukses membuat wajahnya memerah, karena merasa malu dia menundukkan pandangannya. Dan kali ini bukan hanya wajahnya yang merah bahkan jantung Ara berdetak tidak berirama.

Gaun malam yang Yessica pakai tampaknya tidak mampu menutupi pahanya, itu terlalu minim.

"Uhuk...uhuk..."

Ara tidak mampu menahan batuknya.

"Kamu masuk angin?" Tanya Yessica, gerakannya terhenti dan dia fokus menatap wajah Ara yang semerah udang rebus.

Yessica mengangkat telapak tangannya dan meraba kening serta leher Ara.

"Wajahmu merah tapi kamu tidak demam" Kedua alis Yessica menyatu, Ara yang merasakan kulit halus Yessica di lehernya mundur kebelakang menyenderkan tubuhnya.

"Rambutmu masih basah! Sofaku akan ikut basah!" Yessica dengan cepat menarik tubuh Ara.

Ara yang tidak ingin begitu dekat dengan Yessica  menahan dirinya sendiri, akan tetapi hal itu justru membuat tubuh Yessica limbung dan terjatuh kedepan tepat kebadan Ara.

Lagi, aroma vanilla menyeruak masuk ke indera penciuman Ara. Tetapi aroma ini sedikit lebih kuat.

"M-minggir kamu berat!" Ara berusaha mendorong tubuh Yessica.

My Obsession (Chika×Ara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang