Chapter 24 : Alat🚫

6.5K 360 14
                                    

Ara akhirnya kembali dari berbelanja menjelang sore, ketika memasuki rumahnya kedua tangannya dipenuhi oleh barang belanjaan. Dia terus berjalan dan berhenti setelah berada didalam kamar.

Diatas kasur Yessica terlihat serius menonton film melalui ponselnya, dia bahkan tidak menyadari kedatangan Ara. Hal itu berlangsung selama beberapa menit sebelum akhirnya derap langkah Ara yang mendekat membuatnya mendongak.

"Sudah pulang?" Tanya Yessica, wajahnya berseri-seri.

"Hemmm, untuk kamu" Ara meletakkan semua barang belanjaannya di atas kasur, membiarkan Yessica memeriksanya satu-persatu.

"Bikini?" Yessica mengangkat pakaian tipis di dalamtas belanjaan dan memperlihatkannya kepada Ara.

"Kamu ingin berenang kan? Jadi aku juga membelinya"

Senyum Yessica merekah, tanpa aba-aba dia bergegas maju dan memeluk Ara.

Tubuh Ara goyah akibat pelukannya yang tiba-tiba dan membuat keduanya terjatuh keatas kasur.

Yessica yang berada di atas tubuh Ara terus tersenyum.

"Obat kamu habis?"

"Maksudnya?" Kedua alis Yessica menyatu.

"Orang gila saat kehabisan obat suka senyum-senyum sendiri....AW!" Ara memekik diakhir kalimatnya karena cubitan Yessica yang tiba-tiba dilengannya.

Yessica yang kesal bangkit dan duduk, dia dengan sengaja menepuk paha Ara yang membuat Ara mengaduh sekali lagi.

"Kamu terlalu ganas, jangan salahkan aku kalau tidak jadi menyukaimu"

"Kamu harus menyukaiku, tante Shani sudah memberi restu" Mata cokelat Ara menyipit karena senyum, berbeda dengan Ara yang menatapnya bingung.

Melihat kebingungan di wajah Ara, Yessica akhirnya menceritakan kejadian saat Shani datang.

Ara terdiam cukup lama setelah mendengar cerita Yessica, dia tidak ingin percaya tetapi mendengar Yessica menyebut nama Shani itu tentu saja benar.

"Mom harusnya tidak kerumah ini" Lirih Ara.

"Kenapa dia tidak boleh kerumah ini?" Yessica bertanya penasaran.

"Adiknya meninggal di rumah ini tepatnya di kolam renang"

Bulu kuduk Yessica meremang tiba-tiba karena takut, seharian ini dia tertidur di dekat kolam dan bahkan makan di sana. Tempat dimana seseorang pernah meninggal?

"Aku ingin pulang!" Yessica bergegas bangkit, dia hampir saja tersungkur akibat kurangnya keseimbangan beruntung Ara dengan cepat menahan pergelangan tangannya.

"Itu sudah sangat lama, puluhan tahun yang lalu" Ara berusaha menenangkan, tapi Yessica yang sudah terlanjur takut menggeleng kuat. Dia ingin pergi dari tempat ini.

"Tinggal disini agar aku bisa menyukaimu..." Ucap Ara.

Kali ini Yessica terdiam dan menatapnya bimbang.

"Dasar curang!" Keluh Yessica, Ara terkekeh kecil.

Dia yang duduk dipinggir kasur meraih tubuh Yessica agar duduk dipangkuannya.

Yessica membuka kedua kakinya dan melingkarkannya dipinggang Ara.

"Kamu berat..." Ledek Ara.

"Sayang sekali kamu harus melakukan ini selamanya"

Mendengar itu Ara tersenyum, dia tidak menolak tetapi tidak menerima juga. Gengsinya benar-benar tinggi, dan Yessica gemas melihatnya.

"Jangan terlalu gengsi, bagaimana jika aku tiba-tiba pergi? Kamu akan gila hahaha....." Ledek Yessica, sorot mata Ara menyipit.

My Obsession (Chika×Ara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang