"Tolong! Tolong aku!"
Pemuda itu menatap lekat-lekat apa yang ada di hadapannya. Ia tidak mengeluarkan satu suara pun, hanya bernapas dalam selimut keheningan. Ia juga tidak bergerak dan hanya berdiri saja.
"Kenapa kamu tidak menolongku sama sekali?"
Chandra terdiam. Ia hanya memalingkan wajah dan menarik napas panjang. DI sini, mereka hanya berdua, tetapi Chandra seolah-olah sedang melihat hantu di tempat keramaian dan memutuskan untuk menghiraukannya.
Sosok itu mendekati Chandra dengan terseok-seok, lalu meraih ujung kain tenun kuning keemasan yang ia lilitkan di pinggang. Tangis sesenggukan yang penuh dengan rasa sakit dan derita menjadi alunan di telinga Chandra, menggantikan dengung menyakitkan yang tadi memenuhi telinganya.
"Kenapa kamu diam saja!"
Bukannya menjawab, Chandra makin membisu. Akan tetapi, mungkin karena lelah sudah berada di tempat ini atau apa, Chandra pun membuka mulutnya.
"Bukannya aku tidak mau, tapi—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandra
Фэнтези"Jangan main kalau matahari mulai terbenam, nanti kamu bisa hilang! Apalagi kalau sampai masuk ke Alas!" Bukan untuk menakut-nakuti anak kecil agar pulang sebelum senja, tetapi itu memang pantangan bagi seluruh penduduk Dusun Pedhukul tidak peduli u...