Jika tidak ingin memberi komentar harap tinggalkan vote yah, terima kasih....
Rintik hujan turun membasahi bumi, jalanan aspal yang lengang mengeluarkan aroma khas basah.
Di sebuah rumah denga bercat putih tepatnya di dalam kamar, Ara dan Yessica berpelukan di balik selimut tebal tidak ingin beranjak kemanapun. Hujan diluar membuat mereka malas untuk kemana-mana.
"Bagaimana apakah bajunya sesuai dengan selera kamu?" Ara bertanya, Yessica yang meringkuk dipelukannya mengangguk sambil mengamati pakaiannya sendiri. Ini pakaian mahal tentu saja cocok dengannya, Ara sangat manis.
Yessica tersenyum tipis.
Melihat raut kepuasan di wajah Yessica, Ara ikut tersenyum. Pelukannya ditubuh Yessica semakin erat.
"Kapan film kamu akan dipromosikan ke umum?" Ara kembali bertanya.
"Itu dimulai minggu ini, beberapa hari lagi aku akan melakukan wawancara secara langsung di salah-satu stasiun radio"
"Pasti melelahkan..." Kedua alis Ara menyatu.
"Tidak sama sekali, aku sudah terbiasa..." Yessica mengelus alis Ara, berusaha menghilangkan kerutan di wajah wanita yang disukainya.
"Kamu sudah sibuk dengan industri ini selama bertahun-tahun, tidak ingin berhenti?"
"Aku ingin tapi tidak bisa"
"Kenapa tidak?"
"Ini adalah satu-satunya jalan agar aku bisa menemukan keluarga papaku"
Ara terdiam, matanya fokus menatap wajah Yessica. Tampaknya dia tidak benar-benar mengenal wanita yang meringkuk dipelukannya ini.
"Jika kamu tidak keberatan, aku ingin tahu-"
"Tentangku?" Potong Yessica, netra cokelatnya menatap Ara. Deheman Ara terdengar meski begitu dia tetap mengangguk.
"Mama dulu seorang aktris terkenal dia kemudian berpacaran dengan papa dan akhirnya menikah, lalu aku hadir. Kehidupan mereka sangat bahagia, tapi saat mama hamil untuk yang kedua kalinya semuanya berubah. Papa berubah, dia berkali-kali melakukan kekerasan kepada aku dan mama. Dan puncaknya adalah saat aku berumur 6 tahun, papa menyeret mama dan berniat menenggelamkannya di kolam renang. Saat itu aku tidak tahu apa-apa...." Yessica bercerita, wajahnya berubah sendu.
"Jangan diteruskan" Melihat ekspresi Yessica, Ara tidak tertarik lagi dengan cerita tersebut. Dia tidak suka melihat wajah sedih Yessica.
Yessica menggeleng dan tersenyum, kedua tangannya menangkup pipi Ara.
"Kamu harus tahu semua tentangku, kita akan menghabiskan waktu berdua selamanya..."
"Terlalu percaya diri" Ejek Ara, dia memegang kedua tangan Yessica yang berada di pipinya dan mengecupnya kecil.
"Apa ini? Kamu mulai menyukaiku kan?" Goda Yessica.
"Lanjutkan ceritamu!" Ara berusaha mengalihkan pembicaraaan, hal itu sontak membuat Yessica tertawa lebar.
Bibir Ara mengerucut, dia tidak suka digoda seperti itu.
"Baik aku lanjutkan..." Yessica menyadari perubahan pada wajah Ara.
"Papa berkali-kali menenggelamkan mama di kolam renang, aku takut jadi maju dan berniat melerainya. Tapi terlambat, saat itu mama dengan sekuat tenaga menarik leher papa hingga patah. Dia membunuh papa tepat di depan mataku. Saat melihat itu aku merasa duniaku berhenti, aku ingat sebelum papa meninggal kita berdua baru saja mendiskusikan ingin berkemah dimana saat papa ada waktu libur"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession (Chika×Ara)
Romance"Sekarang ada aku, kamu tidak akan kesepian lagi ditengah hujan" (Ara Natio Harlan) "Dulu saat aku kehujanan dan sendiri kamu datang membawa kehangatan, tapi saat kamu kehujanan dan sendiri aku hanya bisa menatapmu dari jauh. Aku minta maaf Ara...."...