Bab 24 : Hidup Untukmu

1.9K 213 11
                                    

Byuuuuuuurrrr....

Becca tersedak lalu berangsur sadar dari pingsannya, saat seember air disiramkan secara kasar padanya. Gadis itu terbatuk-batuk, kepalanya terasa sakit dan berat akibat pukulan, dengan perlahan Becca membuka matanya.

Dia berada di ruang yang pengap tanpa jendela, aroma lembab dinding beton langsung menyentuh penciumannya, sayup-sayup Becca mendengar suara tawa pria dan wanita, namun pandangannya justru tertuju pada seorang wanita yang terikat di kursi dengan mulut tertutup lakban hitam.

"Sa...Sarocha?", panggilnya dengan terbata-bata.

Tiba-tiba rambut gadis itu ditarik hingga kepalanya mendongak ke atas, gadis itu kembali merasakan sakit luar biasa di kepalanya, Becca menatap Nam yang dipenuhi kemarahan itu, "Dasar wanita sialan, aku sudah memberikanmu pekerjaan tapi kau malah menghianatiku, hari ini aku benar-benar akan menghabisi nyawamu", ucap Nam.

Dibelakang Nam, Sarocha terus bergumam dengan mulut yang tertutup, air matanya terus luruh melihat gadis yang disayanginya di siksa dengan sangat kejam oleh wanita itu.

"Diam kau", teriak Nam pada Sarocha. Nam semakin menarik rambut Becca dengan kuat.

"__"

"Kau pikir, aku tidak akan bisa menemukan kalian?, Jimmy sangat bodoh karena percaya pada putranya tapi aku tidak sebodoh pria tua itu, disaat dia sibuk mencari keberadaan mu, aku lebih memilih mengawasi Juan sialan itu", Nam kembali tertawa.

"__"

"Sekarang, aku tingga menunggu kedatangan Mr. Apo untuk menjemputmu dan sebagai gantinya dia akan memberikan setengah saham perusahaannya untuk ku", ucap Nam lagi.

Sungguh sangat licik, ternyata Nam menipu tuan Jimmy selama ini, dia bahkan menyekap Sarocha untuk dirinya sendiri. Nam lalu memerintahkan pengawalnya memukul Becca  tendangan demi tendangan diberikan pada gadis itu hingga membuat Sarocha semakin menggila.

Nam lalu membuka lakban di mulut Sarocha, wanita itu kemudian menangis sejadi-jadinya, "tolong lepaskan dia, aku akan melakukan semua yang kau minta tapi jangan sakiti dirinya Nam", mohon Sarocha sambil terisak.

Plaaakkk...

Nam menampar pipi Sarocha dengan kuat, sudut bibir wanita itu bahkan berdarah karena tamparan tersebut, Nam lalu menarik rambut panjang Sarocha, "aku sangat muak denganmu, kau membuatku muak dengan semua sikap dinginmu selama ini, aku akan tetap menyerahkanmu pada Mr. Apo dan gadis itu dia juga akan tetap menerima hukuman dariku", ucap Nam dengan penuh penekanan.

"__"

"Buka tali ini, biarkan saja mereka bersama", perintah Nam pada anak buahnya. Nam bersama anak buahnya lalu pergi meninggalkan Becca dan Sarocha di ruangan gelap dengan cahaya lampu yang redup.

Skip...

Sarocha langsung merangkak mendekati Becca yang tidak berdaya lagi, dia mengangkat tubuh Becca dan memeluknya sambil menangis, "tolong buka matamu, ini aku sayang", ucap Sarocha.

Becca merasakan pelukan itu, perlahan matanya terbuka kembali, dia menatap wanita yang sedang memeluknya sekarang, tangannya terulur menghapus air mata Sarocha.

"Ja..jangan me...menangis", jawabnya.

Sarocha mencium kening dan bibir gadis itu, dia lalu memeluk Becca dengan erat, "aku mencintaimu, aku tidak ingin terjadi apa pun padamu, bertahanlah sayang aku janji kau akan keluar dari tempat ini dengan selamat", ucap Sarocha lagi.

Sementara itu, di tempat lain Juan sedang bersama dengan Irin, dia menjemput gadis itu di bandara dan membawa irin ke tempatnya, Juan sudah tahu ini adalah perbuatan Nam karena wanita itu sudah pergi dari mansion.

Juan sedang berbicara dengan seseorang di telpon, harus ada yang bisa menghentikan Nam dan Mr. Apo, karena daddynya tidak bisa diharapkan, pria tua itu akan tetap memilih harta dibandingkan Sarocha bahkan Juan sekali pun.

"Aku harap kali ini, semuanya rencanaku akan berhasil", ucap Juan setelah memutuskan sambungan telepon.

Skip...

Sarocha terus mengusap kepala Becca yang berbaring di pahanya, sesekali dia menghapus air matanya, seandainya saja dia tidak kabur atau seandainya dia menyerahkan dirinya pada tuan mungkin sekarang Becca tidak akan mengalami hal buruk ini. Sarocha lalu menyandarkan kepalanya di dinding, pengapnya ruangan itu semakin menambah sesak dadanya, dia kembali mengingat tentang semua hal di masa lalu hingga membuat dirinya terisak.

"Kenapa menangis?", tiba-tiba Becca terbangun dan bertanya pada Sarocha.

"__"

Becca lalu bangun dan duduk menghadap ke arah Sarocha, dia memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tendangan anak buah Nam tadi. Becca mengulurkan tangannya menghapus air mata Sarocha.

"Jangan menangis aku ada disini", ucap Becca lagi.

Sarocha lalu memeluk tubuh Becca dan menangis, suara tangisannya mendayu di ruangan tanpa jendela itu, Saroca mencium bahu Becca dengan sangat dalam.

Dia lalu mengurai pelukannya pada Becca dan menatap gadis itu dengan linangan air mata, "Seandainya saja aku tidak menyukaimu mungkin saat ini kau masih baik-baik saja, aku selalu menyesali hari dimana aku bertemu denganmu, hari dimana aku menyukaimu, hari dimana aku memilih pergi denganmu, aku sangat bodoh sayang karena cintaku padamu, akhirnya sekarang kau berada dalam kesulitan ini", ucap Sarocha dengan suara yang sudah sangat parau.

"__"

"Aku akan meminta Nam melepaskan dirimu, setelah itu pergilah sejauh mungkin dan mulailah hidup yang baru, jika cara melindungimu hanyalah dengan tidak bersama denganmu maka aku akan melakukannya", ucap Sarocha lagi.

Air mata Becca perlahan mulai membasahi wajahnya, rasa sakit di tubuhnya tidak sebanding dengan rasa sakit saat mendengar perkataan Sarocha saat ini, Becca tersenyum menatap wanita itu, walau air mata terus mengalir di wajahnya.

"Aku mencintaimu lebih dari rasa cintaku pada diriku sendiri, sejak kecil aku hidup sendirian dan aku tidak memiliki siapa pun lagi selain dirimu, aku dibuang oleh kedua orang tuaku dan kau adalah wanita pertama yang mencintaiku dan menerima diriku dengan tulus, jangan katakan tentang penyesalan itu karena aku selalu bersyukur dengan itu semua".

"__"

"Hidupku adalah milikmu, aku hidup untuk dirimu maka aku harus selalu bersama denganmu karena kau adalah alasan kenapa aku bertahan sampai hari ini, jika kau meninggalkan diriku itu sama saja kau memintaku untuk mati", jawab Becca dengan senyuman yang terus dia pancarkan dibalik air matanya.

Sarocha menangis sejadi-jadinya, Becca menarik wanita itu masuk ke dalam pelukannya dan memeluk Sarocha dengan erat, "Ayo kita mati bersama agar tidak ada lagi yang bisa memisahkan kita, aku tidak ingin kau pergi sejauh itu, aku tidak akan pernah sanggup Becca", ucap Sarocha.

Becca terus memeluk wanita itu dengan erat, mereka menangis bersama seolah hari esok tidak ada lagi untuk mereka berdua, "aku mencintaimu, jangan pernah melupakan itu", ucap Becca lagi.

I Love You NyonyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang