Chapter 11 : Puncak🚫

8.1K 414 12
                                    

Yessica terus mendesah panjang ketika dadanya yang bulat dihisap secara intens oleh Ara, bibirnya membentuk hurup O dari waktu ke waktu.

Yessica tampak seperti ikan yang kehilangan oksigennya sekarang, itu semakin jelas saat jari-jari Ara bermain di area lembab miliknya.

Kenyal, basah, licin dan lembut.

Itu adalah kesan pertama Ara saat meraba area intim Yessica, dia yang penasaran melepas hisapannya didada Yessica kemudian semakin menurunkan wajahnya dan berhenti di depan pangkal paha Yessica.

Meskipun itu gelap Ara seratus persen yakin jika milik Yessica begitu indah, dia bahkan bisa mencium aroma wangi yang bercampur dengan aroma intim Yessica.

"Araaaa" Yessica memanggil dengan suara lirih, wajah dan telinganya terasa panas. Dia bersyukur karena sekarang suasananya sedang gelap, jika tidak betapa memalukannya itu.

Dia yang sedang mengangkang dan telanjang bulat kemudian ada wajah Ara yang tepat berada di pangkal pahanya.

Mendengar pangggilan Yessica untuknya, Ara kembali sadar. Dia kemudian bergerak dengan hati kedepan, menjulurkan lidahnya ingin mengecap area lembab di depannya.

Pinggul Yessica terangkat saat lidah kenyal Ara menyapu miliknya, rasa geli dan nikmat menyatu jadi satu. Kepala Yessica mendongak dan menggeleng saat lidah Ara menyapu miliknya.

"Ahhh...yahhhh lebihhh dalammmm" Ucap Yessica dia secara refleks meremas rambut Ara.

Lidah Ara semakin bergerak cepat saat mendengar desahan Yessica, suara lidahnya yang beradu dengan milik Yessica memecah kesunyian di tengah gelap.

Yessica semakin mendesah ketika lidah panjang Ara menerobos masuk kedalam, rasa hangat dari lidah tersebut membuat tubuhnya tersentak. Jari-jari Yessica terkepal erat meremas sprei di bawahnya, kedua pahanya bahkan bergetar.

"Aahhhhh...." Yessica mendesah hebat ketika miliknya berdenyut pertanda dia sampai di puncak.

Lidah Ara tetap bermain di milik Yessica, ketika merasakan sesuatu yang mengalir keluar dari dalam tubuh Yessica dia menyesapnya dengan rakus hingga kering.

Nafas Yessica tersengal dan dia merasa tubuhnya melayang sejenak sebelum akhirnya rasa lelah yang hebat melandanya.

Tik!

Lampu yang sejak tadi mati tiba-tiba menyala dan cahayanya yang terang memantul di permukaan kulit Ara dan Yessica.

Sekarang Ara dapat melihat dada Yessica yang naik turun dengan cepat, juga butiran keringat di kening Yessica. Wajah Yessica yang merah terbakar membuat Ara terpukau, di matanya Yessica yang sekarang begitu cantik dan menggoda.

Bukan hanya Ara, sekarang Yessica juga dapat melihat Ara yang berada diruang antar pahanya. Mata Ara yang hitam sedikit memerah, bibirnya yang tipis terlihat basah dan sepertinya Yessica mengetahui penyebabnya.

Melihat Yessica yang memalingkan wajahnya karena malu Ara tersenyum tipis. Dia juga menjadi malu.

Ara diam-diam merutuki lampu yang menyala dengan cepat.

Kenapa tidak menyala saat sudah selesai saja! Batinnya marah.

"Aku...aku ingin ke kamar mandi" Yessica yang malu bergerak dan Ara yang berada diantara pangkal pahanya bergerak mundur memberinya ruang untuk ke kamar mandi.

Langkah Yessica sedikit terhuyung saat memasuki kamar mandi. Dia dengan cepat menutup pintu dan bersender, takut jika Ara membuka pintu kamar mandi.

Ara yang ditinggalkan di luar dengan tubuh telanjangnya yang butuh pelepasan meringis. Harusnya dia membiarkan saja ketika Yessica ingin jadi yang dominan, sekarang dia merasa sakit kepala.











My Obsession (Chika×Ara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang