Ara melangkah masuk ke dalam mansion megah di depannya. Ketika sampai di ruang tengah beberapa tawa terdengar, alis kanannya terangkat.
"Sayang kamu disini?" Shani yang duduk di kursi utama bertanya ketika melihat Ara.
Diruangan itu beberapa orang yang hadir ikut menoleh ke arah Ara.
"Kakak..." Christy yang merupakan anak bungsu di keluarga tersebut bangkit dan berlari memeluk Ara.
Ara mengacak-acak rambutnya penuh sayang, setelahnya dengan tangan melingkar di pundak Christy dia ikut duduk di sofa yang kosong.
Ara baru sadar selain ibu dan saudaranya, ada juga Marsha dan wanita yang tidak dia harapkan kedatangannya.
"Fiony..." Ucapnya lembut.
Wanita yang duduk di dekat Adel, tersenyum tipis kemudian mengangguk.
Kedua alis Ara menyatu, jelas sekali terlihat jika dia tidak nyaman dengan kehadiran Fiony. Orang-orang yang berada di ruanga tersebut bingung, ingatan mereka semua kembali kehari di mana Ara berniat untuk bunuh diri jika hubungannya dengan Fiony tidak direstui akan tetapi semuanya menghilang dan digantikan dengan tatapan sedikit tidak suka.
Fiony juga menyadari tatapan Ara, akan tetapi dia dengan sengaja mengalih pandangannya tidak ingin membalas tatapan Ara.
"Ekhem, sayang ada apa? Kenapa tiba-tiba datang sepagi ini?" Shani bertanya bingung.
"Antonio datang ke rumah dan mengatakan jika mom sakit" Jawab Ara.
Kali ini alis Shani yang mengernyit bingung, dia sangat sehat sekarang.
"Tapi mom tidak sakit, lihat..."
Ara mengamati Shani dari ujung rambut hingga kaki, selain rambut Shani yang ditumbuhi beberapa uban tidak ada hal serius lainnya.
"Antonio menipuku berarti" Ara memasang wajah kesal.
"Itu dad yang menyuruhnya berbohong" Tiba-tiba Cio berjalan mendekat.
"Kalau tidak seperti itu kamu tidak akan pulang sekalipun libur" Lanjutnya sambil meremas pundak Ara.
Ara mengaduh kecil, tapi dia sama sekali tidak memindahkan tangan Cio di pundaknya.
"Karena kalian semua ada di sini bagaimana jika kita ke puncak?" Cio tersenyum lebar, meminta pendapat seluruh keluarganya.
"Aku dan Marsha tidak bisa ikut, kita berdua masih ada urusan" Zee menolak dengan cepat.
"Aku juga tidak bisa dad" Adel juga menolak.
Kali ini tatapan Cio dan Shani beralih ke Ara, Christy, dan Fiony.
"Fio bagaimana? Kamu juga sibuk?" Tanya Shani lembut.
Fiony tampak berpikir.
"Aku tidak sibuk, tapi...." Fiony menghentikan kalimatnya, ekor matanya diam-diam menatap Ara.
"Jangan khawatir, Ara tidak akan keberatan" Cio menyela dengan cepat.
"Iyakan Ara?" Tatapan Cio beralih ke Ara.
"Tidak, lagipula aku juga tidak akan ikut" Jawab Ara.
"Kenapa tidak?"
"Yessica sendirian...."
Semua orang memutar mata karena lelah dengan tingkah Ara.
Shani menggeleng kecil, dia diam-diam melirik kearah Fiony. Berharap ucapan Ara tidak melukai perasaan Fiony.
"Aku akan pulang sekarang" Ara yang tidak suka berlama-lama di dekat Fiony pamit dan bergegas pergi.
Tidak ada yang menghentikannya. Dia terus melangkah dan berjalan keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession (Chika×Ara)
Romansa"Sekarang ada aku, kamu tidak akan kesepian lagi ditengah hujan" (Ara Natio Harlan) "Dulu saat aku kehujanan dan sendiri kamu datang membawa kehangatan, tapi saat kamu kehujanan dan sendiri aku hanya bisa menatapmu dari jauh. Aku minta maaf Ara...."...