Bab 30 : Happines

3K 236 26
                                    

"Mommy?!".

Sebuah panggilan lembut penuh kerinduan, kesedihan, kebahagiaan, penyesalan berkumpul menjadi satu dalam suara itu. Panggilan itu seketika membuat langkah Nya. Davika berhenti dan membuat wanita itu berbalik ke belakang dan menatap Becca yang telah berlinangan air mata sambil menatapnya.

"Mommy, jangan pergi lagi, jangan tinggalkan aku lagi", ucap Becca dengan linangan air mata yang terus mengalir di matanya.

Nya. Davika merasakan kebahagiaan yang luar biasa, akhirnya panggilan yang terakhir kali ia dengarkan saat Becca masih berusia lima tahun kini dia dengarkan lagi. Nya. Davika langsung berlari dan memeluk sayang putri semata wayangnya itu. 

"Ya Tuhanku, Ya Tuhanku, anakku sayang, putriku, mommy tidak akan pernah meninggalkanmu, mommy tidak akan pernah pergi kemana pun lagi, kau adalah hidup mommy, jantung hati mommy sayang, terima kasih Tuhanku kau telah mengembalikan Patricia ku", ucap Nya. Davika dengan tangis kebahagiaannya.

Ibu dan anak itu larut dalam tangisan kebahagiaan mereka, berkali-kali Nya. Davika mencium kening dan kedua pipi Becca dengan penuh sayang, tidak ada kebahagiaan yang lebih besar selain hari ini.

Di luar kamar, Sarocha menitihkan air mata bahagia, akhirnya Becca bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, gadis itu telah melalui banyak kepedihan dalam hidupnya dan kini saatnya dia harus bahagia. Tidak ingin mengganggu, Sarocha memutuskan untuk kembali menemui Juan di ruang keluarga.

Skip...

Malamnya, kedua orang tua Sarocha telah berada di Mansion milik Sarocha, sama seperti Becca, Sarocha juga bahagia bertemu kembali dengan kedua orang tuanya, bahkan Juan ikut merasakan kebahagiaan mereka berdua.

Saat ini mereka sedang berkumpul di meja makan menikmati makan malam mereka, Becca duduk di samping ibunya dan Sarocha duduk di tengah-tengah kedua orang tuanya serta Juan yang duduk di kursi dimana ayahnya biasa duduk.

"Hemm...apakah ada acara lamaran untuk malam ini?", goda Juan pada Sarocha dan Becca.

Para orang tua saling menatap dan tersenyum, sedangkan Sarocha dan Becca hanya tertunduk malu-malu bebek angsa. Saat mereka sedang bergurau, tiba-tiba seorang tamu datang diantarkan oleh ART.

"Haii...guys", sapa tamu tersebut.

Para orang tua keheranan dengan tamu tersebut, tapi tidak dengan Becca, Sarocha dan Juan, mereka bertiga justru terlihat bahagia melihat tamu itu.

"Hai..Irin", sapa Juan.

"Kau datang dengan siapa?", tanya Becca

"Kau lapar?", tanya Sarocha.

Irin menatap ketiga orang itu bergantian, "aku hanya tertarik dengan pertanyaan Ocha, karena itu yang paling menarik dan penting menurutku", jawab Irin.

"Siapa Ocha?", tanya Becca.

"Nyonya Sarocha tentu saja, aku akan memanggilnya Ocha mulai sekarang", jawab Irin.

Juan tertawa dengan ucapan Irin, "Loh Ocha itu bukan sejenis ikan paus yah?", tanya Juan sambil melirik Sarocha.

"Juan itu Orca bukan Ocha", jawab Sarocha sinis.

Semua orang tertawa mendengar percakapan mereka, akhirnya Irin berkenalan dengan para orang tua. Namun gadis itu tiba-tiba menangis saat berkenalan dengan Nya. Davika.

"Astaga kenapa kau menangis Irin?", tanya Becca.

"Bagaimana ini bisa sangat dramatis sih?, selama ini kita berdua hidup dalam kemiskinan bahkan pernah tidak makan dalam sehari, padahal kau adalah anak orang kaya raya", jawab Irin sambil menangis.

Nya. Davika merasa sedih mendengar ucapan Irin, wanita itu lalu menghapus air mata Irin, "maafkan mommy yah, terima kasih telah menjadi sahabat Becca dan menjaga Becca selama ini, mulai sekarang kau juga sudah menjadi anak mommy seperti Becca", ucap Nya. Davika.

Mendengar perkataan Nya. Davika membuat tangis Irin terhenti, "apa itu maksudnya aku menjadi kakak Becca dan menjadi kakak ipar Ocha juga?, lalu apa sekarang aku sudah menjadi orang kaya?, ini bukan prank kan?", tanya Irin dengan wajah polosnya.

Plaaakkk...

"Auu...kenapa kau memukul kepalaku Juan".

"Agar kau bangun dari tidurmu, sekarang kau tidak perlu tinggal di kost penuh kecoa dan pengap itu", jawab Juan.

Mereka kembali tertawa bersama, makan malam itu diakhiri dengan lamaran secara langsung oleh Nya. Davika kepada kedua orang tua Sarocha agar putri mereka dapat menikah. Lamaran itu diterima dengan penuh suka cita oleh kedua orang tua Sarocha, sudah saatnya mengakhiri kesedihan dan penderitaan putri mereka selama ini.

Skip...

Malam semakin larut, semua orang sudah tidur kecuali Sarocha dan Becca yang masih terjaga sambil berpelukan di sofa yang ada di dalam kamar Sarocha. Sarocha nampak bersandar pada Becca dan sesekali Becca mencium puncak kepalanya.

"Sayang?".

"Hemm?".

"Bisakah kau ceritakan padaku tentang sesuatu yang luar biasa menurutmu", tanya Sarocha.

Becca nampak berpikir, dia lalu mencium kembali puncak kepala sarocha, "baiklah aku akan menceritakan sesuatu padamu, dengarkan dengan baik yah", jawabnya.

"Dulu ada seorang anak yang ceria tapi dia sebatang kara, anak itu hanya dibesarkan oleh wanita yang sering dia panggil bibi dan dia sangat menyayangi bibinya itu. Anak itu sangat ingin menjadi penyanyi karena dia suka menyanyi dan beberapa kali sering terpilih mewakili sekolahnya di lomba menyanyi antar sekolah. Sayangnya cita-cita itu hanya sebuah angan-angan karena hingga dia besar dia tidak bisa mewujudkan keinginannya itu. Kau tahu?, anak itu tumbuh menjadi gadis dengan keinginan bertahan hidup paling besar, dia melakukan pekerjaan apa saja untuk mencukupi hidupnya dan agar dia bisa bertahan dari kerasnya dunia ini", Becca menatap langit-langit kamar sambil membayangkan alur cerita yang ingin dia ceritakan pada Sarocha.

"Lalu?", tanya Sarocha lagi.

"Suatu hari si anak kecil itu tumbuh menjadi gadis yang kuat, gadis itu ditawari pekerjaan oleh seorang wanita yang baru dia temui di depan sebuah mini market dan gadis itu akhirnya menerima pekerjaan dari orang itu. Takdir merubah segalanya, gadis itu jatuh cinta kepada seorang wanita di tempatnya bekerja dan ternyata wanita itu juga mencintainya. Tapi cinta mereka tidak berjalan mulus karena begitu banyak rintangan di antara mereka tapi sekali lagi mereka berdua membuktikan bahwa cinta mereka jauh lebih kuat dari masalah yang menimpa mereka", ucap Becca lagi.

Sarocha tersenyum, dia lalu bangun dan duduk menghadap Becca, "aku tahu siapa mereka", jawabnya.

Becca mengusap kepala Sarocha sambil tersenyum, "Kau pasti tahu siapa mereka", ucapnya lagi.

Sarocha menitihkan air matanya, "jalan itu memang terjal dan penuh duri, tapi mereka bisa melewatinya, seandainya bukan karena cinta yang kuat mungkin mereka telah menyerah dengan keadaan, benarkan?", jawab Sarocha lagi.

Becca mengangguk, "Aku mencintaimu lebih dari apa pun sayang", ucapnya.

Sarocha mengambil tangan Becca dan mencium kedua tangan gadis itu, "aku lebih mencintaimu dan kau tahu itu, mari hidup menua bersama sampai kita dipisahkan oleh waktu, aku hanya butuh dirimu saja", jawab Sarocha.

Becca menghapus air matanya dan air mata Sarocha, "Aku akan selalu bersama mu, baiklah mari menua bersama, jika suatu hari nanti waktu memisahkan kita untuk selamanya, kau harus selalu ingat  bahwa aku mencintaimu seumur hidupku sayang", ucap Becca.

Mereka lalu berpelukan dan menangis bersama. Hakikat dari puncak kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika kita dicintai secara hebat oleh orang yang juga kita cintai dengan hebat

I Love You NyonyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang