Bab 21 : Apa Pun Untukmu

2.1K 234 15
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul dua malam tapi baik Becca maupun Sarocha belum ada yang tidur, mereka berdua masih terjaga sementara Irin terus mendengkur di atas ranjang.

"Mau tidur di dalam rumah?, kita bisa memindahkan kasur ini di situ", ucap Becca saat melihat Sarocha terus memutar tubuhnya ke kiri dan ke kanan.

Wanita itu menatap Becca, dia mengangguk pertanda kalau dia setuju. Keduanya lalu bangun, Becca kemudian menarik kasur tersebut ke dalam rumah diikuti Sarocha yang membawa bantal.

Becca merapikan kasur dan bantal untuk Sarocha, "tidurlah", ucap Becca.

Sarocha lalu tidur menghadap ke arah Becca, selama mereka tidur bersama Sarocha tidak pernah membelakangi Becca, kecuali Becca sendiri yang memintanya. "kenapa kau berkeringat sekali?", tanya Becca saat melihat kening Sarocha berkeringat.

"Aku kepanasan", jawab Sarocha.

Becca mengerti, wanita ini terbiasa tidur di ruangan yang sejuk dan di atas kasur yang empuk dengan bantal kepala dan guling yang lembut, merasakan tidur di lantai dengan kasur tipis dan suhu ruangan yang panas tidak akan pernah membuat wanita itu bisa tidur dengan nyenyak. Merasa kasihan Becca lalu bangun dan mengambil sesuatu, gadis itu mengambil sebuah kipas dan mulai mengipasi Sarocha.

"tidurlah", ucap Becca dengan lembut.

Sarocha merasakan kehangatan langsung menyentuh hatinya, mata indahnya terus menatap Becca dalam diam, sebuah perasaan yang sulit ia ungkapkan tiba-tiba saja, muncul di dalam hatinya.

"Kenapa menatapku begitu, hemm?", tanya Becca.

"Entah apa yang akan terjadi padaku, jika kau tidak pernah datang sebagai pelayanku dulu".

"__"

"Aku seperti merpati yang terkurung di dalam sangkar dan kau datang melepaskan ku dari sangkar itu", mata Sarocha mulai memanas.

"__"

"Aku memang belum terbiasa dengan keadaan ini tapi aku akan berusaha, satu pintaku jangan pernah meninggalkan aku",

"__"

"aku bisa mati kalau kau pergi Becca", ucap Sarocha lagi, kali ini dia tidak bisa lagi menahan tangisnya.

Mendengar perkataan Sarocha dan ditambah melihat wanita itu menangis, membuat hati Becca teriris, dia menarik Sarocha ke dalam pelukannya dan menghujani kepala wanita itu dengan ciuman.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, karena jika itu terjadi berarti saat itu aku mungkin telah tiada", jawab Becca.

"Hiks..hikss...jangan bicara begitu, kau harus tetap dan selalu bersamaku", ucap Sarocha.

Becca memperkuat pelukannya pada Sarocha, "maafkan aku yah, maafkan aku tidak bisa berbuat lebih padamu tapi aku janji aku akan selalu menjagamu", jawab Becca.

"I love you".


Skip...

Keesokan paginya....

Praaangggg....

Sebuah gelas kristal melayang, hampir saja gelas itu mengenai kepala seorang ART yang sedang membersihkan perabotan di dalam rumah, tuan marah besar, masalahnya sudah lebih dari satu minggu Sarocha menghilang tapi belum juga ada kabar dimana wanita itu berada, Mr. Apo sudah kembali ke New York tapi pria itu pergi dengan meninggalkan sebuah ancaman, jika Sarocha tidak ditemukan dia akan mengambil semua aset milik tuan Jimmy.

"Tenangkan dulu dirimu, darah tinggimu bisa naik", ucap Nam pada pria tua itu.

Tuan mengambil gelas kristal yang baru dan menuangkan wine ke dalam gelas itu, "aku bersumpah, jika aku menemukan Sarocha dan siapa pun yang berani menyembunyikan dirinya dari ku, aku tidak akan segan-segan mengulitinya hidup-hidup", ucap tuan sambil meneguk minuman di tangannya.

Juan hanya memantau dari atas lantai dua, senyuman evil terpancar di bibirnya saat mendengar ucapanya ayahnya, pria itu juga menyimpan rencananya sendiri.

"Aku akan menghancurkan semuanya sebelum kau menemukan Sarocha", ucap Juan dari dalam hati.

Sementara itu di rumah Irin, Becca sedang membuat sarapan untuknya dan Sarocha, wanita itu membuat telur ceplok karena hanya itu bahan makan yang ada di dalam kulkas.

Melihat Becca yang memakai celemek sambil menggoreng telur, membuat Sarocha ingin bermanja dengannya, wanita itu berjalan mendekati Becca dan memeluknya dari belakang.

"Aku sedang menggoreng telur, menjauhlah aku tidak ingin kau terkena minyak panas", ucap Becca dengan lembut.

"Auuu".

"Astaga, kenapa?, sudah ku bilang jangan mendekat nanti kau kena minyak panas", ucap Becca sambil mematikan kompor dan memeriksa tangan Sarocha.

Sarocha tersenyum melihat Becca yang panik, dia lalu mengecup singkat bibir gadis itu. "kau mengerjaiku?", tanya Becca.

Sarocha hanya tersenyum dan mengangguk, merasa gemes pada Sarocha membuat Becca menangkup kedua pipi wanita itu dan melumat bibirnya dengan rakus, mereka berdua saling beradu ciuman dengan panas.

"Woiii...bisakah kalian tidak bermesraan di rumahku?, aku masih disini setidaknya hargai perasaanku", ucap Irin yang tiba-tiba keluar dari kamar dan mendapati adegan ciuman panas dari Becca dan Sarocha.

Sarocha yang malu langsung bersembunyi di belakang Becca, "kau membuatnya malu", ucap Becca.

Irin menatap Sarocha yang bersembunyi di belakang Becca, "Nyonya maafkan aku, aku tidak mengatakan itu pada Nyonya tapi pada gadis gila ini", jawab Irin.

"Kenapa aku?", Becca tidak terima.

"__"

"Irin, jangan mengatai Becca dengan gadis gila, aku sangat mencintainya", ucap Sarocha.

Becca tersenyu mendengarkan perkataan Sarocha, dia menjulurkan lidah ke arah Irin yang tampak ngeri mendengarkan ucapan itu.

"Aku bisa gila jika berlama-lama dengan kalian, dimana sarapanku", jawab Irin dengan ketus.

"ini dan ini untuk mu sayang", ucap Becca sambil memberikan dua buah telur dadar.

"sayang, kau akan makan denganku?", tanya Sarocha.

"Hemm..kita akan makan bersama", jawab Becca sambil duduk di dekat Sarocha.

Irin semakin merasa tertekan, apa lagi saat dia melihat telur dadarnya yang ukurannya sangat kecil.

"Kenapa telur dadar ini kecil sekali?", tanya Irin.

"__"

"Kau mengurangi ukurannya Becca?",

"Jangan menuduhku, itu telur utuh bedanya telur itu ukurannya terlalu kecil makanya hasilnya juga begitu", jawab Becca.

"Irin makanlah, aku yakin itu telur ayam prematur", tambah Sarocha.

Becca dan Irin hampir menyemburkan makanan mereka, Sarocha ini ada-ada saja, mana ada telur ayam prematur, untuk mencegah dia bicara yang aneh-aneh lagi Becca kemudian menyuapi Sarocha, "kalau makan tidak boleh banyak bicara", ucap Becca.

I Love You NyonyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang