Chandra © Fukuyama12 (2023)Genre: Fantasi Gelap Nusantara
.
Bayang 23 Dari Atas Pohon
Berkat perseteruan yang terjadi pagi hari tadi, hanya tersisa setengah dari sekumpulan orang yang pergi mencari Danastri. Beberapa di antara mereka pun memberikan alasan untuk pergi mencari temannya yang hilang, bukan benar-benar mencari keberadaan Danastri.
Tidak ada yang memprotes mereka. Banyak yang memilih diam dengan tidak membenarkan atau menyalahkan apa yang sedang terjadi. Namun di saat yang sama, mereka mencemaskan orang-orang yang hilang semalam.
Mitos yang sebelumnya sudah terkenal sekarang menjadi semakin menakutkan. Tidak sedikit aku mendengar orang tua yang memberikan peringatan kepada anak-anak mereka agar kembali bahkan sebelum senja datang.
Beberapa juga menghalangi mereka untuk masuk ke hutan atau berenang di sungai yang ada di sana, takutnya meski matahari masih bersinar, mereka tetap akan hilang dengan misterius.
Memang tidak ada yang tahu kenapa warga bisa menghilang. Entah itu karena dimakan oleh hewan buas atau hal lain yang tidak bisa dibayangkan. Kebanyakan percaya jika itu adalah ulah penunggu asli hutan yang terganggu dengan keberadaan manusia.
Aku menegak air sungai yang jernih. Kesegaran yang tidak dapat tergantikan menyelimuti tenggorokan seketika. Tidak mau kehilangan rasa dingin, aku membasuh muka hingga mengenai beberapa anak rambutku. Cukup lelah juga mencari Danastri dengan mengelilingi hutan.
Aku menatap Mahesa yang mengipasi badannya dengan daun yang ukurannya bahkan lebih besar dari kepalanya. Dia terlihat sama lelahnya. Karena sekarang masih musim kemarau, jadi suhu gunung tidak terlalu dingin dan tidak ada awan mendung yang menutupi cahaya matahari yang terik dan membakar.
"Selanjutnya kita ke mana lagi?" tanyaku pada Mahesa, pasalnya hanya ada kami berdua saja. Kami memutuskan untuk tidak ikut dengan kelompok lain yang lebih fokus mencari warga hilang dibandingkan Danastri.
Telingaku terasa tidak enak saat mendengarkan pembicaraan yang dilakukan oleh mereka. Pasti obrolan tentang kepala dusun dan Danastri yang tadi kembali dibahas. Mendengarnya saja sudah membuat hatiku panas. Aku tidak tahan mendengar temanku dijelekkan seperti itu.
Mahesa tampak berpikir keras. Memang hampir seluruh bukit sudah dijelajahi, hampir tidak ada tempat untuk mencari Danastri kecuali pergi melewati bukit.
"Bagaimana dengan mata air yang waktu itu? Sepertinya kita belum ke sana," usul suara yang tiba-tiba muncul dari belakang.
Aku dan Mahesa menoleh pada gadis berkulit cokelat manis dan berambut sebahu itu. Keringat membasahi dahinya dan membuat beberapa anak rambutnya menempel di kulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra
Fantasy"Jangan main kalau matahari mulai terbenam, nanti kamu bisa hilang! Apalagi kalau sampai masuk ke Alas!" Bukan untuk menakut-nakuti anak kecil agar pulang sebelum senja, tetapi itu memang pantangan bagi seluruh penduduk Dusun Pedhukul tidak peduli u...