Bab 20 : Keceplosan

2.1K 232 11
                                    

Hari sudah malam, seketika suasana komplek tempat tinggal Irin menjadi berubah, di depan rumah para wanita berhias hendak menunggu para pria hidung belang, Becca mengurung Sarocha di dalam kamar, jangan sampai wanita itu keluar rumah dan para pria hidung belang mengira dia salah satu kupu-kupu malam.

"Jam berapa Juan akan datang?", tanya Sarocha pada Becca, saat ini keduanya sedang tiduran pada kasur tipis di lantai kamar.

Becca menatap jam di kamar Irin, "Entahlah, sebentar lagi pasti dia sampai", jawab Becca.

Becca menatap Sarocha yang sedang bermain game cacing di handphone Becca, wanita itu memikirkan sesuatu, Becca lalu keluar kamar, dia melihat Irin sedang berbicara di telpon dengan seseorang yang Becca yakini itu adalah kekasihnya. Wanita itu lalu kembali masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar dari dalam. Sarocha belum memperhatikan Becca, hingga kemudian Becca menindihnya sambil mengambil handphone dari genggaman Sarocha dan meletakkannya di atas ranjang.

"Kenapa?", tanya Sarocha.

Becca tidak menjawab melainkan langsung membungkam mulut Sarocha dengan ciuman yang panas, jangan lupa mereka sudah cukup lama tidak melakukan ini dan lagi pula tadi siang siapa suru Sarocha mandi tanpa sehelai benang pun di hadapan Becca.

Wanita itu terus melumat bibir Sarocha dengan rakus, rasa manis dari mulut Sarocha selalu membuat Becca kecanduan dengan bibir itu.

"Dimana Irin?", tanya Sarocha dengan berbisik saat ciuman mereka terputus.

"Dia sedang menelpon, biarkan saja dia", jawab Becca sambil menurunkan ciuman di leher Sarocha. 

Sarocha mengangkat kepalanya, sehingga Becca dapat mengekspose leher jenjang wanita itu dengan liar, desahan tertahan di mulut keduanya, tangan Becca perlahan masuk ke dalam daster yang di pakai oleh Sarocha.

"Lakukan dengan cepat sayang", ucap Sarocha dengan nafas yang semakin berat.

Becca mengangkat daster Sarocha sampai melewati kedua payudaranya, dengan cepat Sarocha mengeluarkan payudaranya tanpa membuka bra yang ia pakai, Becca pun langsung menyambut payudara kenyal dan berisi itu.

"Ahhh...Becchaa", desah Sarocha dengan pelan.

Becca terus menghisap dan menarik puting payudara itu dengan mulutnya, sementara di bawah sana tangannya sudah berhasil menjamah tempat lembab dan basah itu, tubuh Sarocha sudah seperti cacing kepanasan, hisapan di payudaranya semakin kuat seiring dengan cepatnya permainan tangan Becca di bawah sana. Sarocha tidak sanggup lagi bertahan, denyut jantungnya semakin cepat.

"Akh..akh...godhh Becchhaa fasterrhh sayang, pleaseehh...akuhh..akuhh", Sarocha mengakat pinggulnya agar tangan Becca semakin dalam memasukinya, wanita itu sudah hampir berada di puncak kenikmatannya, namun tiba-tiba.

Tok...tok...tok...

"Woiii buka pintunya, aku mau masuk ini".

Suara Irin terdengar begitu kuat di dalam kamar, wanita gila itu mengetuk pintu di saat yang tidak tepat, Becca dan Sarocha saling menatap, "Sialan, kenapa dia tidak mencari aktifitas lain di luar sana, dasar pengganggu", kesal Becca.

"Beccaaaaaa, buka pintunya, kenapa kalian mengurung diri di kamar sih?, aku mau masuk woiii", suara wanita itu semakin mirip burung beo.

Becca menurunkan kembali daster milih Sarocha, wajah Sarocha sudah merah karena hampir mencapai puncak kenikmatannya, "Kita akan lanjutkan lagi", ucap Becca dan diangguki oleh Sarocha.

Ceklek...

"Kalian melakukan apa?, kenapa menutup pintu dari dalam?", tanya Irin, dia melihat Sarocha sudah tertidur. "astaga apa Nyonya tidak terganggu?, ternyata dia sudah tidur", ucap Irin lagi, dia tidak tahu kalau Nyonya hanya pura-pura tidur.

Becca tidak menghiraukan Irin, dia lalu berjalan keluar kamar dan meminum segelas air untuk menetralkan gairahnya.

Skip...

Saat ini Juan sudah berada di rumah Irin, pria itu hampir saja diculik oleh wanita penghibur karena selain tampan, Juan juga terlihat sangat maco dengan otot yang besar di tangan dan dadanya, bahkan sejak tadi Irin tidak berkedip menatap Juan, dia seperti baru pertama kali bertemu pria tampan.

"Hei...bersihkan ilermu", bisik Becca pada Irin, wanita itu menatap Juan dengan iler yang sudah mulai keluar dari mulutnya.

Juan menatap Sarocha, dia merasa kasihan dengan wanita itu, ayahnya menjadikan Sarocha sebagai aset untuk ditukar dengan kekayaan lainnya, Juan lalu memberikan sebuah handphone merk iphone 15 pro dan sebuah black card untuk Sarocha.

"Pakai ini, tenang saja mereka tidak bisa melacakmu jika kau memakai ini, karena handphone dan black card ini adalah milik pribadiku sendiri", ucap Juan.

Wow...itu adalah kesan pertama Becca dan Irin pada hadiah pemberian Juan untuk Sarocha, bukan pada black card nya tapi pada iphone 15 pro. 

Sarocha menatap pemberian itu, "bagaimana dengan ayahmu?", tanyanya.

Juan menghela nafasnya dengan berat dan menatap Sarocha, "dia hanya manfaatkanmu, selama ini dia menjalin hubungan dengan Nam, kau dijadikan sebagai barang yang akan dia tukar dengan setengah saham milik Mr. Apo, apa kau tahu pria itu sangat terobsesi padamu?", jawab Juan.

Sarocha tahu semuanya, tapi dia bersikap polos dan pura-pura tidak mengetahui apa pun, wanita itu lalu mengambil pemberian Juan, "terima kasih", jawabnya.

"Pergilah sejauh mungkin dari sini, kau bahkan tidak perlu menggugat cerai ayahku karena dia sudah tua, cukup pergi sejauh mungkin", ucap Juan.

Becca menggenggam tangan Sarocha, "aku sudah menyiapkan semuanya, Juan membantuku, kita akan berangkat ke Finlandia, kedua orang tuamu ada disana juga", ucap Becca lagi.

Sarocha menatap Becca dan Juan bergantian, "Kenapa kedua orang tuaku sudah ada disana?", tanyanya 

"Karena disana mereka akan aman dan kalian berdua bisa hidup disana", jawab Juan.

Satu-satunya orang yang kebingungan dengan pembicaraan saat ini hanyalah Irin, wanita itu menyimak dengan tanda tanya besar di kepalanya.

Cukup lama mereka bercerita, hingga Juan permisi pulang meninggalkan rumah itu.

"Nyonya, apa dia anak tirimu?", tanya Irin.

Sarocha mengangguk, "iya kenapa?", tanyanya kembali.

Irin dengan genitnya mendekati Sarocha, "sepertinya dia cocok denganku, bisakah Nyonya menjodohkan kami berdua", jawab Irin dengan nada suara dibuat seanggun mungkin.

Becca menatap sahabatnya itu, "kau sudah terlambat, Yha sudah mencicipi Juan terlebih dahulu", ucal Becca.

"Yha siapa?", tanya Irin.

"Wanita kembar yang menculik Sarocha", jawab Becca lagi.

"Benarkah?", Irin tidak percaya ini, bagaimana bisa dia kalah bersaing dengan wanita pendek itu, "kalian tahu dari mana kalau wanita satu meter kotor itu pernah bercinta dengan Juan?", tanya Irin.

"Oh...itu karena kami memergoki mereka berdua sedang bercinta dan gara-gara mereka berdua aku dan Becca tidak bisa bermesraan", jawab Sarocha dengan polosnya.

Becca seketika menepuk jidatnya, sedangkan Irin menatap kedua wanita itu bergantian, bermesraan?, wait...

"Hubungan kalian ini sebenarnya apa?, Majikan dan pelayan atau sepasang kekasih?", tanya Irin dengan ekspresi kebingungan.

Sarocha menatap Becca, dia baru sadar telah salah bicara, "kami sepasang kekasih", jawab Becca.

I Love You NyonyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang