Bab 23 : Nam

1.7K 216 11
                                    

Becca akan membawa Sarocha pergi, mereka tidak pergi berdua tapi Irin juga ikut bersama mereka, saat ini semua orang yang terhubung dengan Sarocha sedang dalam bahaya, termasuk Yha dan Pim, untung saja kedua saudara kembar itu sudah pergi sehari setelah Irin menjemput Becca dan Sarocha di rumah mereka.

"Irin bagaimana?", tanya Becca, dia meminta Irin memeriksa keadaan di luar.

Tempat tinggal yang berada di komplek rell kereta api, ditambah tempat itu dikenal dengan tempat yang rawan kejahatan, tentu saja tidak akan mudah mengenali mata-mata dan penduduk asli ditempat itu.

"Kita tidak boleh keluar dalam keadaan begini, apa lagi ini siang hari, kita terlalu mencolok", jawab Irin.

Becca mengusap wajahnya, dia melupakan tentang ini, pergi sekarang sama saja dengan bunuh diri. "sialaaan...aku melupakan tentang ini", ucap Becca.

"Aku tahu bagaimana caranya agar kita bisa keluar dari sini tanpa ketahuan", jawab Sarocha.

Becca dan Irin langsung menatap wanita itu, "apa kau punya ide?", tanya Becca.

Sarocha mengangguk, "kita hanya perlu menyamar", jawabnya.

Skip...

Berkat ide cemerlang dari Sarocha, akhirnya ketiga wanita itu terlihat berbeda hari ini, mereka melakukan penyamaran. Ketiga wanita itu memakai rambut palsu, kacamata dan masker, tapi Irin agak risih dengan dandanannya, masalahnya dia mendapat rambut palsu berwarna merah dan gaun selutut berwarna merah juga, "aku merasa seperti gunung merapi berjalan, di luar sangat panas dan aku malah memakai pakaian serba merah begini", keluh Irin.

Becca dan Sarocha ingin tertawa, tapi mereka mencoba bertahan agar pelarian mereka berhasil dan mereka bisa berangkat ke Finlandia secepatnya.

Handphone Becca bergetar, Juan menelponya, pria itu sudah menunggu mereka di bandara, hari ini mereka bertiga sudah harus berangkat ke Finlandia sebelum anak buah tuan Jimmy menemukan mereka.

"Ayo kita harus cepat pergi, Juan sudah menunggu kita di bandara", ucap Becca.

Wanita itu menatap Sarocha, dia tahu bagaimana Sarocha sangat khawatir dengan dirinya, "ada apa lagi?", tanya Becca.

"Perasaanku tidak enak", jawab Sarocha.

Irin menatap kedua wanita itu, "bisakah kali ini kita percaya pada insting kita dulu dan mengesampingkan perasaan kita?, itu hanya perasaan anda Nyonya", ucap Irin

"Irin benar, sekarang kita harus pergi dulu dari tempat ini", tambah Becca.

Akhirnya ketiga wanita itu pergi meninggalkan rumah Irin, cukup mudah bagi mereka keluar dari lingkungan tersebut, walau mereka sempat menarik perhatian orang-orang disekitar. Setelah menemukan taksi ketiganya langsung berangkat menuju bandara internasional Bangkok.

Benar saja, setibanya di bandara Juan langsung menjemput mereka dan memberikan tiket pesawat menuju Finlandia.

"Apa semua akan baik-baik saja Juan?", tanya Sarocha.

Juan menghela nafas dengan berat, "kita seperti sedang berperang dengan waktu, kalian akan aman saat sudah di Finlandia", Jawab Juan.

"Terima kasih untuk semuanya", Jawab Becca.

Saat mereka bertiga akan masuk ke dalam bandara, Sarocha memeluk Juan dengan erat biar bagaimana pun dulu dia sempat mengira Juan adalah pria brengsek.

"Walau pun ini terdengar lucu, tapi aku senang kau pernah menjadi anak tiri ku, terima kasih untuk semuanya Juan", ucap Sarocha.

Juan mengangguk, "aku titipkan ibu tiriku padamu Becca", jawab Juan sambil menatap Becca.

Ketiga wanita itu lalu pergi meninggalkan Juan dan berjalan cepat menuju ke dalam Bandara. Penerbangan dari Bangkok menuju Finlandia tinggal sepuluh menit lagi, "Becca aku ingin ke toilet sebentar", ucap Irin.

"Aku ikut denganmu, aku juga mau buang air kecil", jawab Sarocha.

Becca menatap kedua wanita itu, "bisakah kalian melakukannya di salam pesawat saja?, demi Tuhan kita hanya perlu menunggu selama sepuluh menit saja", ucap Becca.

Sarocha menggenggam tangan Becca, "aku bersama dengan Irin, toiletnya hanya disana dan tidak akan ada yang berani menculik kami di tempat seramai ini", jawab Sarocha.

"Nyonya benar, lagi pula kantung kemih ku rasanya sudah mau pecah", tambah Irin lagi.

Akhirnya Becca mengizinkan kedua wanita itu pergi ke toilet, walau sebenarnya dia sangat khawatir, segala sesuatu bisa saja terjadi mengingat tidak ada yang tahu siapa saja orang yang ada di bandara ini.

Skip...

Becca langsung berlari menghampiri Irin, saat dia melihat Irin keluar dari toilet sendirian, "dimana Sarocha?", tanya Becca dengan panik.

"Bukankah dia sudah kemari duluan?, dia sendiri yang mengatakan akan kembali lebih dulu", jawab Irin dengan kebingungan.

Becca terdiam, sepertinya dia melewatkan sesuatu, jangan bilang dua orang wanita yang keluar dari toilet tadi salah satunya adalah Sarocha, karena baju wanita itu mirip dengan Sarocha dan dia seperti diseret dengan paksa oleh wanita yang satunya lagi.

"Nam?!".

Becca langsung berlari keluar, dia mencari-cari keberadaan Sarocha dan Nam, dia yakin Sarocha dibawah pergi oleh Nam, Becca terus mencari Sarocha sampai di area parkiran bandara, dia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Sarocha dimana pun.

Tiba-tiba sebuah benda menempel di kepalanya, tubuh Becca menegang dan wanita itu lalu berbalik dengan pelan melihat ke arah belakang.

"Ikut aku masuk ke dalam mobil dengan tenang tanpa menimbulkan keributan, jika kau melakukan kebodohan lagi, aku akan membunuh Sarocha di hadapanmu", ucap Nam.

"Dimana dia, dimana kau membawa Sarocha?", tanya Becca dengan kemarahan.

Nam tersenyum licik, "kau akan melihatnya nanti, sekarang ikuti perintahku", jawabnya lagi.

Dengan penuh keterpaksaan Becca masuk ke dalam mobil yang di tunjuk oleh Nam, saat dia masuk Becca mendapati Sarocha sudah pingsan di dalam mobil, saat Becca mencoba membangunkan Sarocha, tiba-tiba kepalanya seperti di pukul dengan sesuatu dan membuat gadis itu ikut tidak sadarkan diri.

Mobil Alphard putih yang membawa Becca dan Sarocha akhirnya meninggalkan area parkiran Bandara. Irin menyaksikan itu semua dari jauh, wanita itu menangis melihat semua kejadian tersebut, pesawat yang akan menuju Finlandia sudah berangkat, Irin yang sedang berdiri di samping sebuah mobil, mengambil handphone milik Becca dan mencoba menghubungi Juan.

"Hallo?, Juan ini aku sahabat Becca dan Nyonya Sarocha",

"__"

"Becca dan Nyonya dibawah pergi, aku tidak tahu mereka siapa tapi salah satu di antara mereka adalah seorang wanita yang berdandan sangat norak", jawab Irin dengan suara sesenggukan karena menangis.

"Tuhan, aku tidak tahu dimana mereka membawa Becca dan Nyonya, tapi tolong selamatkan mereka berdua", ucap Irin dalam do'a.

I Love You NyonyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang