Becca merasa tubuhnya menegang saat mendengar perkataan Nya. Davika, gadis itu masih berdiri tanpa ekspresi di hadapan wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya itu, sementara Nya. Davika terus menangis dan membelai kepala Becca.
Becca mundur selangkah demi selangkah dari hadapan Nya. Davika, hingga kemudian gadis itu berbalik dan lari menuju ke dalam mansion meninggalkan Nya. Davika yang terus memanggilnya.
Sarocha dan Juan yang sedang duduk di meja makan menunggu Becca dan Nya. Davika untuk makan bersama kaget, saat melihat Becca berlari sambil menangis menaiki tangga tanpa memperdulikan mereka berdua.
"Ada apa ini?", tanya Juan.
Tak berapa lama Nya. Davika datang, Sarocha menahan wanita itu, "ada apa ini?, anda kenapa?, aku melihat Becca berlari sambil menangis, bisakah anda mengatakan kepada kami apa yang terjadi?", tanya Sarocha dengan wajah panik.
Nya. Davika menatap Sarocha, "Becca adalah Patricia putriku yang hilang, dia adalah putriku Sarocha", jawab Nya. Davika sambil menangis.
Sarocha dan Juan kaget mendengar jawab Nya. Davika, kejutan apa lagi ini?, sungguh semuanya seperti sekumpulan puzzle yang mulai terbentuk satu persatu.
"Biarkan aku yang bicara dengan Becca", ucap Sarocha.
"Tolong yakinkan dia Sarocha, saya sudah lama mencari keberadaannya", jawab Nya. Davika.
Sarocha mengangguk lalu kemudian pergi menyusul Becca di kamar, sementara Juan mencoba menenangkan Nya. Davika.
Skip...
Becca sedang duduk di kursi dekat jendela kamar Sarocha, dia sedang menangis. Gadis itu tidak menyangka dengan kejutan yang dia dapatkan hari ini, dia harusnya bahagia tapi kenyataannya dia tidak merasa bahagia. Gadis itu membenamkan wajahnya pada kedua lututnya dan menangis sesegukan.
"Sayang?". Panggil Sarocha.
Becca mengangkat wajahnya dan menatap Sarocha, suara tangisannya langsung terdengar. Sarocha lalu memeluk Becca, memberikan ketenangan pada gadis itu, sementara Becca membenamkan wajahnya pada perut Sarocha, hingga membuat baju Sarocha basah dengan air matanya.
"Dia berbohongkan?, aku bukan putrinya, bagaimana mungkin dia mengakui diriku sebagai putrinya hanya karena dia tahu ada bekas luka di kaki kiriku", ucap Becca dalam tangisnya.
"Sssshhhttt....jangan menangis, aku tidak suka melihat mu menangis", jawab Sarocha sambil mengusap kepala Becca dengan lembut.
Sarocha lalu mengurai pelukannya dan berjongkok di hadapan Becca, dia menghapus air mata gadis itu dan memberikan kecupan singkat di bibirnya.
"Aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini, mungkin ini sedikit sulit tapi aku yakin semua memang telah terencana oleh Tuhan. Jika kau dan Nya. Davika tidak memiliki sebuah ikatan, aku yakin kau tidak akan seperti ini tapi buktinya kau menyangkal bahkan hari ini adalah pertama kalinya aku melihatmu menangis seperti anak kecil, itu sudah menjawab semuanya sayang". ucap Sarocha.
"__"
"Sekarang aku percaya bahwa takdir pasti akan menemukan jalannya, siapa yang bisa menebak ini akan terjadi, Tuhan mempertemukan kita berdua agar kau bisa bertemu dengan ibu kandungmu, biarkan dirimu menerima ini perlahan-lahan, kau akan mengerti setelah kau bisa menerimanya", tambah Sarocha lagi.
Becca menatap Sarocha, dia menangkup pipi Sarocha dengan kedua tangannya, "Dia tidak akan mengambil diriku dari dirimu kan?, jangan biarkan dia mengambilku dari mu", ucap Becca.
Sarocha merasa hatinya sakit mendengar rengekan gadis yang biasanya dialah yang selalu menyemangati Sarocha.
Sarocha mencium kedua telapak tangan Becca, "hanya Tuhan yang boleh mengambilmu dari ku begitu pun sebaliknya, kau akan selalu bersamaku", jawab Sarocha. "Sekarang, biar aku ambilkan makanan dulu sebaiknya kita makan di kamar saja", tambahnya lagi.
Skip...
Malam sudah menjelang tapi Becca belum mau keluar kamar, untung saja Sarocha bisa memberikan pengertian kepada Nya. Davika aga memberikan Becca kesempatan sehingga wanita itu tidak bersikeras ingin bertemu dengan Becca.
"Apa Becca tetap belum ingin bertemu Nya. Davika?", tanya Juan, saat ini dia dan Sarocha sedang berada di ruang keluarga.
Sarocha menganggukkan kepalanya, "Dia butuh waktu untuk bisa menerima ini semua, aku pikir aku juga akan seperti itu jika berada di posisinya", jawab Sarocha.
Juan menghela nafasnya, namun kemudian dia mengingat sesuatu, "Kedua orang tuamu akan datang besok, kau sudah tahu?". tanyanya.
"Hemm...daddy menelpon ku tadi, aku meminta mereka tinggal disini tapi mereka tidak mau, aku bisa memahami itu", jawab Sarocha.
"__"
"Juan aku ke kamar dulu, Becca mungkin membutuhkan ku".
"Membutuhkanmu?", tanya Juan, dia bertanya sambil tersenyum ke arah Sarocha.
Wajah Sarocha seketika berubah menjadi merah, Juan sedang menggodanya. "Jaga pikiranmu, maksudku bukan seperti itu", jawab Sarocha.
Juan tertantang ingin menggoda ibu tirinya lebih jauh lagi, "Aku ingin menanyakan sesuatu padamu, boleh?", tanyanya.
"Apa?".
"Waktu aku dan Yha di rumah bunga malam itu, kau dan Becca juga ada disitu, apa yang kalian lakukan di rumah bunga itu?", tanya Juan.
Blluuusssshhhh...
Kali ini Sarocha tidak bisa mengendalikan dirinya, dia bukan tipe wanita yang bisa menyimpan ekspresi perasaannya, "Kau...", ucapnya pada Juan, tapi kemudian wanita itu berlari menaiki tangga dan meninggalkan Juan yang tertawa keras karena berhasil menggodanya.
Sarocha masuk ke dalam kamar dengan pipi yang merah dan jantung yang berdegup kencang, dia sangat malu dengan pertanyaan Juan padanya.
"Kau kenapa?", tanya Becca.
Sarocha menatap Becca yang berdiri tak jauh darinya, "Hemm tidak apa-apa?", jawabnya, Sarocha langsung naik ke ranjang tapi Becca menahan tangannya.
"Siapa yang menggodamu?", tanya Becca.
Sarocha menatap Becca yang terlihat cemburu, "Juan...dia".
"Jadi yang membuat pipimu merah begini adalah Juan?, apa maksud semua ini?", tanya Becca yang memotong perkataan Sarocha.
Sarocha menangkup pipi Becca, gadis itu sedang cemburu pada Juan, "dia menggodaku dengan bertanya kenapa kita berdua bisa berada di rumah bunga pada malam dimana dia dan Yha ada disitu, jangan salah paham sayang", jawab Sarocha.
Becca sedikit bingung dengan jawaban Sarocha, tapi kemudian dia paham, "Wait, jadi Juan tahu kita berdua ada disitu juga?", tanya Becca.
"Yes...He know".
Becca tersenyum, dia lalu menarik pinggang Sarocha agar mendekat padanya, "Lalu kenapa kau malu?", tanya Becca dengan suara pelan dan menggoda.
Sarocha merasa tubuhnya merespon lain perlakuan Becca padanya sekarang, Sarocha bahkan kesulitan menelan salivanya, "sebaiknya kita tidur atau ceritakan padaku bagaimana suasana hatimu saat ini", jawab Sarocha dengan gugul.
Becca menatap mata Sarocha dengan intens, "aku menginginkanmu sekarang", jawabnya sambil menarik tengkuk Sarocha dan melumat bibir wanita itu dengan rakus.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Nyonya
RomanceSarocha Chankimah, adalah seorang model yang harus merelakan karirnya karena menikahi seorang pengusaha kaya raya yang usianya terpaut jauh darinya, kehidupan rumah tangganya pun tidak berjalan harmonis karena sang suami tidak mampu menjalankan tuga...