Bab 12 : Rubah

2.2K 225 7
                                    

Plaaakkkk....

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Becca, Nona Nam masuk ke dalam kamar Becca dan menampar gadis itu dengan keras bahkan Becca sampai terjatuh di lantai, sudut bibirnya juga berdarah karena tamparan itu, Nona Nam lalu berjalan mendekati Becca dan berjongkok di hadapan gadis itu, dia lalu menarik rambut panjang Becca dengan kuat sampai membuat kepala gadis itu mendongak ke atas.

"Kau benar-benar bernyali besar, aku tidak menyangka kau bisa melawanku dengan tidak menghiraukan apa yang sudah aku peringatkan padamu",

"__"

"Beraninya kau menemui Nyonya di kamarnya, bukankah sudah aku katakan jangan masuk ke dalam?, apa kau sudah ingin keluar dari rumah ini?, dengarkan aku baik-baik, jangan coba-coba mendekati Nyonya lagi apalagi dengan meracuni pikirannya dengan pola pikirmu itu, aku tidak segan-segan memberikan hukuman padamu, apa kau paham?!", ucap Nona Nam sambil menghempaskan jambakan tangannya di kepala Becca.

Wanita itu lalu berdiri dan merapikan bajunya sebelum dia meninggalkan kamar gadis itu.

"Becca?!",

Yha masuk ke kamar saat dia melihat Nona Nam sudah pergi, wanita itu langsung membantu Becca berdiri dan duduk di tepi ranjang, dia melihat sudut bibir Becca yang berdarah, Yha merasa kasihan dengan gadis itu.

"Aku sarankan padamu, mulai sekarang patuhi apa yang dikatakan Nona Nam sebelum kau bernasib sama dengan pelayan yang lain", ucap Yha.

Becca menatap wanita itu dengan heran, apa maksud perkataan Yha, apakah sebelumnya ada yang terjadi di rumah ini.

"Yha apa maksudmu?",

"__"

"apa sebelumnya, ada pelayan yang pernah mengalami hal buruk di mansion ini?", tanya Becca.

Yha menggeleng, dia sudah salah bicara. wanita itu tidak menjawab pertanyaan Becca, tapi Becca terus memaksanya dan akhirnya Yha menceritakan semuanya pada Becca.

"Sebelum kau datang ke rumah ini, Nyonya Sarocha sudah pernah memecat lima orang pelayan pribadinya karena ulah Nona Nam",

"__"

"Nona Nam memprovokasi Nyonya hingga akhirnya mereka dipecat secara sepihak",

"__"

"Aku tidak tahu persis, tapi mereka semua diperlakukan sama jika tidak menuruti keinginan Nona Nam, mereka akan dijebak pada sesuatu yang bisa membuat Nyonya marah sehingga dengan mudah Nona Nam memprovokasi keadaan sampai mereka semua dipecat",

"__"

"Aku tahu kau berbeda dengan mereka, justru itu kenapa Nona Nam menyerangmu seperti ini. Tapi Becca kau harus berhati-hati karena Nona Nam selalu mendapatkan apa yang dia inginkan", Ucap Yha lagi.

Becca terdiam mendengar penjelasan Yha, bagaimana bisa Nona Nam yang hanya kepala pelayan itu, berbuat seolah-olah dialah pemilik rumah ini, pantas saja Sarocha tidak ingin Becca meninggalkannya, apa Sarocha tahu perbuatan Nona Nam selama ini?.

Beca nampak berpikir namun kemudian dia meminta tolong pada Yha.

"Yha, bisakah kau membantuku?, antarkan pakaian Nyonya ke kamarnya dan jika dia menanyakan diriku katakan aku sedang ingin mandi, aku tidak mau dia melihat memar di bibirku ini", pinta Becca.

Skip...

Nyonya berjalan menuruni tangga dengan tergesa-gesa, dia berjalan menuju dapur mencari Becca.

"Nyonya mau kemana?", tanya Nona Nam.

"Panggilkan Becca",

"Nyonya membutuhkan sesuatu?, biar saya yang mengambilkan untuk Nyonya",

"Aku membutuhkan Becca, panggilkan dia",

"Mulai sekarang Becca akan bergabung dengan pelayan lainnya mengurus mansion ini, saya yang akan menggantikan Becca dalam melayani anda Nyonya", jawab Nona Nam

Nyonya menatap wanita itu dengan tajam, dia lalu berjalan mendekati Nona Nam, "bisakah kau ulangi perkataanmu tadi?, kau ingin menjadi apa tadi?", tanya Nyonya.

"__"

"Aku membutuhkan Becca, bukan memintamu menggantikan dirinya dalam melayaniku",

"__"

"Apa kau yang menggaji seluruh pelayan di rumah ini, sehingga kau dengan mudah mengatur mereka tanpa bicara padaku?, aku tidak berurusan dengan pelayan di dapur tapi Becca dia adalah pelayan pribadiku, maka apa pun yang berhubungan dengannya harus melalui diriku dulu!",

"__"

"Sepertinya kau sudah melewati batasanmu akhir-akhir ini Nona Nam, lain kali jangan begini lagi, aku tidak menyukai orang yang sikapnya seperti rubah", ucap Nyonya lagi, wanita itu lalu berjalan meninggalkan Nona Nam sendirian.

Skip...

Sorenya tuan sudah tiba kembali ke mansion setelah hampir dua minggu berada di Paris Prancis, kali ini dia tidak datang sendirian tapi dia datang bersama Juan putra semata wayangnya.

Nyonya sudah nampak anggun dengan long dress nya menyambut kedatangan suaminya. "selamat datang kembali", ucapnya.

Tuan tersenyum dan langsung memeluk istrinya itu, "terima kasih sayang", jawabnya.

Juan dan Sarocha saling menatap, "apa mommy tidak ingin memeluk ku juga?", ucap Juan.

"In your dream". Jawabnya.

Juan langsung tertawa mendengar jawaban wanita itu, ibu tirinya itu selalu menggemaskan dimatanya, "Dad, lihat istri daddy ini galak sekali", ucapnya sambil mengedipkan mata ke arah Nyonya.

"Sudah jangan menggoda Sarocha", jawab tuan.

Nyonya lalu menyuruh para pelayan memasukan koper milik tuan dan Juan ke kamar mereka masing-masing, "sebaiknya beristirahat dulu, perjalanan jauh pasti membuatmu lelah", ucap Sarocha pada tuan.

"Baiklah, antarkan aku ke kamar", jawab tuan sambil menggenggam tangan Nyonya, kedua orang itu lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar tuan.

Juan menatap kedua orang itu dengan tatapan yang tidak seorang pun bisa mengartikannya, seperti dia sedang menyimpan sesuatu. Tak lama kemudian Juan berjalan ikut menaiki tangga, tapi tatapannya langsung tertuju pada seorang gadis yang berdiri di dekat tiang, Juan memperhatikan tatapan gadis itu yang ternyata tertuju pada Ayahnya dan Sarocha.

"Apa yang kau lakukan disitu?",

"__"

"Kau pelayan disini juga?, siapa namamu?",

"Becca, tuan",

Juan menatap gadis itu, "aku pikir hanya Sarocha wanita tercantik di mansion ini, ternyata ada pelayan yang cantik juga", ucapnya.

"__"

"kau mengenalku?", tanya Juan.

Becca menatap pria itu, tentu saja dia tahu pria itu karena Sarocha sudah menceritakan semuanya pada Becca tentang mansion berserta isinya termasuk Juan pada Becca.

"Anda adalah putra tuan, anak tiri Nyonya", jawab Becca.

Juan langsung tertawa sambil bertepuk tangan, "100 untukmu, wow....bagaimana bisa aku begitu terkenal disini", ucapnya sambil menyombongkan diri.

Becca merasa risih dengan pria itu, dia lalu berpamitan pada Juan dan kembali ke dapur, Juan terus menatap kepergian Becca dengan tatapan yang sama saat dia melihat ayah dan Sarocha. Sebenarnya Juan tidak asing di mansion itu karena dia tumbuh besar di mansion tersebut.

Juan mengetahui semua hal yang terjadi di rumah ayahnya itu, hanya saja dia masih membutuhkan bukti untuk mengungkap semuanya satu persatu.

"Semua hanya tinggal menunggu waktu, entah siapa yang sedang memegang bom di tangannya sekarang", ucap Juan sambil berlalu pergi naik ke tangga menuju kamarnya.

I Love You NyonyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang