Yessica melemparkan ponselnya kedalam tas setelah memblokir nomor orang yang tiba-tiba membuatnya kesal, bukan hanya itu untuk benar-benar meredakan amarahnya dia dengan kasar melempar tas tersebut masuk ke dalam mobilnya.
Saat ini dia sudah berada diparkiran dan menunggu Tantri yang masih membereskan barang-barangnya setelah syuting.
"Kenapa lama sekali..." Yessica berkata dengan nada berat setelah menunggu Tantri selama beberapa menit. Dia tidak sabar untuk pulang dan menjambak rambut Ara karena marah.
Merasa pengap menunggu Yessica bersender di pintu mobil, tidak ingin masuk sebelum Tantri datang. Sopir yang berada di dalam mobil hanya bisa menggeleng kecil.
Ciiittttt
Tiba-tiba sebuah mobil van hitam berhenti dengan paksa tepat di depan Yessica, belum sempat dia membuka suara untuk protes seorang pria dengan membawa senjata turun.
"Jangan bersuara!" Perintahnya lantang sambil menodongkan pistol kearah Yessica, sopir yang melihat itu membuka pintu berniat untuk melindungi Yessica.
Tiba-tiba pria yang tadinya menodongkan pistol kearah Yessica berbalik kearah sopir dan menekan pelatuk. Tidak ada suara ledakan tetapi lubang kecil didada sopir tersebut serta tubuhnya yang terjatuh dengan cepat menyadarkan Yessica tentang situasi yang berbahaya.
Kembali, pria itu mengarahkan pistol kearah Yessica.
"Naik keatas mobil!" Perintahnya, menunjuk mobil van dengan dagunya.
Karena takut Yessica dengan gugup masuk kedalam mobil yang ditunjuk. Di dalam mobil hanya ada satu pria yang memegang kemudi.
Pria yang tadi menodongkan pistol ikut masuk setelah beberapa saat.
"Mayat sopirnya ada di belakang, kita akan membuangnya bersama dia"
Tubuh Yessica menegang, dia tidak tahu telah menyinggung siapa.
"K-kalian ssiapa?" Tanyanya gugup.
"Bukan urusanmu untuk mengetahui namaku, diam atau kuledakkan kepalamu!"
Yessica meringkuk kebelakang, bibirnya pucat.
Mobil van tersebut akhirnya melaju meninggalkan parkiran tanpa ada seorang pun yang tahu.
Jalanan di malam hari jauh lebih hidup dengan lampu-lampu kendaraan, setelah melaju selama 15 menit mobil van yang membawa Yessica berbelok kearah jalan yang sedikit sepi dan berhenti mendadak.
"Ada apa?" Pria di samping Yessica bertanya.
"Kamu tidak lihat, di jalan tadi ada pemeriksaan?"
"Kalau begitu lewat jalan ini saja"
"Baik..."
Mobil bergerak lagi, Yessica yang duduk sebagai korban penculikan meraba-raba tubuhnya sendiri mencari ponselnya. Namun, akhirnya dia ingat jika ponselnya tertinggal di mobilnya sendiri. Dia tidak bisa meminta pertolongan sekarang.
Ciit!
Bom!
Ban mobil tiba-tiba meledak dan membuat sopir sekali lagi merem mendadak.
Asap yang menyembul didepan membuat semua yang berada di dalam mobil terbatuk.
Sopir di depan bergegas keluar, disusul pria di samping Yessica.
"Keluar! Ingat jangan macam-macam atau aku akan menembakmu!"
Sebelum membawa Yessica keluar mobil, pria tersebut memberi ancaman terlebih dahulu. Yessica yang sudah ketakutan sejak awal hanya bisa mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession (Chika×Ara)
Romance"Sekarang ada aku, kamu tidak akan kesepian lagi ditengah hujan" (Ara Natio Harlan) "Dulu saat aku kehujanan dan sendiri kamu datang membawa kehangatan, tapi saat kamu kehujanan dan sendiri aku hanya bisa menatapmu dari jauh. Aku minta maaf Ara...."...