Bab 9 : Gubuk Derita

2.4K 247 17
                                    

Hari ini Nyonya Sarocha dan Becca sudah tiba di Thailand, mereka kembali berdua saja karena tuan masih memiliki pekerjaan di Paris, sebenarnya itu jauh lebih bagus bahkan lebih baik pria tua itu tidak usah pulang saja sekalian agar nyonya dan Becca bisa lebih memiliki banyak waktu bersama.

"Selamat datang kembali Nyonya", sapa Nona Nam saat menjemput Nyonya di depan pintu masuk mansion.

Becca mengikuti Nyonya sampai ke kamar, wanita itu kemudian merapikan pakaian dan mengambil pakaian kotor untuk dicuci, "Nyonya tidak menginginkan sesuatu?", tanya Becca.

Nyonya sedang berbaring di ranjangnya, dia tampak kelelahan dengan penerbangan mereka, "tidak, aku hanya ingin istirahat saja", jawabnya.

"Baiklah, istirahat dulu, aku mau ke kamarku untuk istirahat juga", ucap Becca.

Nyonya menatap Becca, "kenapa mau ke kamarmu?, disini saja, istirahat disini denganku", jawab Nyonya.

Becca lalu duduk di tepi ranjang, dia menatap Nyonya Sarocha yang sedang berbaring, "jangan sampai Nona Nam malah curiga, biarkan aku istirahat di kamarku saja yah", jawab Becca.

Gadis itu lalu meninggalkan kamar Nyonya sambil membawa beberapa pakaian kotor di tangannya. Benar saja, Nona Nam berdiri di samping guci besar dan melihat Becca yang keluar dari kamar Nyonya, wanita itu sudah menyimpan kecurigaan pada Becca, dia merasa perlakuan Nyonya pada gadis itu sedikit lebih spesial, "apa yang sedang kau sembunyikan dari ku?", ucap Nam di dalam hati.

Skip...

Hari ini Becca meminta izin pada Nona Nam untuk pulang ke tempat sahabatnya Irin, sudah lama Becca tidak menemui sahabat itu.

"Baiklah, saya izinkan dan tidak usah meminta izin pada Nyonya biar saya yang menyampaikan langsung", jawab Nona Nam saat Becca meminta izin padanya.

Becca terdiam, dia sangat ingin berpamitan dengan Nyonya tapi Nona Nam tidak mengizinkan dia berpamitan secara langsung, akhirnya Becca pergi tanpa berpamitan dengan Nyonya.

Siangnya, Nyonya mencari keberadaan Becca di mansion itu, dia mencari sampai di bagian dapur tapi tidak menemukan gadis itu, "apa kalian melihat Becca?", tanya Nyonya pada para ART.

"Becca pulang ke rumahnya, Nyonya", jawab salah satu ART.

Nyonya kaget, kenapa bisa Becca pulang tanpa meminta izin padanya, "kapan dia pulang?, dimana Nona Nam?", tanya Nyonya.

"Saya disini Nyonya", Nona Nam datang menghampiri Nyonya.

Nyonya Sarocha menatap nona Nam, "kapan Becca pulang?", tanyanya

"tadi pagi Nyonya",

"Dia minta izin pada siapa?",

"Pada saya Nyonya",

"Kenapa kau tidak mengatakannya kepada saya?",

Nona Nam terdiam, dia hanya menunduk saat mendapat pertanyaan beruntun dari Nyonya, "saya tanya, kenapa kau tidak mengatakannya kepada saya?", Nyonya mengulangi pertanyaannya.

"Maafkan saya atas kekhilafan saya Nyonya", jawab Nona Nam.

Nyonya menatap wanita itu dengan kesal, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres, "lain kali sampaikan padaku semua tentang Becca karena dia adalah pelayan pribadiku, saya tidak suka dengan sikapmu ini Nona Nam", jawab Nyonya sambil berlalu pergi meninggalkan mereka semua.

Nyonya lalu masuk ke kamarnya dan mencoba menghubungi Becca, lima panggilan dan tak satu pun yang dijawab oleh Becca, merasa kesal akhirnya Nyonya memutuskan pergi menemui gadis itu di tempat Irin, berbekal alamat yang pernah diberikan Becca padanya wanita itu kemudian pergi sendirian ke alamat itu.

Skip....

"Wow...Becca belanjaannya banyak sekali, aku bisa menghemat uang ku selama sebulan kalau begini", ucap Irin, saat Becca mengajaknya berbelanja di super market.

Becca membelikan banyak kebutuhan untuk Irin, dia merasa kasihan pada sahabatnya itu yang sudah menampungnya selama ini. setelah puas berbelanja akhirnya kedua gadis itu memutuskan pulang ke kost.

"Nyonya?!",

Becca kaget saat melihat Nyonya Sarocha ada di depan kamar kost Irin. Nyonya memakai gaun, high heels, kacamata, masker dan topi, hanya Becca yang mengenalinya, bahkan Irin kebingungan ketika Becca memanggil Nyonya pada wanita itu.

Becca dengan cepat berlari ke arah Nyonya, "kenapa Nyonya ada disini?", tanya Becca.

"Bisakah kau menyuruhku masuk?, aku kepanasan di luar sini", jawab Nyonya.

Becca dengan cepat membuka pintuk kamar Irin dan mempersilahkan Nyonya masuk ke dalam, Wanita itu kaget melihat kondisi kamar Irin, dia tidak pernah melihat kamar yang menyatu dengan dapur seperti ini.

"Irin, kenalkan ini Nyonya Sarocha, majikan ku", ucap Becca pada Irin.

Irin yang masih kebingungan akhirnya mengulurkan tangan pada Nyonya, "sayan Irin yang mulia", ucap Irin.

"__"

"Siapa yang kau panggil yang mulia?", bisik Becca, sedang Nyonya hanya menatap Irin dengan keheranan.

"Tentu saja wanita ini, dia putri kerajaan kan?", jawab Irin.

Becca menepuk jidat gadis itu, "bukan, ini Nyonya Sarocha bukan putri kerajaan", ucap Becca.

"Saya tahu siapa dirimu, kau Irin sahabat Becca dan orang yang sudah bersedia memberikan tempat tinggal padanya, walau hanya di gubuk seperti ini, terima kasih", ucap Nyonya.

Sungguh di luar nalar, Becca dan Irin terdiam saat Nyonya mengatakan kalau tempat kost Irin adalah sebuah gubuk, Becca menatap Irin jangan sampai sahabatnya itu mengusir Nyonya dari kost nya.

Nyonya terus menatap isi kamar itu, "dimana tempat tidur kalian?", tanyanya.

"Nyonya sedang duduk di tempat tidur", jawab Becca.

"Lalu kursi untuk duduk dimana?",

"__"

"toiletnya dimana?",

"__"

"kenapa disini sangat panas, apa tidak ada AC?",

"__"

Pertanyaan beruntun itu tidak bisa lagi di jawab, Becca semakin merasa tertekan dengan keadaan, "aku harap kau tidak tersinggung dengan ucapannya", bisik Becca pada Irin.

Irin yang sudah kehilangan ekspresi menatap Becca, "pastikan jika kau datang kemari lagi, majikanmu ini jangan ikut, aku sudah hampir kehilangan kesabaranku, tapi dia benar juga tempat ini seperti sebuah gubuk, gubuk derita", jawab Irin.

I Love You NyonyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang